Mohon tunggu...
Rendi Fadillah
Rendi Fadillah Mohon Tunggu... Jurnalis - Editor

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

QRIS Antarnegara Menumbuhkan UMKM-Pariwisata, Transaksi Lebih CeMuMuAH

17 Juni 2023   14:22 Diperbarui: 17 Juni 2023   14:25 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembayaran dengan QRIS untuk berbagai transaksi kini bisa dilakukan antar Negara ASEAN, baik di Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Gambar : bi.go.id (27/02/2023).

 

Seorang Youtuber bernama Fikri dalam channel-nya @Exploringwithfikri membagikan pengalamannya menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) saat berada di Kota Bangkok, Thailand, Senin (20/3/2023). Dari Sathorn Ghost Tower yang terkoneksi langsung dengan BTS Skytrain, Fikri ingin pergi ke Stasiun Saphan Taksin sekitar pukul 15.23 ICT.

Ketika membeli tiket angkutan cepat kereta api melayang itu, Fikri biasanya menggunakan uang cash (koin Baht) atau e-money Rabbit Card. Tapi hari itu, dia justru membayar dengan QRIS BCA Mobile. Di sebuah mesin tiket BTS Skytrain mandiri, Fikri mengklik stasiun tujuan, keluar tarif angkutan senilai 32 Baht Thailand (THB). Di sana tertera pilihan pembayaran menggunakan Rabbit Card atau Thai QR Payment.

“Biasanya saya bayar pakai koin atau Rabbit Card, sekarang saya mau coba bayar pakai QRIS,” katanya. 

Dia kemudian memindai Thai QR dengan QRIS BCA Mobile, muncul di layar HP-nya nilai konversi mata uang Rupiah yang mesti dibayar sebesar Rp14.719,78 (32 Baht) dengan kurs 1 THB Rp459,99, beserta sumber pembayaran melalui rekening bank. 

“Sudah ada QRIS di Thailand, jadi bisa buat bayar apapun. Tak perlu khawatir lagi liburan ke Bangkok,” terang Fikri.

Tangkapan layar Youtube @Exploringwithfikri, Fikri memindai barcode Thai QR Payment dengan QRIS BCA Mobile saat membeli tiket BTS Skytrain Bangkok di mesin tiket mandiri, pada 20 Maret 2023.
Tangkapan layar Youtube @Exploringwithfikri, Fikri memindai barcode Thai QR Payment dengan QRIS BCA Mobile saat membeli tiket BTS Skytrain Bangkok di mesin tiket mandiri, pada 20 Maret 2023.

Manfaat pembayaran dengan QRIS di Thailand nyatanya sudah berlangsung cukup lama, sejak Indonesia-Thailand mengawali fase uji coba penggunaan QRIS Antarnegara pada 17 Agustus 2021. Selanjutnya fase implementasi melibatkan 76 penyedia jasa sistem pembayaran (PJSP) kedua negara per 29 Agustus 2022. Saat itu Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral Republik Indonesia (RI) dan Bank of Thailand (BoT) meresmikan kerjasama pembayaran berbasis QR Code lintas negara (cross-border QR payment linkage) ini.  

Di hari yang sama BI juga meluncurkan QRIS Antarnegara, kerjasama dengan Bank Sentral Negara-Negara ASEAN lainnya seperti Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), dan Monetary Authority of Singapore (MAS). Dengan demikian, penggunaan QRIS tak hanya dapat dilakukan di Negara Thailand, tetapi juga di Malaysia, Singapura, dan Filipina begitu sebaliknya di Indonesia.

Jadi turis asing misalnya orang Thailand atau Malaysia yang datang ke Bali atau Jakarta tak perlu repot-repot lagi menukar mata uang Rupiah di bank atau money changer untuk jajan. Mereka cukup scan barcode QRIS saat membayar transaksi apapun di berbagai merchant QRIS. Sebaliknya orang Indonesia yang berwisata ke Thailand, Malaysia, dan negara lainnya juga bisa memakai QRIS. Layaknya Fikri menggunakan QRIS BCA Mobile saat membayar tiket BTS Skytrain Bangkok.

Implementasi Regional Payment Connectivity (RPC) sebagai bagian dari “G20 Roadmap for Enhancing Cross-border Paymnets” ini tak lain untuk mendorong konektivitas atau keterhubungan antarnegara (cross border transaction), meningkatkan efisiensi dan volume transaksi pembayaran lintas negara, memacu pertumbuhan ekonomi (epicentrum of growth), khususnya dari sektor perdagangan (UMKM) dan pariwisata. Kemudian memperbesar jumlah wisatawan mancanegara, mempromosikan ekonomi digital dan inklusi keuangan, hingga memperkuat stabilitas makroekonomi melalui penggunaan mata uang lokal yang lebih luas. 

QRIS Antarnegara yang merupakan milestone Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia tahun 2025 mendukung pembayaran lebih murah, cepat, transparan, dan inklusif.

Seperti diungkapkan Presiden RI, Joko Widodo bahwa peluncuran QRIS Antarnegara oleh Bank Indonesia menjadi bukti negara kita mengikuti kecepatan perubahan teknologi digital di bidang ekonomi.

“Saya minta kepada BI agar QRIS ini dapat dikoneksikan antarnegara. Sehingga memudahkan UMKM kita, memudahkan dunia pariwisata kita berhubungan dengan negara lain, baik itu Thailand maupun semua negara di ASEAN. Kita harapkan terjadi efisiensi dan kita tak hanya menjadi pasar, menjadi pengguna, tetapi juga yang memiliki platform aplikasi,” katanya pada acara “Peluncuran QRIS Antarnegara” di Jakarta live Youtube Sekretariat Presiden, Senin (29/8/2022).

Proses Transaksi Lebih CeMuMuAH

Saat ini QRIS dengan mudah bisa diakses seluruh lapisan masyarakat mengingat penyedia jasa pembayaran (PJP) di Indonesia maupun negara ASEAN sudah cukup banyak. Ada bank digital, mobile banking, maupun dompet digital (e-wallet) seperti DANA, OVO, Shopee, Link Aja. Pembayaran dengan QRIS bisa dilakukan di berbagai merchant berlogo QRIS untuk transaksi apapun, baik itu belanja di toko atau warung, membayar parkir, membeli tiket wisata, hingga menyumbang donasi.

Sesuai slogannya, dengan QRIS semua proses transaksi menjadi lebih CeMuMuAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal). Apalagi saat ini pola transaksi non tunai sudah menjadi kebiasaan baru di Tanah Air, terutama sejak QRIS diperkenalkan BI pada 17 Agustus 2019 silam. 

Bank Indonesia mencatat hingga triwulan 1 2023 pengguna QRIS telah mencapai 32,41 juta dengan 25,37 juta merchant. Sementara transaksi per Maret 2023 sebesar Rp15,35 triliun dengan volume 153 juta transaksi. Tahun ini diproyeksi pengguna QRIS tembus 45 juta dengan volume transaksi 1 miliar.

QRIS Antarnegara turut mewujudkan target BI tersebut. Ketika pasar semakin luas, transaksi mudah dan integratif se-ASEAN, akan meningkatkan permintaan penggunaan QRIS, merchant bertambah, transaksi semakin besar. Pada akhirnya memacu pertumbuhan UMKM dan menggeliatkan pariwisata berbagai negara. Ketika UMKM berkembang pesat, perekonomian RI melaju cepat mengingat sektor UMKM berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dari 65,4 juta unit usaha, UMKM menopang sekitar 61 persen PDB dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional (KemenkopUKM, 2021).

Indonesia pun akan cepat menjadi negara maju atau berpenghasilan tinggi, ketika pertumbuhan ekonomi bisa di atas 6 persen per tahun, dari rata-rata saat ini 5 persen per tahun. Proyeksi GNI (gross national income) per kapita pada 2042 akan masuk ke level high income sebesar US$ 18.790, sementara jika pertumbuhan rata-rata 7 persen mencapai US$ 30.000 pada 2045.

Tahun lalu, nilai pembayaran lintas negara di seluruh dunia sebesar US$ 156 triliun, meningkat dari 2018 yang baru US$ 127,8 triliun (bi.go.id, 9/5/2023). Volume transaksi ini diyakini terus naik di masa mendatang seiring pembayaran lintas negara yang lebih murah, cepat, transparan, dan bisa diakses siapa saja.

Setali tiga uang dengan tingkat kunjungan turis yang masih bertumbuh di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif kunjungan turis asing tahun 2022 sebanyak 5,47 juta, naik 251,28 persen dibanding 2021 yang hanya 1,55 juta kunjungan. Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia pada 2022 sebesar US$ 1.448,01 per kunjungan. Jika dikalkulasi dengan nilai Rupiah saat ini (16/6, Rp14.947 per US$), maka pengeluarannya setara Rp21.643.405.

