Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Main Air di Pulau Tomia, Wakatobi

15 November 2017   18:53 Diperbarui: 15 November 2017   21:48 4117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selesai menjadi model, saya bermain dengan Sea dragon, properti lucu milik Seto Ariyadi. Foto oleh Rory Sagala

Wakatobi adalah  salah satu Kabupaten di Sulawesi Tenggara, Indonesia. 

WA : Kecamatan Wangi-Wangi (ibu kota kabupaten) + Kecamatan Wangi Selatan

KA : Kecamatan Kaledupa + Kecamatan Kaledupa Selatan

TO : Kecamatan Tomia  + Kecamatan Tomia Timur

BI : Kecamatan Binongko + Kecamatan Togo Binongko

Map
Map
MENUJU PULAU TOMIA (29 - 30 Agustus 2017)

29 - 30 Agustus 2017, perjalanannya dua hari ?  Semula jadwal terbang  jam 00:05 (30-08-2017) dari Bandara Soekarno Hatta, lalu dimajukan menjadi jam 22:50  (29-08-2017). 

Kali ini saya bersama   Rianasari, Martin, Rory, Bernard, Dave ("enam sekawan -->  empat sekawan"  karena  Agung dan Gerard batal), pasangan  Ben dan Lenny. Delapan orang bertemu di Bandara Matahora Wakatobi di Pulau Wangi-Wangi atau Pulau Wanci  jam 16:30. Saat-saat  "bercanda" dengan jadwal penerbangan yang berubah-ubah dan keterlambatan jadwal terbang  telah kami lewati dengan tetap tersenyum rasa asam manis.

Kami sepakat untuk tetap dengan jadwal tanggal 30-08-2017 s/d  03-09-2017. Jadwal acara disesuaikan dengan perubahan. Seto Ariyadi dari Wakatobi Dive Trip membantu mencarikan solusi terbaik.

seto-ariyadi-5a0c4f432599ec54356bb752.jpg
seto-ariyadi-5a0c4f432599ec54356bb752.jpg
Karena waktu mundur sekitar enam jam, kami tidak bisa naik kapal reguler. Solusinya adalah menyewa kapal. Itu pun dipertimbangkan lagi bila tiba terlalu malam. 

Tiba di Pelabuhan Numana di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan saat sore yang mulai gelap. Jam 18:25 WITA kapal bergerak meninggalkan dermaga. Perkiraan waktu adalah lima jam perjalanan laut. Hmmm, mari berdoa dan menikmati laut saat malam. Dihibur   bintang-bintang dan bulan. Diayun gelombang dan dikipasi  angin malam. 

Sejak sebelum berangkat saya sudah  kurang tidur. Saat teman-teman masih ngobrol, saya  mencari tempat berbaring yang paling terhalang angin. Untungnya saya mudah tidur dimana saja dan  kondisi tempat apapun. Harapannya saat bangun bisa lebih segar dan lelah berkurang sehingga tetap fit karena besok dan beberapa hari kedepan akan menyelam. Penting untuk menyelam  dalam kondisi  sehat dan cukup istirahat.

Terbangun, dan masih di laut.   Saat di depan toilet, pintu terbanting karena gelombong, hasilnya    memar di lengan dan  lumayan sakit. Lewat tengah malam,  kapal berhenti, lalu kami ditransfer dengan kapal kecil menuju dermaga Pulau Tomia. Dengan mobil kami diantar lagi menuju penginapan Abi Jaya yang menjadi rumah kami selama beberapa hari ini. Padahal ternyata jarak  dekat hahaha . Yeaaayy  sudah sampai, terima kasih Tuhan.

Saya dan Riana  menempati kamar yang lumayan besar, bersih, ada AC dan air hangat. Setelah selesai bersih-bersih, menyiapkan peralatan selam dan kamera untuk pagi hari lalu   lanjut tidur lagi di kasur empuk, langsung pulas.

