Setelah bersekutu dengan pasukan Mongol, Raden Wijaya menyusun rencana licik yang akan mengejutkan semua pihak. "Biarkan mereka percaya kita adalah sekutu sejati," bisik Raden Wijaya kepada Nambi, penuh tekad. Malam itu, di bawah rembulan yang redup, Raden Wijaya bersama pasukannya menyelinap melalui hutan Tarik, mempersiapkan serangan akhir setelah kemenangan atas Jayakatwang. Namun, satu hal tidak diketahui oleh pasukan Mongol --- Raden Wijaya telah menyiapkan jebakan di sepanjang jalan utama yang akan membuat mereka tidak sempat menarik diri dengan mudah. Pada fajar, teriakan pertempuran menggema di udara. Pasukan Mongol yang kelelahan langsung terperangkap, dan dalam kekacauan tersebut, Raden Wijaya memimpin serangan terakhir untuk mengusir mereka dari tanah Jawa. Â
Bagian Koda Fiksi:
Setelah berhasil mengusir pasukan Mongol, Raden Wijaya berdiri di gerbang Trowulan, mengingat perjalanan panjang dan pengorbanan yang telah ia tempuh. "Majapahit bukan sekadar kerajaan," ucapnya kepada rakyat yang berkumpul, "ini adalah tanah harapan bagi kita semua." Dengan mahkota yang bersinar di bawah sinar matahari pagi, Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit, bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Seiring waktu, desa kecil yang dahulu ia bangun dari hutan belantara kini berkembang menjadi pusat kekuasaan terbesar di Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H