Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kehidupan Bersahaja Suku Baduy

29 September 2017   19:14 Diperbarui: 29 September 2017   20:26 2770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pematang licin dan jurang
Pematang licin dan jurang
Bukan Ojek Biasa hahaha
Bukan Ojek Biasa hahaha
Baduy Luar
Baduy Luar
RANGKAS BITUNG - RUMAH

Di angkot sepertinya kami semua  mati gaya lagi. Kaki minta istirahat, mata juga menuntut melanjutkan tidur. Sunyi sepi di angkot sampai kami tiba di dekat Stasiun Rangkas Bitung. Turun dari angkot hal pertama yang dicari sebenarnya adalah WC umum, karena kami belum mandi. Sambil makan siang lesehan di tukang bakso yang bersebelahan dengan warung nasi Padang, kami leyeh-leyeh sambil bergantian mandi.

Saya dan Aida pamit lebih dulu karena kami memutuskan mandi di rumah saja. Pas ada jadwal kedatangan kereta juga. Semoga tidak terlalu bau dan mengganggu penumpang lain. Untung tidak ada peraturan “yang belum mandi dilarang naik” hahaha.

PERMENUNGAN

Ciyeeee merenung??? Ha ha ha. Iya, menjadi perenungan saya tentang para saudara  Baduy Dalam. Tentang orang-orang seperti keluarga Pak Juli. Tentang mereka yang tinggal disana. Tentang keunikan dan peninggalan budaya yang harus diperjuangkan untuk bisa terus dipertahankan.  

Apakah  generasi sekarang dan generasi berikutnya bisa terus mempertahankan kebudayaan mereka? 

Apakah kesederhanaan dan kehidupan mereka yang saya lihat sangat bersahaja ini bisa diteruskan oleh generasi berikutnya.

Apakah godaan "dunia luar" yang menggiurkan dan tampak enak ini tidak mempengaruhi mereka?

Saya juga berpikir apakah  tamu seperti saya dan pengunjung yang lain tidak mengganggu kehidupan mereka? 

Harapan saya semoga  yang mereka lihat dari para pendatang tidak mengakibatkan perubahan budaya dan tradisi mereka. Bukan bermaksud supaya mereka tidak menikmati modernisasi atau kemajuan perkembangan jaman, teknologi, fasilitas dan kemudahan lainnya. 

Walaupun hanya melihat dalam waktu yang singkat, keseharian dan kehidupan mereka ini menurut saya  adalah sisa-sisa kedamaian universal. Tempat damai  mereka ini adalah sedikit sisa  di bumi ini yang tidak disibukkan oleh hal-hal yang duniawai.  Kehidupan yang tidak ribet, tidak neko-neko, yang menerima  apa adanya. Kehidupan yang mengalir untuk hidup berdampingan dengan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun