Jadi ingat saat kami mandi kemarin sore, di bagian sungai yang lain mereka mencuci beras, mengambil air dengan batang bambu untuk persediaan air di rumah, di bagian lain ada yang mencuci baju dan peralatan rumah tangga. Karena posisi sungai untuk para laki-laki airnya mengalir ke bagian sungai bagian perempuan hahaha bagaimana ya itu ???? Hmmmm la la la la la du du du du, imani dan doakan sehat saja deh. Toh  mereka semua juga tumbuh baik dan sehat-sehat saja dan kami sudah mencicipi nasinya juga hehehe.
Selesai makan dan berkemas, kami pamit. Perjalanan sekitar lebih dari lima jam akan kami tempuh. Sebelumnya Ochela menawarkan opsi rute perjalanan. Opsi pertama adalah melewati tempat para pengrajin kain tenun khas Baduy. Opsi kedua adalah melewati Jembatan Akar. Saya memilih melewati Jembatan Akar, karena ini adalah ikon Suku Baduy.
Sambil berjalan, sesekali mengobrol dengan Pak Juli dan bertanya tentang kehidupan mereka. salah satu obrolan saya dengan beliau adalah tentang kematian. Ternyata budaya mereka menyikapi kamatian dan yang sudah meninggal pun sederhana sekali. Diupacarakan  lalu dalam beberapa hari setelah dikebumikan dianggap telah lepas  kembali ke Sang pencipta lalu  sudah tidak perlu didoakan lagi.
Ada banyak cara dan  tradisi budaya dalam  menyikapi, mengenang dan mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Kebanyakan kita disini mungkin mengikuti budaya mendoakan arwah  40 hari, 100 hari, 1000 hari dll. Masing-masing tempat memiliki budaya dan cara. Keunikan, perbedaan dari begitu banyak budaya yang ada  menjadi kekayaan Indonesia.
JEMBATAN AKAR
Berjalan dan terus berjalan. Peluh dirasa sebagai lunturan lemak hahaha. Melewati jalan sempit sampai yang lebar, kebun durian yang tak terhitung banyak jumlah pohonnya, dan jalan setapak dengan jurang di satu sisi. Kami sampai di salah satu kampung Suku Baduy Luar.
Melewati juga perkampungan Baduy Luar, saya melihat banyak bangunan rumah yang baru dibangun atau direnovasi. Orang Baduy luar lebih bebas dan terbuka dengan perkembangan jaman, salah satunya boleh memakai alas kaki dan baju seperti kita umumnya.