Namun, kebijakan publik pemerintahan Habibie sampai Megawati memberikan dampak negatif terhadap kebebasan ekonomi Indonesia. Dari tahun 1998 sampai 2004, terjadi penurunan sebesar 11,2 poin. Tingkat kebebasan ekonomi kita yang sebesar 63,4 di tahun 1998 menjadi tinggal 52,1 poin di tahun 2004, termasuk sebagai perekonomian yang mostly unfree.
Selain itu, kebebasan ekonomi kita menjadi di bawah rata-rata dunia dan Asia-Pasifik sebesar 57,1 dan 59,6. Miris, bukan? Lalu, tiba Pemilu 2004 sebagai pemilihan umum presiden pertama di Indonesia. Untuk pertama kalinya, rakyat Indonesia mampu memilih presidennya secara langsung di TPS, dan bukan melalui wakil mereka di MPR. Pemilu ini berhasil membawa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI keenam.
Mengapa? Pertama, kita masih berada di bawah rata-rata dunia dan Asia Pasifik sebesar 59,5 dam 57,6. Selain itu, kita juga masih termasuk sebagai perekonomian yang sebagian besar tidak bebas atau mostly unfree economy.
Bukti ini menunjukkan bahwa kebijakan publik pemerintahan SBY berhasil membawa Indonesia kembali menuju peningkatan kebebasan ekonomi. Sayangnya, peningkatan tersebut tidak cukup untuk mengejar ketertinggalan kita dengan negara-negara lain di dunia. We become economically freer, but not free enough compared with others.
Ketika rezim SBY berakhir, rakyat Indonesia memutuskan untuk mengangkat Joko Widodo menjadi Presiden RI ketujuh pada 20 Oktober 2014. Bagaimana dampak kepemimpinan sosok mantan pengusaha meubel ini terhadap tingkat kebebasan ekonomi Indonesia?
Akhirnya, kita bisa kembali menuju perekonomian yang agak bebas seperti pada awal Reformasi. Bahkan, lebih tinggi 2,4 poin! Selain itu, tingkat kebebasan ekonomi kita juga lebih tinggi dari rata-rata dunia dan Asia Pasifik sebesar 60,6 poin.
Peningkatan pesat ini menunjukkan adanya kebijakan publik yang berorientasi pada pemupukan kebebasan ekonomi di lima tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi. Kira-kira, apa saja kebijakan tersebut? Menurut hemat penulis, ada tiga kebijakan andalan rezim Jokowi yang meningkatkan kebebasan ekonomi Indonesia.