Tour de Loksado adalah acara bersepeda yang rutin digelar saban tahun di Kalimantan Selatan, acara yang digagas oleh Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan ini menempuh jarak sejauh kurang lebih 150 Km. Melewati 1 Kota dan 3 Kabupaten dengan elevasi kurang lebih 499 meter.
Tahun 2024 ini adalah untuk ketiga kalinya saya mengikuti acara ini. Acara yang kadang disebut-sebut kawan pesepeda sebagai lebaran-nya pesepeda KalSel ini diikuti sekitar 480 orang peserta dari berbagai daerah.Â
Tahun ini selain diikuti oleh pesepeda dari perwakilan seluruh provinsi di Kalimantan juga diikuti oleh peserta dari luar pulau Kalimantan seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan dari Nusa Tenggara Barat.
. . .
Sekitar pukul 07.30 pagi tanggal 29 Juni 2024, acara dimulai setelah pengibaran bendera start oleh Gubernur Kalimantan Selatan bertempat di Kiram Park. Udara yang sedikit gerimis menyebabkan etape awal terasa cukup nyaman.
Pengawalan dari pihak kepolisian juga sangat membantu pengamanan jalan yang dilewati pesepeda ditambah penjagaan sepanjang jalan oleh panitia.Â
Untungnya sepanjang etape pertama ini tak ada masalah yang berarti, selain ada beberapa peserta yang terpaksa dievakuasi karena ada masalah pada sepeda, rata-rata karena ban bocor.
Perjalanan awal cukup menyenangkan karena kecepatan sepeda diatur sehingga hanya di kisaran 30 km/jam saat menuju pitstop 1 di Kantor Kecamatan Mataraman yang berjarak sekitar 43 kilometer dari titik start.
Sekitar satu jam lebih akhirnya tiba di perhentian awal, berhenti sejenak sekitar 10 menit sambil menikmati minuman dan makanan yang disediakan oleh panitia berupa air mineral dan isotonik serta roti dan pisang. Sangat membantu untuk mengisi tenaga menuju titik perhentian berikutnya.
Setelah waktu istirahat usai, perjalanan dilanjutkan kembali menuju titik perhentian berikutnya di km 65. Lagi-lagi kali ini cuaca sangat mendukung, langit yang mendung membuat perjalanan terasa nyaman. Jauh sekali dibandingkan tahun 2023, saat cuaca terasa cukup panas sehingga terasa sekali menguras tenaga.
Kecepatan rombongan sepeda juga sangat terkontrol dengan baik. Memang perjalanan dirancang dengan kecepatan stabil sampai nanti di perhentian keempat sebelum race sebenarnya dimulai menuju titik finish di tanjakan daerah Loksado.
Tak terasa sekitar jam 10 pagi, sampai di pemberhentian selanjutnya di lapangan futsal HRVT, Sungai. Kembali menikmati istirahat sambil makan minum yang disediakan sembari mengisi ulang botol minum yang tak terasa nyaris habis di perjalanan sepanjang 22 km.
Sekitar 10 menit kemudian perjalanan kembali dilakukan menuju perhentian ketiga di km 100, RTH Rantau, Kabupaten Tapin. Rute jalanan mulai sedikit naik turun serta berhati-hati di beberapa titik yang cukup rusak.
Menggunakan sepeda yang framenya lebih besar satu ukuran, membuat saya harus menjaga kondisi tubuh benar-benar sepanjang perjalanan agar sampai di titik finish sesuai rencana. Hal ini karena dua tahun berturut-turut perjalanan saya di event ini terhenti di Tapin karena kelelahan. Lelah akibat salah taktik saat mengayuh sepeda.
Untunglah sesampai perhentian ketiga, badan masih terasa cukup fit. Sesuai namanya, di titik water station ini kembali minum air yang disediakan, mengisi botol minum dan menikmati roti serta snack yang disediakan panitia. Singgah hanya sebentar, tak sampai 10 menit lagi karena akan menuju pemberhentian terakhir dengan pace stabil 20 kilometer ke depan. Sebelum nantinya start balapan sesungguhnya.
Selepas water station, perjalanan kembali dilakukan dengan kecepatan stabil. 20 kilometer pun tak terasa terlewati. Pukul 12.35 akhirnya sampai di titik perhentian keempat di Lapangan Lambung Mangkurat, Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Â
Di titik keempat ini istirahat cukup lama, karena saatnya makan siang dan sholat zuhur. Makanan dan minuman yang disediakan cukup membantu mengisi energi sebelum balapan sejauh 30 kilometer menuju titik finish, dimulai sekitar jam 14.00.