Setelah adanya QRIS Antarnegara, pengeluaran turis dapat semakin besar. Mereka tak akan ragu lagi meningkatkan porsi belanjanya saat mengunjungi destinasi wisata atau UMKM, lantaran takut uang cash negara lain kurang atau harus menukar uang terlebih dahulu ke bank. Mereka tinggal mengisi saldo rekening bank atau dompet digital yang ada untuk membayar dengan QRIS.

Menyentuh Hingga Usaha Mikro

Kini merchant QRIS sudah menyentuh usaha masyarakat hingga lapisan terbawah (mikro), seperti pedagang jamu yang tergabung dalam Komunitas Kampung Jamu Bintara 16 di Kelurahan Kuto Batu, Kota Palembang.

Koordinator Komunitas Kampung Jamu Bintara, Dian Lestari Ekawati menceritakan 23 pedagang jamu di kampungnya sudah menggunakan QRIS sejak akhir 2021. Fasilitas pembayaran digital itu diterbitkan Bank BRI dan Bank Sumsel Babel (BSB) sepaket saat mereka mendapatkan kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Cuma namanya pedagang tradisional, banyak yang belum paham, banyak juga yang sudah sepuh. Mereka (bank, red) lalu sosialisasi, begini begini. Mereka menjelaskan manfaat QRIS, nanti setiap transaksi masuk ke rekening pedagang sendiri. Setelah itu bank menerbitkan QR Code-nya.” 

Sekarang kemana-mana, keliling Kota Palembang, pedagang jamu membawa barcode QRIS.

Pedagang jamu dari Kampung Jamu Bintara 16 membawa barcode QRIS saat menjual jamu ke warga Kampung Sayur Jl Cempaka, Kota Palembang. Foto : ALFERY/SUMEKS
Pedagang jamu dari Kampung Jamu Bintara 16 membawa barcode QRIS saat menjual jamu ke warga Kampung Sayur Jl Cempaka, Kota Palembang. Foto : ALFERY/SUMEKS

“Kalau keliling perusahan banyak juga yang nanyain QRIS, karena pegawai rata-rata tidak bawa uang cash.”

Yang menguntungkan saat ikut bazar UMKM bersama Perbankan.

“Wajib itu dari penyelenggara, karena semua transaksi pembayaran menggunakan QRIS. Ini katanya mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang dicanangkan Bank Indonesia. Stok jamu berapa pun pasti habis. Biasanya sehari bazar, satu pedagang bawa 100 botol, harganya Rp10 ribu per botol. Empat hari bazar bisa habis 400 botol.” 

Di acara bazar, bank biasanya memberikan diskon bagi pengunjung yang melakukan pembayaran dengan QRIS di merchant.

“Misalnya harga jamu kita Rp10 ribu per botol, jualnya ke konsumen harga diskon Rp8 ribu, Rp2 ribunya disubsidi bank. Jadi pedagang masih tetap mendapat harga normal.”

Penawaran seperti ini tentu saja menarik konsumen memperbesar jumlah transaksinya, terutama bagi turis asing yang berkunjung ke Indonesia.

“Bagi pedagang jamu juga menguntungkan, karena kami bisa menjual dengan harga lebih murah, tapi omset dan keuntungan yang didapat berkali lipat.”

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan setidaknya ada tiga keuntungan yang dapat diraih dengan konektivitas pembayaran digital lintas batas ini.

Pertama, QR Standar, fast payment, dan mata uang lokal akan terhubung satu sama lain. Kemanapun kita pergi ke negara-negara ASEAN, kita bisa menggunakan QR. Itu akan menjadi pembayaran yang sangat cepat dan mudah. Kedua, kita membuat legasi lewat ditilitasasi untuk membantu kaum perempuan dan kamu muda. Kita ciptakan koneksi bukan hanya soal uang, tetapi untuk hidup yang lebih baik. Ketiga, kesepakatan yang dicapai oleh lima negara ASEAN adalah sebuah langkah awal masuk ke dunia digital yang lebih besar, yaitu dari Asia ke global (kominfo.go.id, 14/11/2022).

Pada akhirnya implementasi QRIS Antarnegara patut kita dukung bersama-sama, karena menjadi salah satu kunci mendorong aktivitas perekonomian lokal dan ASEAN. Pengembangan interkoneksi sistem pembayaran ASEAN merupakan capaian signifikan dari Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 dalam upaya mewujudkan kawasan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di dunia. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun