Mohon tunggu...
Achmad Setiadi
Achmad Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Cipto Junaedy, Pelayan Ulet, Diminta untuk Membunuh Anak Kandungnya Sendiri

12 April 2021   11:28 Diperbarui: 12 April 2021   12:01 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah itu, agak sorenya saat itu beliau dapat kabar lagi yang lebih tidak enak. Yaitu bayi ini dikatakan harus cuci darah, sebab bilirubinnya sangat tinggi, hampir waktu itu 30. Padahal normalnya harus sekitar 9.

Lalu dokter mengatakan untuk menunggu sampai setengah hari berarti sampai besok pagi atau agak siangan, kalau masih bilirubinnya tinggi harus segera dicuci darah.

Kita ini mendengar kata cuci darah, untuk orang dewasa saja sudah ngeri. Apalagi kalau untuk bayi orok baru lahir.

Sangat miris..
Tapi beliau tidak pernah hilang harap, dan tidak mau menyimpan kuatir. Di hari hari ini banyak dari kita memelihara kuatir.

Hanya butuh 1 miligram rasa kuatir untuk menghalangi kemajuan hidup kita. Beliau berdoa dan berusaha, tidak mau tenggelam dalam kekuatiran.

Benar saja, esoknya waktu akan dicuci darah, dites ulang terlebih dulu, ternyata bilirubinnya sudah turun banyak dari 30 menjadi 13. Memang masih di atas normal tapi sudah tidak perlu cuci darah. Beliau bersyukur. Lalu bayi tersebut dimasukkan di inkubator selama 3 minggu.
Sekarang anaknya tumbuh sehat, segar, baik, bertumbuh, juga pemikirannya banyak melampaui anak-anak sebayanya.

Beliau senang karena memutuskan untuk tidak membunuh, "Tentu tidak ada dalam kamus saya untuk membunuh siapapun", ungkapnya.

"Kita sering "membunuhi" diri sendiri dengan tenggelam dalam kekuatiran.

Tanpa kita sadari kita juga sering menjadi "pembunuh-pembunuh" diri kita sendiri,

banyak dari kita suka merasa hampa, stress, kalau modal habis

tabungan habis,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun