Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kopi O (h) Kopi "Zaman Old" di "Zaman Now"

1 Februari 2018   13:12 Diperbarui: 5 Februari 2018   12:05 2728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depan kedai
Depan kedai
Mendengar kata "warung pertama" saya bersemangat untuk mencicipi langsung di tempat asalnya. Saat rombongan melewati warung menuju hotel, sudah lewat jam sembilan malam. Sampai di hotel langsung bersih-bersih. Jam 22:00 janjian di lobby dengan   teman-teman yang mau ikut 'ngopi" lalu jalan kaki menuju warung. Beruntung, warung kopi ini buka  hingga lewat tengah malam.

Depan kedai
Depan kedai
Letaknya di Jl. Siburik Barat No. 4, Tanjung Pandan. Malam itu masih banyak pengunjung menikmati kopi sambil kongkow. Saya memesan Kopi O dingin, teman lainnya  memesan  kopi O panas, kopi susu dan pisang bakar coklat keju, ingin roti bakar tapi sudah habis.

Es Kopi
Es Kopi
pisang bakar
pisang bakar
Kopi O dinginnya juara, walaupun ditambah es batu tapi rasa pekatnya kopi tetap terasa sampai tetes terakhir. Tidak terlalu manis dan tercium harumnya kopi. Kami mencicipi juga seduhan extract kopi yang pekat tanpa  gula, dihidangkan hanya sedikit di gelas kecil. Gila juga ya, ngopi tengah malam.  

extract kopi
extract kopi
Bertemu dan ngobrol tentang kopi dengan salah satu generasi kedua pengelola Warung Kopi Kong Djie. Menurut beliau, permintaan untuk membuka warung kopi ini meningkat di berbagai kota, untuk menjaga kualitas dan persaingan, beberapa syarat di berlakukan misalnya berjarak 5 km antara satu tempat dengan tempat lainnya.

pengelola
pengelola
kongkow
kongkow
Saya juga sempat bertanya, darimana bahan kopinya? Melihat Pulau  Belitung  tidak punya perkebunan kopi. Kopi yang dipakai berasal dari Lampung dan Pulau Jawa, ada kopi Robusta  dan Arabika yang di 'blend" menghasilkan  kopi Kong Djie yang enak rasanya, hebat kan.

jendela
jendela
tiga teko
tiga teko
Kopi O (h) Kopi

Duh, jadi pingin mampir lagi ke dua kedai kopi ini, menikmati Kopi O dan menu lainnya. 

Indonesia kaya dengan hasil bumi, salah satunya adalah kopi. Dari Sabang sampai Merauke kita mengenal banyak kopi yang dihasilkan dari tanah Nusantara. Tidak asing lagi dan digemari, misalnya  Kopi Aceh, Kopi Lampung, Kopi Bali sampai Kopi Papua. 

Hasil dari tanah subur dan kaya ini memerlukan ide, kreatifitas dan tangan yang bisa mengolah, mengembangkan hasil alam dan mengangkat citra kopi Indonesia. 

Pendiri Kopi Es Tak Kie sudah memulainya sejak tahun 1927. Pendiri Kopi Kong Dji juga sudah memulainya di tahun 1943. 

Ayo siapa lagi yang ingin memulai dan meneruskan kedai kopi lainnya yang bisa bertahan lama sampai dikenal oleh generasi selanjutnya?? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun