Di Indonesia, hampir tidak ada siswa yang mencapai skor membaca pada Level 5 atau lebih tinggi (rata-rata OECD: 7%). Siswa-siswa ini mampu memahami teks yang panjang, menangani konsep-konsep abstrak atau yang bertentangan dengan intuisi, serta membedakan antara fakta dan opini berdasarkan isyarat implisit yang berkaitan dengan konten atau sumber informasi.
Apa yang dipahami dan dapat dilakukan siswa dalam bidang sains.
Sekitar 34% siswa di Indonesia mencapai Level 2 atau lebih tinggi dalam sains (rata-rata OECD: 76%). Setidaknya, siswa-siswa ini mampu mengenali penjelasan yang tepat untuk fenomena ilmiah yang umum dan dapat memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk mengidentifikasi, dalam kasuskasus sederhana, apakah suatu kesimpulan valid berdasarkan data yang tersedia.
Di Indonesia, hampir tidak ada siswa yang berprestasi dalam sains, yang berarti mereka hanya menguasai Level 5 atau 6 (rata-rata OECD: 7%). Siswa-siswa ini mampu secara kreatif dan mandiri menerapkan pengetahuan sains mereka dalam berbagai situasi, termasuk situasi yang tidak dikenal.
Data hasil penelitian OECD.org berupa Hasil PISA diatas menunjukan Indonesia semakin mengalami ketertinggalan literasi, matematika dan sains dari negara-negara glonal yang tergabung di OECD.org sebagai subyek penelitian.
Data ini semakin menjadi pukulan berat bagi pemerintah Republik Indonesia baik sejak Pemerintahan Soekarno sampai dengan Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bagaimanapun tujuan nasional mencetak generasi emas mendapat tantangan yang lebih besar dan sangat terjal berliku.
Upaya-upaya pemerintah seakan gagal dan tak berguna sekali Ketika data hasil PISA, menggambarkan betapa buruknya kialutas Pendidikan dan karakter generasi yang akan disiapkan menjadi generasi Emas 2045 mendatang.
Langkah Strategis Pemerintah guna mempersiapkan Generasi Emas 2045
Rendahnya hasil penilaian PISA Indonesia menunjukan bahwa tantangan pemerintah mempersiapkan generasi emas 2045 sangat kompleks. Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah masih belum membuahkan hasil, bahkan terkesan gagal total. Bahkan di sektor minat baca saja kita masih kalah dengan Vietnam dan ini merupakan pukulan telak bagi pemerintah.
Kebutuhan dasar yaitu mengentaskan buta aksara, buta literasi yang mempengaruhi rendahnya minat baca adalah kebutuhan mendesak yang mesti dibenahi agar seluruh Masyarakat Indonesia mampu menjalankan aktifitas membaca kapanpun dan dimanapun. Akses Internet menurut data We Are Social bahwa Penduduk Indonesia yang melek internet berjumlah 185,3 juta atau sekitar 66,5 % dari populasi penduduk Indonesia. 61,1% jumlah penduduk Indonesia mengakses informasi berita/membaca newsonline. Artinya dalam era digital, Masyarakat Indonesia sudah familiar dengan internet dan akses berita di dunia maya.
97,4% pengguna internet mengaksesnya dengan menggunakan Smartphones, sehingga alat/devise handphone mampu menyediakan sarana untuk mengakses berita di internet dan mampu mempengaruhi minat baca pada ilmu pengetahuan atau berita di internet.