Peserta Tour de Loksado ini dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan usia selain kelas khusus yaitu Woman Open. Perjalanan berikutnya adalah berdasarkan kelas peserta. Sekitar jam dua siang, start dimulai oleh kelas Man Elite, dilanjutkan oleh kelas Master C dan Women Open, kemudian Master B dan Junior.
Setelah bendera start dikibarkan, peserta pun melaju dengan kekuatan penuh. Tak ada lagi batasan di 30 km/jam. Berlomba-lomba menuju titik finish. Terkecuali saya yang memilih untuk mengoptimalkan tenaga sebisanya biar sampai di titik akhir tanpa cidera dan masalah apapun.
Pengalaman dan latihan memperlihatkan hasilnya. COT atau cut off time yang ditentukan adalah sekitar 90-100 menit dari Kandangan menuju titik finish di tanjakan Ajung Tabalik di daerah Loksado. Â
Etape terakhir ini bisa dikatakan gila. Tanjakan dan turunan yang dihidangkan rasanya di luar nalar. Angka elevasi sekitar 499 meter mungkin bisa dijadikan bayangan kecuraman yang harus dihadapi. Untungnya pemandangan yang disungguhkan sangat memanjakan mata, ditambah udara yang sejuk. Cukup menghibur tubuh dan kaki yang mulai terasa lelah.
Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, tetap saja saya terpaksa turun dari sepeda di titik tanjakan tertinggi. Gear belakang yang berukuran 32 T tak sanggup mengimbangi tanjakan yang semakin curam. Sepedapun akhirnya dituntun dan didorong, padahal finish masih sekitar beberapa kilometer. Duh.. Â
Untungnya saya tak sendirian dalam drama menuntun sepeda, dan untungnya lagi saya tak mengalami kram kaki seperti beberapa peserta yang terpaksa tak bisa melanjutkan perjalanannya.
Lepas tanjakan, tentu saja ada turunan tajam yang menghadang. Kali ini fokus harus benar-benar ditingkatkan. Hal ini karena beberapa kali kecelakaan peserta terjadi saat tak bisa mengendalikan sepeda di turunan. Tangan pun tak pelak merasakan pegal karena saya harus menggenggam rem secara maksimal. Â