Madiun - Sambal pecel merupakan salah satu ikon khas dari Madiun. Sambal tersebut menjadi oleh-oleh yang sering diburu saat hari raya atau liburan panjang sebagai buah tangan saat kembali ke daerah asal.
Di kabupaten Madiun, Desa Dolopo, tepatnya di Dusun Sidorejo terdapat mitra kerja sama yang memproduksi sambel pecel. Bu Sanatul Churiyah atau yang lebih dikenal dengan Mbak Nik adalah pelaku usaha tersebut. Beliau baru dua tahun ini merintis usaha yang mengarah ke ekonomi produktif.
Tahun sebelumnya, beliau membuka usaha produksi telur asin, namun terkendala penyuplai telor berkualitas yang cenderung musiman mengirim bahan baku.
Akhirnya beliau memilih untuk memproduksi sambel pecel. Munculnya ide usaha ini berawal dari memenuhi pesanan teman sosial media, namun sekarang merambah ke pengiriman kota-kota besar, seperti Surabaya. Bahkan per tahun ini sudah mampu mengirim pesanan dari pulau Bali, Kalimantan, dan Kupang.
Hal ini didukung pula dengan kondisi pandemi akhir-akhir ini, sehingga banyak orderan yang berdatangan dari luar daerah dan luar pulau.
Usaha sambel pecel yang dirintis oleh Mbak Nik ini sudah memiliki reseller tetap, yaitu “Paguyuban Muslimat” (Madiun) dan “Pasar Online BSI” (Bekasi).
Dan salah satu pelanggan tetap beliau adalah pemilik homeschooling Pena Surabaya. Sebenarnya beliau juga sudah mencoba memanfaatkan media sosial (Instagram dengan akun mbakkin_kitchen) dan belanja online untuk lebih mengembangkan usahanya, namun masih belum maksimal dan terampil memanfaatkannya. Padahal, saat ini media sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat beli konsumen.
Teknologi produksi yang digunakan pengusaha tersebut masih konvensional, yaitu menggunakan alat penumbuk sehingga menghambat proses produksi, terutama untuk skala besar. Sedangkan permintaan saat ini dan kedepannya semakin meningkat
Tim pelaksana pengabdian masyarakat yang terdiri dari Dosen-dosen muda program studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang (UM) yang diketuai oleh Fuad Indra Kusuma, S.Pd., M.Pd menjawab kebutuhan pengusaha sambal pecel di wilayah Dolopo tersebut dengan menghibahkan mesin grinder sambal pecel dan memberikan pelatihan pengoperasiannya, melalui program pengabdian kemitraan masyarakat PNBP UM 2021.
Tujuan utama program ini adalah untuk membantu salah satu pengusaha kecil sambal pecel di Dolopo dalam meningkatkan jumlah produksi. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan cara mengoperasikan dan merawat mesin grinder.
“Pelatihan ini sangat penting dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas sambal pecel yang akan dipasarkan. Apalagi, banyak permintaan dari konsumen terkait tekstur sambal yang diproduksi. Ada yang meminta teksturnya kasar dan ada yang pesan dalam tekstur halus,” ungkapnya.
Lebih lanjut pria asal Pandanwangi, Malang ini menjelaskan, bahwa dampak positif dari pelaksanaan pelatihan, pengusaha dapat mengoperasikan dan merawat mesin grinder sehingga usia pakainya menjadi lebih awet. “Semoga ke depannya kami dapat mengadakan program yang serupa agar pengusaha kecil dapat bersaing, terutam di masa pandemi dan setelahnya,” tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H