Wisma Abi Jaya, Pulau Tomia
Wisma Abi Jaya, Pulau Tomia
MENYELAM DI SEKITAR PULAU TOMIA

Pulau Tomia adalah salah satu dari empat pulau besar di wilayah Taman Nasional Wakatobi (Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko). Banyak penyelam datang untuk menyaksikan, mengalami  dan  menikmati surga bawah laut Taman Nasional Wakatobi. Saya berterima kasih kepada bro Martin dan teman-teman yang sudah mengajak dan mengijinkan saya bergabung di trip ini sehingga kesampaian menyelam di Wakatobi.

pulau-tomia-5a0a817bade2e12ef00019e2.jpg
pulau-tomia-5a0a817bade2e12ef00019e2.jpg
Dermaga Pulau Tomia
Dermaga Pulau Tomia
Ada hal sedih di pagi pertama, Lenny tidak sehat dan tidak bisa ikut acara hari ini,   ini  efek dari perjalanan kemarin. Semoga Lenny tidak kapok.  Jadi, hari ini Riana  snorkeling sendiri, ditemani oleh bro Herdian dari Wakatobi Dive Trip, yang jago free dive. Saya dan yang lainnya  tetap menyelam. 

Herdian - Wakatobi Dive Trip
Herdian - Wakatobi Dive Trip
Selama tiga hari ini kami menyelam di sekitar Pulau Tomia. Spot snorkeling untuk Riana dan Lenny disesuaikan dengan spot selam. Ada 2 kapal yang kami pakai.  Perginya bersama-sama jadi semuanya harus dibuat senang bersama.

PANTAI KOLLO SOHA, ROMA dan GUNUNG WAITII

Kapal bergerak setelah semua  mengisi dan menandatangi  prosedur sebelum menyelam. Kami juga memeriksa semua alat selam. Wakatobi Dive Trip menyediakan alat selam untuk tamu yang tidak membawa alat selam. Hal ini karena penerbangan menuju Wakatobi menggunakan pesawat yang hanya memfasilitasi 10 kg bagasi / penumpang. Bila membawa semua alat lengkap, mungkin akan terkena kelebihan bagasi dan harus membayar kelebihan tersebut.  

Prosedur Sebelum Menyelam
Prosedur Sebelum Menyelam
Penyelaman  pertama dan check dive  pagi ini di sekitar Pantai Kollo Soha.    Dipilih tempat yang  agak santai, supaya kami bisa beradaptasi dulu dengan alat selam dan  kondisi fisik. 

Buddy Seto Ngobrol dengan Ikan
Buddy Seto Ngobrol dengan Ikan
Nudibranch - Chromodorismagnifica
Nudibranch - Chromodorismagnifica
Merah Putih di Laut Tomia
Merah Putih di Laut Tomia
Dive spot kedua di Roma (Colosseum Roma) yang terletak di sebelah barat Pulau Tomia. Baru saja kami turun, suguhan soft coral (Ear Coral) berukuran besar membuat mata senang.  Seekor penyu besar yang sedang 'ngantuk" menyambut kami dan menjadi teman model foto.

buddy-martin-dan-kakaknya-unyu-penyelam-jpg-5a0a83305a676f10b4057ed4.jpg
buddy-martin-dan-kakaknya-unyu-penyelam-jpg-5a0a83305a676f10b4057ed4.jpg
Unyu Penyelam
Unyu Penyelam
Saat briefing sebelum menyelam, diinformasikan bila  beruntung kami bisa bertemu dengan schooling ikan Barakuda. Tidak lama kami meninggalkan daerah Ear Coral, tampak schooling Great Barracuda yang  tenang mengikuti gerakan air.

Barakuda
Barakuda
Jantung berdegup lebih cepat antara senang dan sedikit ngeri.  Adrenalin terpacu, senang sekali bisa mengalami ini.

Dive spot ketiga adalah Gunung Waitii, nama salah satu desa di Pulau Tomia. Lokasi ini menutup penyelaman kami hari ini.

Tube Sponges
Tube Sponges
Buddy Dave
Buddy Dave
Damsel
Damsel
Sea Sponges
Sea Sponges
nemo-5a0acdec5e137318421f6344.jpg
nemo-5a0acdec5e137318421f6344.jpg
Selesai menyelam hari ini, tidak terasa hari sudah sore. Dengan mobil bak terbuka kami menuju bukit Tomia.  Lenny sudah bisa bergabung lagi. Setiba disana, matahari sudah hampir terbenam. Tulisan TOMIA di bukit ini menjadi spot foto favorite.

