Mohon tunggu...
Reane Nur Karomah
Reane Nur Karomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, nama saya Reane Nur Karomah biasa dipanggil Rere atau Rea maupun Reya. Saya seorang mahasiswa jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia di salah satu kampus negeri di Bandung. Saya menyukai berbagai hal yang berhubungan dengan karya sastra, menurut saya sastra adalah ilmu yang luas yang dapat kita dapatkan dengan berbagai cara penyampaian. Jadi, salam kenal!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Simbolisme Alam dan Relasi Manusia dalam Puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono

10 Desember 2024   16:33 Diperbarui: 10 Desember 2024   16:33 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kesimpulan dari analisis simbolisme alam dan relasi manusia dalam puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono yang ditulisnya pada tahun 1989 ialah, puisi ini memanfaatkan elemen-elemen alam sebagai simbol untuk menggambarkan hubungan manusia yang mengangkat tema cinta dan kehilangan. Melalui pendekatan semiotika Peirce, puisi ini mengungkapkan makna mendalam di balik kesederhanaan diksi yang digunakan.

Setiap elemen alam dalam puisi, seperti kayu, api, abu, awan, dan hujan, memiliki peran sebagai tanda, objek, dan interpretant yang merefleksikan perasaan cinta, ketulusan, kehilangan, serta kegagalan menyampaikan sesuatu yang berharga. Contohnya, kayu melambangkan kehidupan, sementara api melambangkan sesuatu yang menghancurkan, menciptakan hubungan sebab-akibat yang berakhir pada abu sebagai simbol kehilangan. Demikian pula, awan dan hujan menggambarkan harapan yang tak tercapai. Semua elemen alam ini seakan saling berkaitan yang akhirnya dapat membuat simpulan atau akhir yang menentukan hal yang terjadi.

Puisi ini menunjukkan bagaimana alam dapat menjadi cerminan jiwa manusia dan relasi emosional yang universal. Simbolisme tersebut memperkuat kedalaman pesan meskipun disampaikan dengan gaya yang sederhana dan penuh keindahan. Jadi, meskipun hanya terdapat 2 bait dan dikemas dengan diksi sederhana, dapat membuat pembaca dan penikmat sastra turut serta merasakan dan memahami hal tersebut lebih kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun