"Leo! Kamu ini udah kelas 12, mau jadi apa kamu sih hah! Gak mau lulu gitu? Kamu itu bentar lagi Leo, bentar lagi. Janganlah kamu cari cari ribut sama adik adik kelas kamu itu! Seharusnya kamu ini jadi panutan Leo. Dengar ini dan Lihan Juno, dia bukannya sobat kamu? Kok bisa kamu brandalan gini tapi sahabat kamu sangat tertib akan aturan bahkan dia pi tar Leo! --------" Â Dan bla bla bla
Ku tarik nafas dan buang lagi nafas, semua kulakukakan berkali kali saat mendengar cerocos Bu Keuke selaku wakil kesiswaan yang tak pernah berhenti. Saat ku tengok Leo, ternya dia malah menyimak serius seakan benar benar menyimak, padahal ini adalah cara jitu agar meluluhkan guru ini dengan ketampanan yang kelewat batas Leo. Dia menengokku dan tersenyum jahil dengan menaik turunkun alisnya yang membuatku ingin sekali tertawa sebab kekonyolannya.
Dan ini dia yang terakhir dari kami berempat, Leo Gunawan Husaein. Bad boy nya sekolah ini, preman gantengnya sekolah ini, atlet bela dirinya nya sekolah ini, tak heran meski banyak berulah Leo masih tetap sekolah karena memiliki nama baik disekolah berkat semua prestasi prestasi atleisnya.
                4 . 1
Cerita kisah empat remaja laki laki yang sedang menemukan jati dirinya masing masing, namun memiliki satu tujuan sama yaitu sukses bersama. Dan kesuksesan mereka itu banyak, intinya 4 untuk empat orang anak remaja laki laki, 1 untuk satu tujuan hidup mereka.
~~~~~
Sekarang mereka berempat berada di markas untuk membicarakan hal hal penting yang ingin disampaikan Juno. Yang menyangkut kebahagian bersama.
"Jadi gini, kita ini udah kelas 12, tapi ngerasa gak kalau ini itu biasa biasa aja, gak ada spesial spesailnya selama kita sekolah disini. Kayak hari hari ini disini itu tanpa bumbu tau gak"
Juno memulai pembicaraan untuk misi tujuannya ini.
"Iya sih, aku ngerasa boring gak ada apa apa yang bikin kita hidup disini" Â Tambah Vito.
"Dan kita ini harus nya bikin sesuatu yang bisa bikin hari hari terakhir kita di SMA berkesan baik! Gimana?" Â Lanjut Bima.
"Eum tapi apa?" Â Kini giliran Leo yang angkat bicara.
"Apa ya?"
"Aduh apa dong"