Demokrasi dan Korupsi
Seiring berjalannya demokrasi di suatu negara. Hal tersebut menyebabkan pula munculnya korupsi. Jonathan Morgan mengkategorikan beberapa negara transisi yang sekaligus menuju masif korupsi ialah Korea Selatan dan Filipina, transisi dari bekas negara komunis ialah Uni Soviet dan Eropa, negara dekolonisasi ialah Kep. Karibia, dan negara baru seperti Timor-Timor. Di saat memasuki transisi demokrasi, negara-negara tersebut memperlihatkan gejala yang sama, yaitu negara yang keadaan lemah, proses demokrasi yang gagal, dan leberalisasi politik. Demokrasi tidak bisa dijadikan alasan munculnya korupsi karena korupsi muncul diakibatkan pemerintahannya tersebut.
Prospek Demokrasi
Kubu skeptis sejak awal sudah mengingatkan betapa terjal jalan yang akan dilalui demokrasi. Dikatakan bahwa demokrasi tidak mudah berkembang dalam realitas politik aktual. Demokrasi baru disemaikan jika tersedia lahan yang memang kondusif, dan masyarakat induvidualis yang kompetitif dan berorientasi pada pasar. Sebaliknya kubu optimistik berpendapat bahwa pasca perang dingin, orang mulai melihat perang sebagai sesuatu yang usang. Mereka optimis bahwa sisa penghalang di jalan liberalisme akan dapat disingkirkan dengan lembaga-lembaga internasional, seperti PBB, IMF, dll. Model demokrasi ini akan mengusahakan terciptanya legislatif dan eksekutif trans-internasional yang efektif pada tingkat regional dan global, yang terikat dan dan beroperasi dengan syarat-syarat hukum demokratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H