Mohon tunggu...
Naries
Naries Mohon Tunggu... Lainnya - PNS

PNS .

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Asa untuk Papuaku

15 September 2022   11:47 Diperbarui: 15 September 2022   13:01 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat Malioboro dihentak perkusi

aku terasuk rohmu

Menepi di sudut-sudut kotamu

Menerawang rimba Papua yang elok lestari

Menalar dan menimbang

antara pasir Merapi yang hitam mensejahterakan

dan emas Nemangkawi yang berkilau menyengsarakan

Di sini jaya di sana sengsara

lalu ketika senjamu berpijar lampu jalanan

kulihat sungai Mamberamo mengular datang menghitam

Ada kilau emas di matanya

tapi taringnya mengucurkan bisa membekas di aspalmu

Sungguh ada goda untuk bertahan

Melihat lenggokmu dalam jaipongan

Mendengar senandungmu dalam keroncong

Bersandar di tembok-tembokmu yang meneduhkan

Tapi putraku menarik aku untuk tersadar dari rasukanmu

oleh teriaknya yang bergemuruh melihat Gery yang lari dari Dogiyai

Aku harus pulang dengan cenderawasih yang terparkir di bandaramu

Ah, berapa masa lagi kotaku akan sepertimu.

Malioboro, 13 September 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun