Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi yang Berkembang Dari Dendam

24 Juli 2024   08:23 Diperbarui: 24 Juli 2024   08:32 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kenangan bersepeda mengelilingi Merapi (dokpri) 

Aku masih ingat, kala sepupuku memamerkan kuitansi pembelian sepeda BMX bermerk Golden Eagle berwarna kuning emas.  Sepeda yang sedang hits di masa dulu.  Mewah sekali di mataku, begitu agung menurutku sampai-sampai meminjamnya pun aku tak berani, takut jatuh dan lecet.  

Di lain waktu, saat menginap di rumah sepupu.  Girang bukan kepalang, karena ada BMX juga di rumahnya.  Nyaris seharian aku habiskan dengan mengendarai sepeda pinjaman tersebut berkeliling komplek.  Tak ada capeknya, dipinjami sepeda rasanya rejeki yang tak habis-habis disyukuri.

Oranngtua saat itu memang tak mampu membelikan sepeda, bersekolah pun hanya berjalan kaki.  Jarak sekolah dari rumah juga tak begitu jauh sehingga cukup berjalan kaki saat pulang dan pergi.  Sepeda benar-benar adalah hal yang mewah bagiku.

Bahkan belajar sepeda pun menggunakan sepeda ontel yang palangnya sangat tinggi.  Tertatih-tatih menelusup di antara frame sepeda saat berusaha menaikinya.  Sampai kemudian lanjut belajar dengan Phoenix punya mama, yang akhirnya hilang dicuri orang.

Sampai akhirnya, pada suatu sore, entah bagaimana ceritanya abah membeli sepeda bekas dari salah seorang keluarga.  Sepeda dengan roda 18 inchi yang kondisinya cukup mengenaskan, tapi masih bisa digunakan.  Tak terbayang senangnya saat itu, akhirnya punya juga sepeda sendiri.  Bayangkan itu: sepeda milik sendiri!

Sepeda yang akhirnya saya kayuh jauh-jauh berbelas kilometer.  Sampai akhirnya tak bisa dipakai lagi, lupa entah karena apa.

Mungkin ada sedikit dendam karena tak bisa memiliki sepeda yang 'benar', bertahun-tahun kemudian tetap memendam keinginan memiliki sepeda kayuh sendiri.  Akhirnya dendam itu tertuntaskan juga saat bisa membeli sepeda baru, setelah bekerja.  Walau belum digunakan secara maksimal karena belum mengerti seting sepeda yang benar, belum tahu cara fitting yang baik.

Sepeda itu pun akhirnya lama parkir di garasi dan akhirnya dibeli oleh seorang kawan.

Bertahun-tahun dendam akan sepeda berhibernasi, sampai akhirnya berkenalan dengan komunitas sepeda lama, sepeda Federal saat kuliah di Jogja.  Saat itulah seakan-akan keinginan bersepeda kembali menyala.

Saat di Jogja juga segala pengetahuan tentang sepeda yang belum pernah aku ketahui sebelumnya, mengalir dari kawan-kawan pesepeda yang sudah berpengalaman dan menikmati jalanan dengan sepeda sejak lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun