Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Patah Hati dan Jatuh Cinta dengan Bahasa Indonesia

4 Maret 2024   10:54 Diperbarui: 4 Maret 2024   17:36 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu setahun kemudian baru nilai C berhasil diraih. Itu pun setelah berusaha menulis serapi mungkin tanpa coretan.

Bertahun-tahun patah hati itu hadir. Walau bahasa negeri ini tetap saja saya cinta, melebihi bahasa Inggris favorit saya.

Jatuh cinta dengan bahasa Indonesia kembali bersemi, saat hadir penulis-penulis idola. Seperti Andrea Hirata yang hadir dengan kisah Laskar Pelangi-nya dan Dewi Lestari yang menggebrak dengan serial Supernova-nya, atau A Fuadi dengan kisah Negeri Lima Menara-nya.

Paling tidak tiga orang itu yang membuat bahasa Indonesia terasa kembali mewangi. Susunan kata-kata terpilih yang membentuk lembaran-lembaran novel, membuat alam pikiran masuk ke dalamnya. Para jenius itu membuat bahasa Indonesia lebih hidup dan kaya.

Bahkan karya Pidi Baiq yang susunan kalimatnya naif dan memutarbalikkan logika pun, justru membuat bahasa negeri ini semakin indah dan berseri. Juga karya kang Abik yang mengawinkan bahasa Indonesia dengan kearifan bahasa, pengalaman dan pelajaran dari negeri Al Azhar, semakin membuat kosa kata terasa makin kaya raya.

Akhir-akhir ini, walaupun sudah teramat jarang melihat karya mereka hadir, saya selalu menunggu dalam rindu. Sesekali dihibur oleh permainan kata bernama Katla yang ada di sosial media, untuk mengasah perbendaharaan kata. Saya rasa bagian terakhir ini adalah hal sederhana, yang walaupun berbentuk permainan olah kata, tapi menyenangkan untuk menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Walau kadang terasa menyebalkan saat pilihan kata yang dipilih untuk ditebak teramat susah untuk diterka.

Bagian terakhir, tentu saja adanya tempat untuk menyampaikan rasa cinta. Menuliskan segala kalimat dan kata yang ada, untuk di bagian dalam bentuk tulisan. Kali ini, ditujukan salah satunya untuk Kompasiana, tempat segala cerita ada. Selalu menyenangkan membaca berbagai macam rangkaian kisah tersedia untuk dibaca.

Sepertinya, menulis di sini. Adalah salah satu cara, untuk melupakan patah hati masa lalu akibat bahasa, sembari terus menjaga biar cinta tetap terjaga pada bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun