"Pantas aja dilecehin, orang gayanya aja kayak gitu."
Komentar-komentar yang dilontarkan tersebut jelas menyalahkan korban atas kasus pelecehan yang terjadi.
Sama halnya dengan korban pelecehan seksual, pelaku pelecehan seksual juga tidak memandang usia, gender, bahkan latar belakang pendidikan, semua orang dapat menjadi pelaku pelecehan seksual jika ia mau.Â
Jika kita lihat kembali berdasarkan kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia, mayoritas pelaku pelecehan seksual adalah laki-laki dengan korbannya seorang gadis atau bahkan seorang anak kecil.Â
Disamping itu, terdapat juga kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh perempuan kepada laki-laki, atau sesama jenis seperti perempuan kepada perempuan ataupun laki-laki kepada laki-laki.
Lantas, apakah terjadinya pelecehan seksual adalah murni karena kesalahan korban?
Untuk menjawab hal ini, dapat dikaji melalui beberapa aspek dari peristiwa pelecehan seksual yang telah terjadi.
1. Apakah korban menggunakan baju yang terbuka saat peristiwa tersebut? Tidak selalu.
Wanita berkerudung pun sering menjadi korban pelecehan seksual. Jangankan orang dewasa, anak-anak malang yang notabenenya tidak tahu menahu soal dunia pun sering menjadi korban pelecehan seksual.
2. Apakah korban berada di tempat sepi waktu tengah malam saat peristiwa tersebut? Tidak selalu.
Pelecehan seksual dapat terjadi bahkan di siang hari dalam kondisi keramaian, ataupun di suatu tempat di mana korban diseret secara paksa.