Menuju bukit Tomia. Foto oleh Rory
Menuju bukit Tomia. Foto oleh Rory
t o m i a - dari gopro nya Rory - difoto oleh Herdian
t o m i a - dari gopro nya Rory - difoto oleh Herdian
ALY REEF, CORNUCOPIA, FAN GARDEN

Penyelaman pertama pagi kedua di  Aly Reef, bila beruntung lagi, disini bisa ditemukan shooling  ikan Kuwe. Arus disini biasanya lumayan kuat, jadi kami harus masuk ke dalam air dengan cepat, mengikuti tali jangkar. Baru sebentar turun, gerakan arus air saat ini bersahabat,  kami melihat schooling Giant   Trevally. Gerakan mereka  saat ini  lebih aktif daripada para Barakuda kemarin. 

Ben dan GT
Ben dan GT
bernard-gt-5a0ace395e1373152b2f3302.jpg
bernard-gt-5a0ace395e1373152b2f3302.jpg
Udang Centil
Udang Centil
Tali Jangkar - Aly Reef
Tali Jangkar - Aly Reef
Penyelaman kedua hari ini, Dive spot Curnocopia. Tempat safety stop di spot ini bagus  untuk menyelam atau snorkeling.

Siap turun di Curnocopia
Siap turun di Curnocopia
Nudibranch - Chromodorisdianae
Nudibranch - Chromodorisdianae
Saat masih di bawah, saya melihat Riana sedang snorkeling, waaah Riana girang banget. Dari kapal  air jernih menembus pemandangan  terumbu karang. Kata-kata untuk menggambarkan tempat ini adalah "Tidak Mau Pulang" hehehe, inginnya berlama-lama bersantai dan main air disini.

Riana sedang snorkeling
Riana sedang snorkeling
Santai makan pisang goreng. Foto oleh Riana
Santai makan pisang goreng. Foto oleh Riana
Penyelaman ketiga di Fan Garden yang juga salah satu spot favorite di Pulau Tomia. 

Ben - spot dive : Sea Fan Garden
Ben - spot dive : Sea Fan Garden
Stone Fish
Stone Fish
Lion Fish
Lion Fish
Clown Fish
Clown Fish
Saat diperjalanan pulang menuju Pulau Tomia, bahagia  bertambah. Bertemu dan berpapasan dekat sekelompok ikan lumba-lumba yang sedang dalam  perjalanan, oh senangnya hehehe. Saya adalah orang yang tidak suka dengan wisata mengejar ikan lumba-lumba.  Saya yakin bahwa kegiatan wisata seperti itu sangat mengganggu habitat dan keberadaan mereka. Lain halnya, bila tidak sengaja bertemu  seperti ini. Senang tetapi sambil ribut mengingatkan Pak Kapten supaya  berhati-hati, tidak perlu mengejar,  lebih baik mematikan mesin dan biarkan mereka  yang mendekati kapal.

Lumba Lumba
Lumba Lumba
Dari atas kapal, sambil bersantai, masih disenangkan dengan pemandangan menikmati surya tenggelam. Seharian ini diberikan nikmat alam yang luar biasa. Terima kasih Tuhan. 

Obrolan di kala senja
Obrolan di kala senja
Selfie
Selfie
ALY REEF, TABLE CORAL CITY

Penyelaman pertama di hari ketiga ini kami ditawari bila ada  spot  penyelaman yang ingin diulang. Diputuskan untuk mengulang   spot  Aly Reef. Berharap bertemu lagi dengan schooling GT seperti kemarin. Tetapi oh oh tetapi, kenyataan tidak bisa selalu terpenuhi sesuai rencana dan keinginan. Alam punya waktu dan situasi yang bisa berubah kapan saja.  Apa yang terjadi?

seto-in-action-5a0ad7fec252fa3b385aaec3.jpg
seto-in-action-5a0ad7fec252fa3b385aaec3.jpg
Kami turun dengan menyusur tali jangkar kapal. Saat mulai turun, sudah terasa arus lebih kuat dari kemarin. Teman-teman GT tidak terlihat. Bro Seto mulai gesit mencari posisi mereka dan katanya kemudian para GT itu ada di sisi lain dari posisi kami. Menit-menit awal mencoba menikmati penyelaman, tapi sepertinya  arus sudah "tidak normal" dan  tidak  nyaman. Disekeliling saja  tidak tampak ikan-ikan karena arus sangat kuat.

arus-di-aly-reef-5a0ad9ec4d669156504bb1c5.jpg
arus-di-aly-reef-5a0ad9ec4d669156504bb1c5.jpg
Kami mencari pegangan untuk bertahan dari arus. Menghitung jumlah kami allu memberi kode  untuk naik. Kami berusaha bergerak  menuju tali jangkar kapal yang menunggu kami. Perkiraan kekuatan gerak arus mungkin  sekitar 2,5 knot wwuiihhh, pantas kami semua ingin naik, karena kekuatan arus seperti itu memang tidak ideal dan tidak disarankan untuk melakukan penyelaman.

Safety  stop harus tetap kami lakukan sambil  berpegangan kuat pada tali jangkar. Mungkin  saat itu kami tampak berkibar seperti bendera. Jantung berpacu kuat seperti kuatnya arus di dalam air. Merasakan adrenalin ??  Ha ha ha adrenalin bangeeeet. Rory ternyata masih sempat merekam dengan Gopro nya. 

Mungkin ini adalah durasi terpendek saya saat menyelam, yaitu 34 menit. Secara biasanya saya  suka merasa    merasa sayang kalau udara masih banyak tetapi  harus naik ha ha ha. Puji  Tuhan, kami semua tetap dalam keselamatan dan perlindunganNya.

Surface Interval  sebelum penyelaman terakhir di Pulau Tomia, kami sempatkan untuk mampir di pantai Kollo Soha. Foto-foto dan  merekam boomerang dengan gaya lucu. Sayangnya hari ini saya tidak membawa handphone, jadi tidak bisa jepret-jepret hiikkss.  

hampir lengkap - minus Lenny... Foto oleh Herdian
hampir lengkap - minus Lenny... Foto oleh Herdian
Leloncatan. Foto oleh Seto Ariyadi
Leloncatan. Foto oleh Seto Ariyadi
Dive terakhir kami minta bro Seto untuk membawa kami ke spot yang santai. Lagipula ini penyelaman terakhir  jadi 'ending'nya ingin  menyelam santai dan dinikmati dengan asyik. Owwh, ini  juga adalah perayaan  penyelaman saya yang ke 200. Sudah menjadi komitmen untuk merayakan jam terbang kelipatan 100 logs. Saat divelogs 100  saya rayakan di  Missol, Raja Ampat Selatan bersama teman-teman Anak Laut.  

200 Dives Done. Foto oleh Seto Ariyadi
200 Dives Done. Foto oleh Seto Ariyadi
buddies. Foto oleh Seto Ariyadi
buddies. Foto oleh Seto Ariyadi
Happy 200 logs. Foto oleh Seto Ariyadi
Happy 200 logs. Foto oleh Seto Ariyadi
Jadi saya berharap di trip kali ini  minimal adalah 8 kali penyelaman. Sudah direncanakan juga  kalau saya ingin  menjadi model  foto he he he, karena biasanya saat menyelam, saya lebih senang menjadi tukang foto daripada menjadi foto model. Terima kasih atas dukungan teman-teman semua. 

Table Coral City menjadi pilihan penyelaman ke 8.  Saya menyerahkan kamera kepada bro Seto.  Foto-foto moment  senang tak terlupakan berhasil  diabadikan berkat bantuan bro Seto, bro Herdian dan teman-teman semua.

Selesai menjadi model, saya bermain dengan Sea dragon, properti lucu milik Seto Ariyadi. Foto oleh Rory Sagala
Selesai menjadi model, saya bermain dengan Sea dragon, properti lucu milik Seto Ariyadi. Foto oleh Rory Sagala
KEMBALI KE PULAU WANGI-WANGI

Agenda  hari ketiga ini  hanya bisa  dua kali menyelam. Kapal menepi, tetapi untuk sampai di dermaga kami harus melewati kapal lain.  

Saat masuk ke kapal lain, ada "adegan" berbahaya  yang hanya bisa dilakukakan oleh ahli. Bernard berjalan paling depan, lalu tiba-tiba ada suara gubrakan. 

Ternyata, Martin kejeblos di lubang lantai kapal yang tidak ditutup. Glek, hening sejenak sambil melihat Martin dengan posisi mengkhawatirkan dan menunggu reaksinya. Satu kaki di dalam lubang, satu kaki lagi di atas, tampang agak meringis. Setelah reaksinya tampak oke barulah para saksi berani tertawa sambil menolong. Duh khawatir juga kalo sampai kenapa-napa. Untung posturnya tinggi, gak kebayang kalau saya yang kejeblos disitu, bakalan sebadan masuk lubang. Yang disayangkan dan disesalkan dari kejadian ini adalah : saya tidak memegang handphone ... jadi tidak bisa mengabadikan moment haaiizzz ... hahahaha.... peace bro #duajari.

Sampai di darat kami makan bakso dulu lalu kembali ke penginapan untuk berkemas dengan cepat, supaya saat  tengah hari  kami sudah  bergerak meninggalkan Pulau Tomia menuju Pulau Wangi-Wangi dengan perkiraan waktu sekitar lima jam. 

Meninggalkan Pulau Tomia
Meninggalkan Pulau Tomia
Karena cuaca bagus, gelombang bersahabat, perjalanan lancar, selamat sampai bersandar lagi di Pelabuhan Numana. 

Bobo santai di kapal seperti di pantai
Bobo santai di kapal seperti di pantai
Segar. Foto oleh Seto Ariyadi
Segar. Foto oleh Seto Ariyadi
Sore hari di Wangi-Wangi, inginnya menikmati pemandangan matahari terbenam dari Sompu. Tapi sayang sang surya  terhalang awan. Jadi kami hanya bersantai sambil menikmati cemilan goreng pisang, minum juice alpukat dan teman-teman. 

Sebelum sebelum check in di hotel adalah mengunjungi pasar malam di daerah Wanci untuk hunting kuliner tradisional. Banyak dijual ikan asap yang ditusuk kayu. Makanan khas lainnya adalah Kasoami, terbuat dari singkong yang dihaluskan, dibentuk kerucut, lalu dikukus, rasanya agak aneh antara asin dan rasa bawang hehehe. 

Kasoami
Kasoami
Pasar Malam - Wanci
Pasar Malam - Wanci
ikan-asap-5a0c235151699534252c5252.jpg
ikan-asap-5a0c235151699534252c5252.jpg
Hasil penjelajahan di Google, ada kuliner makanan dari Bulu babi, tapi sayang malam itu sedang tidak jualan. Setelah dari pasar malam, kami menuju hotel Ar Rafif untuk transfer barang. Setelah ada aba-aba dari bro Seto, kami  menuju RM Asoka untuk makan malam. Ada menu Ikan Parende khas Wakatobi (sop ikan kuah kuning). 

Dinner
Dinner
kepala-ikan-5a0c240f8325cc64c02eac72.jpg
kepala-ikan-5a0c240f8325cc64c02eac72.jpg
Makan sampai kenyang, lalu kembali ke hotel untuk istirahat, karena besok pagi-pagi kami sudah harus berangkat ke Bandara. Kamar bersih, badan lelah membuat cepat ingin tidur. 

Mata sudah terpejam, tapi suara bahagia teman-teman masih terdengar lalu tak lagi terdengar karena sudah pulas ha ha ha. Ternyata sepanjang malam ada keriaan saung belakang penginapan. Ada obrolan seru para divers dan teman-teman Wakatobi.

20171115-214524-5a0c53599f91ce61985e2dc3.jpg
20171115-214524-5a0c53599f91ce61985e2dc3.jpg
Keriaan tengah malam
Keriaan tengah malam
PULANG 

Ada perubahan juga di  jadwal penerbangan pulang Wakatobi - Makasar - Jakarta. Beberapa dari kami yang memilih Wings Air diubah menjadi Batik air. Saat transit di Makasar, berpisah dengan Ben, Lenny dan Dave. Singkat cerita, kami sampai di rumah masing-masing dengan selamat. 

TERIMA KASIH

di hampir akhir tulisan kisah Wakatobi ini, dari hati yang paling dalam saya sampaikan terima kasih untuk the brothers Martin, Rory, Bernard, Dave dan Ben, juga untuk Riana dan Lenny. Untuk Agung dan Gerard yang walaupun batal  ikut tapi tetap setia berada di group whatsapp hahaha.  Terima kasih pastinya untuk  Wakatobi Dive Trip : Seto Ariyadi, Herdian, teman-teman Crew Kapal yang sangat membantu selama berada di laut. 

Sampai bertemu di perjalanan selanjutnya. 

Salam, 

helen_s.maria

Life Is A Great Journey

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun