Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kehidupan Bersahaja Suku Baduy

29 September 2017   19:14 Diperbarui: 29 September 2017   20:26 2770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi ingat saat kami mandi kemarin sore, di bagian sungai yang lain mereka mencuci beras, mengambil air dengan batang bambu untuk persediaan air di rumah, di bagian lain ada yang mencuci baju dan peralatan rumah tangga. Karena posisi sungai untuk para laki-laki airnya mengalir ke bagian sungai bagian perempuan hahaha bagaimana ya itu ???? Hmmmm la la la la la du du du du, imani dan doakan sehat saja deh. Toh  mereka semua juga tumbuh baik dan sehat-sehat saja dan kami sudah mencicipi nasinya juga hehehe.

Selesai makan dan berkemas, kami pamit. Perjalanan sekitar lebih dari lima jam akan kami tempuh. Sebelumnya Ochela menawarkan opsi rute perjalanan. Opsi pertama adalah melewati tempat para pengrajin kain tenun khas Baduy. Opsi kedua adalah melewati Jembatan Akar. Saya memilih melewati Jembatan Akar, karena ini adalah ikon Suku Baduy.

Sambil berjalan, sesekali mengobrol dengan Pak Juli dan bertanya tentang kehidupan mereka. salah satu obrolan saya dengan beliau adalah tentang kematian. Ternyata budaya mereka menyikapi kamatian dan yang sudah meninggal pun sederhana sekali. Diupacarakan  lalu dalam beberapa hari setelah dikebumikan dianggap telah lepas  kembali ke Sang pencipta lalu  sudah tidak perlu didoakan lagi.

Ada banyak cara dan  tradisi budaya dalam  menyikapi, mengenang dan mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Kebanyakan kita disini mungkin mengikuti budaya mendoakan arwah  40 hari, 100 hari, 1000 hari dll. Masing-masing tempat memiliki budaya dan cara. Keunikan, perbedaan dari begitu banyak budaya yang ada  menjadi kekayaan Indonesia.

JEMBATAN AKAR

Berjalan dan terus berjalan. Peluh dirasa sebagai lunturan lemak hahaha. Melewati jalan sempit sampai yang lebar, kebun durian yang tak terhitung banyak jumlah pohonnya, dan jalan setapak dengan jurang di satu sisi. Kami sampai di salah satu kampung Suku Baduy Luar.

Melewati juga perkampungan Baduy Luar, saya melihat banyak bangunan rumah yang baru dibangun atau direnovasi. Orang Baduy luar lebih bebas dan terbuka dengan perkembangan jaman, salah satunya boleh memakai alas kaki dan baju seperti kita umumnya.

Kampung Baduy Luar
Kampung Baduy Luar
baduy-11-59ce3049147f96449945f562.jpg
baduy-11-59ce3049147f96449945f562.jpg
Sambil melepas lelah
Sambil melepas lelah
Perjalanan dilanjutkan lagi. Medannya ternyata masih lumayan seru. 

Hampir sampai Jembatan Akar
Hampir sampai Jembatan Akar
Sampailah kami  di Jembatan Akar. Mulanya ini adalah jembatan bambu yang kemudian dijalari akar-akar  kuat. Melihat ukuran dan bentuk jalinan  akar-akar ini sepertinya sudah melewati proses puluhan tahun.

baduy-14-59ce322aa71d440cfa405432.jpg
baduy-14-59ce322aa71d440cfa405432.jpg
Jembatan Akar
Jembatan Akar
baduy-20-59ce34dcd3d6a5346a7365c2.jpg
baduy-20-59ce34dcd3d6a5346a7365c2.jpg
Saya bertanya juga tentang pendidikan atau bagaimana anak-anak Suku Baduy belajar ilmu membaca atau menulis. Apakah ada guru dan waktu belajar? Ternyata tidak ada guru dan waktu khusus untuk belajar. Hal ini tidak diperbolehkan kecuali dengan ijin dari Kepala Adat. Jadi bagaimana mengenal tulisan, membaca atau berhitung? Belajar sambil bertanya saja dengan orang yang mereka temui. Hmmmmm

baduy-16-59ce32f35a676f11bc4c0872.jpg
baduy-16-59ce32f35a676f11bc4c0872.jpg
Kami melanjutkan perjalanan, warung menjadi tempat istirahat sambil ngemil gorengan, minum air kelapa muda, dan makan pisang. Saya mengira sudah dekat di tempat penjemputan mobil angkot, ternyata masih lumayan jauh hahaha.  Aida sempat lemas akibat  dehidrasi. Saat melewati pematang sawah yang licin dan di sisi lainnya adalah jurang sampai harus dijemput oleh Pak Juli. Bahkan ada orang lain yang sampai terjatuh dan untungnya bisa ditolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun