Mohon tunggu...
Remaja Tampubolon
Remaja Tampubolon Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer, Public Speaker, Motivator

Memiliki passion pada pengembangan SDM Indonesia, khususnya membangun mentalitas dan motivasi diri dalam bekerja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Champion in The Making

7 April 2020   17:13 Diperbarui: 7 April 2020   17:23 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu dan Bertumbuh dengan Hikmat

Kebutuhan manusia yang paling mendasar tuh adalah kenyamanan.

Kita akan mencari cara untuk terus menerus meningkatkan kenyamanan kita dalam berpakaian, dalam makanan, dalam tempat tinggal.

Dan seperti istilah yang kita sering dengar: manusia tidak pernah puas.  Jadi tidak heran, keresahan besar datang untuk kita semua saat tiba-tiba kita dilimitasi untuk tidak keluar rumah dan tidak bisa menjalani rutinitas kita seperti biasanya.

Rasa jenuh dan lelah itu sangatlah wajar. Walaupun koneksi internet lancar, kenapa ya kita terus merasa bosan? Kenapa masih merasa ada yang kurang padahal bukannya harusnya kita senang tidak harus kerja keluar? Kenapa?

Karena kita terbiasa diasah dan berkompetisi. Walau bukan berkompetisi dengan orang lain, tapi kita terbiasa berusaha berjuang melawan diri sendiri. 

Kita terbiasa melawan kemalasan saat bangun tidur karena harus berangkat kerja, kita berjuang melawan keinginan untuk jajan makanan saat sedang duduk di kantor, memaksa diri untuk bisa menyelesaikan tugas dan deadline, mencoba untuk bersabar menghadapi orang orang ditempat kerja. Sekarang itu semua di tahan, rasanya seperti ada yang kurang.

Walau kita berfikir harusnya kita senang dapat "liburan" dadakan, situasinya membuat kita tidak happy.

Bukan pilihan kita untuk diam di dalam rumah dan tidak bersosialisasi, bukan pilihan kita untuk merasa khawatir terhadap dunia luar.

Ini yang membuat situasi kita sekarang jadi membingungkan dan melelahkan. Namun, ini bukan saatnya untuk saling menunjuk dan menyalahkan siapapun, karena ini memang jalan yang harus kita ambil bersama sama, untuk kebaikan bersama.

Seperti yang kita ketahui, tahun 2020 ini perhelatan olimpiade Tokyo siap digelar, namun akibat wabah ini, perhelatan ini harus ditunda tahun depan. Bayangkan para atlet yang sedianya siap bertanding, dengan segala persiapannya, dengan segala latihannya, mendekat ke hari pertandingan, mereka tidak bisa bertanding akibat situasi ini.

Apakah mereka marah? Apakah mereka mengeluh?
Yang pasti mereka menerima keadaan ini. Yang mereka lakukan adalah terus berlatih, dan berlatih. 

Mereka tidak ijinkan situasi ini membuat mereka menjadi lemah dan bersantai-santai. Mereka justru semakin giat berlatih dan konsisten. Mereka dituntut menjaga performa dan raga mereka meskipun mereka dirumah. 

Pelatih mereka tetap memantau mereka, mengukur setiap saat berat badan mereka, speed dan akurasi mereka. Mereka dipantau ketat, mereka diminta selalu siap seolah pertandingan sudah akan terjadi besok pagi.

Saya secara pribadi pun melakukan hal yang sama, program WFH benar-benar saya maknai sebagai WORK FROM HOME, bukan WATCH FROM HOME. 

Saya terapkan disiplin diri, tetap bangun pagi, berpakaian rapi, mulai melakukan pekerjaan rutinitas saya, yaitu menyapa keluarga, menyapa team, menyapa Client dan Potensial Client. Bukan untuk berjualan, hanya memberikan empati dan saling menguatkan. 

Saya lakukan ini mulai dari pagi, break saat makan siang, lalu membuat tulisan di Blog atau Podcast sampai dengan sore hari. Ketika ada waktu luang, saya sempatkan berlatih presentasi di depan keluarga atau di depan cermin, saya juga berlatih bermusik untuk mengisi jiwa saya.

2 hari sekali saya rutin lakukan Zoom Meeting dengan team saya, memastikan mereka baik-baik saja. Saling memberikan ide dan masukan untuk hal positif yang bisa kita sama-sama lakukan.