Peserta Tour de Loksado ini dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan usia selain kelas khusus yaitu Woman Open. Perjalanan berikutnya adalah berdasarkan kelas peserta. Sekitar jam dua siang, start dimulai oleh kelas Man Elite, dilanjutkan oleh kelas Master C dan Women Open, kemudian Master B dan Junior.
Setelah bendera start dikibarkan, peserta pun melaju dengan kekuatan penuh. Tak ada lagi batasan di 30 km/jam. Berlomba-lomba menuju titik finish. Terkecuali saya yang memilih untuk mengoptimalkan tenaga sebisanya biar sampai di titik akhir tanpa cidera dan masalah apapun.
Pengalaman dan latihan memperlihatkan hasilnya. COT atau cut off time yang ditentukan adalah sekitar 90-100 menit dari Kandangan menuju titik finish di tanjakan Ajung Tabalik di daerah Loksado. Â
Etape terakhir ini bisa dikatakan gila. Tanjakan dan turunan yang dihidangkan rasanya di luar nalar. Angka elevasi sekitar 499 meter mungkin bisa dijadikan bayangan kecuraman yang harus dihadapi. Untungnya pemandangan yang disungguhkan sangat memanjakan mata, ditambah udara yang sejuk. Cukup menghibur tubuh dan kaki yang mulai terasa lelah.
Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, tetap saja saya terpaksa turun dari sepeda di titik tanjakan tertinggi. Gear belakang yang berukuran 32 T tak sanggup mengimbangi tanjakan yang semakin curam. Sepedapun akhirnya dituntun dan didorong, padahal finish masih sekitar beberapa kilometer. Duh.. Â
Untungnya saya tak sendirian dalam drama menuntun sepeda, dan untungnya lagi saya tak mengalami kram kaki seperti beberapa peserta yang terpaksa tak bisa melanjutkan perjalanannya.
Lepas tanjakan, tentu saja ada turunan tajam yang menghadang. Kali ini fokus harus benar-benar ditingkatkan. Hal ini karena beberapa kali kecelakaan peserta terjadi saat tak bisa mengendalikan sepeda di turunan. Tangan pun tak pelak merasakan pegal karena saya harus menggenggam rem secara maksimal. Â
Perjalanan tahap akhir yang hanya tersisa 30 kilometer dari total jarak 150 km rasanya tak habis-habis. Panitia yang berjaga-jaga di tiap titik tikungan, tanjakan dan turunan tajam tak henti-hentinya memberi semangat. Sembari meneriakkan kalimat penyemangat "Ayo sebentar, lagi!"
Kalimat yang nyaris tak saya percaya lagi, gara-gara tanjakan dan turunan yang panjang dan rasanya tak habis-habis. Hingga akhirnya titik finish pun memang nyaris di depan mata.
Semangat pun muncul lagi, sepeda dibawa dengan sisa-sisa tenaga. Sampai akhirnya sepeda saya pun sampai di titik finish.  Walaupun melebihi batas waktu yang ditetapkan agar tercatat di leader board. Tapi karena memang saya tak mengejar juara apapun selain berusaha sampai titik finish dengan selamat tanpa cidera. Maka sampai finish di km 150 itu pun sudah lebih dari cukup.
Selain itu, toh masih ada beberapa peserta lain yang finish setelah saya hehe.
Begitulah sekilas cerita perjalanan mengikuti event Tour de Loksado tahun ini. Walaupun sepanjang perjalanan sampai akhirnya selesai saya merasa kapok. Tapi kok rasanya pengen ikut lagi tahun depan. "Kapok sambal," kata seorang kawan.Â
Sebenarnya setelah finish, acara masih dilanjutkan dengan pengumuman peserta tercepat yang akan mendapatkan gelar King of Mountain dan Queen of Mountain disertai penyerahan hadiah. Dilanjutkan dengan acara wisata bamboo rafting keesokan harinya.
Tapi berhubung tempat acara sekaligus lokasi penginapan masih cukup jauh dari titik finish, saya memutuskan untuk kembali balik kanan, pulang ke Banjarbaru. Untunglah saya bisa numpang dengan mobil peserta lain yang kebetulan juga langsung pulang setelah sampai titik finish
Jadi begitulah, tak ada catatan negatif untuk acara Tour de Loksado tahun ini, selain mungkin start yang agak kesiangan dari rencana semula yaitu satu jam lebih lambat. Selain itu acara berlangsung lancar dari start sampai finish.Â
Mari kita lihat, apakah tahun depan masih semangat untuk kembali mengikutinya. Semoga saja ya. Doakan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H