Maknai moment ini sebagai "jeda" untuk untuk KEMBALI BERLATIH.

Saya mengajak sahabat ku semua untuk memaknai situasi sekarang seperti sedang menunggu sebuah pertandingan yang ditunda.
Kita yang semangat dan ingin berkembang dan berkompetisi, sedang menunggu sampai waktu yang lebih baik datang agar kita bisa kembali menunjukan apa yang kita punya.

Izinkan saya berbagi 3 tips yang bisa kita lakukan selama moment "jeda" ini:

1. Belajar : Karena belajar tidak mengenal umur dan tidak mengenal waktu. 

Kapan saja, dimana saja, selalu ada hal baru yang tanpa kita sadari kita pelajari. Saya pun demikian, saya mulai belajar lakukan hal baru, seperti bertaman dan memasak. Nah, sepanjang 3 minggu di rumah aja, hal baru yang teman-teman pelajari? 

Belajar disini tidak hanya ilmu aja ya.. Resep masakan baru, gerakan yoga baru, atau bahkan mengenal orang rumah lebih dalam itu adalah bentuk memperkaya diri. Jangan malu jika kalian merasa hal-hal yang kalian pelajari terlalu kecil/ mudah, jika setiap hari anda bisa tetap belajar, anda sedang melakukan hal yang benar.

2. Sabar : Kesabaran itu bukan sekedar tentang anda sabar menunggu, tetapi tentang bagaimana anda bisa bertahan berperilaku baik selama anda menunggu. 

Mengontrol diri adalah hal yang saya pelajari selama saya dirumah. Membuat rutinitas baru, dan menahan diri agar tidak emosi karena jenuh adalah hal yang terus saya latih. Tidak semua orang punya kesempatan untuk bisa berdiam dirumah dan menjaga diri dari bahaya di luar. 

Inilah yang saya coba terus syukuri dan pikirkan, bahwa jika memang kita tidak bisa berkontribusi dan terjun langsung ke lapangan untuk membantu orang-orang yang sakit, yang setidaknya bisa kita lakukan adalah berdiam dirumah dan menjaga diri. Memikirkan tantangan yang ada didepan dan membantu anda tidak  mengeluh dan fokus terhadap apa yang harusnya menjadi prioritas.

3. Tetapkan Target Harian : Meskipun kita bukan orang yang kompetitif, tetapi kita memiliki tendensi bertanding.

Instinct kita untuk bisa menyelesaikan suatu hal, dan mengalahkan diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik, adalah hal yang perlu tetap di jalankan untuk tidak mudah merasa bosan. 

Jika kita membuat target target kecil setiap hari dan menjalankannya, kita punya sense of achievement yang memuaskan otak kita. Misal; "Besok pagi saya mau mandi sebelum jam 8".. "hari ini saya mau coba push up 10 kali".."besok jatah ngeluh saya cuman 2 kali". 

Hal se-kecil dan se-konyol apapun bisa jadi motivasi kita untuk bangun dan bersemangat. 

Spirit ini butuh kita jaga agar nantinya, saat kita kembali bekerja. Seperti dalam analogi diawal : disaat kita nanti harus bertanding lagi, kita tidak longgar dan tidak kagok.

Disaat saat inilah teman dan keluarga jadi orang orang terpenting. Lewat mereka kita bisa saling berbagi pengalaman tentang apa yang kita pelajari, ke-khawatiran kita, maupun sharing hiburan. Jadikan kesempatan ini sebagai moment untuk kita bisa refreshing sambil berkembang. 

Ciptakan suasana hidup dan nyaman dirumah anda, jangan izinkan tubuh ini terlalu terlena dengan kemalasan dan kekhawatiran. Semangat kita untuk sehat juga datang dari jiwa yang sehat. Mari perhatikan satu sama lain, sesama pejuang, sesama calon juara. Mari saling support dan mempersiapkan diri untuk hari yang lebih baik. 

Berkembang dan belajar bersama, dimanapun dan kapanpun walaupun sama-sama dirumah aja.

Semoga bermanfaat,

Remaja Tampubolon


IG: @remaja_jaja
Youtube Channel: Remaja Tampubolon TV

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun