Mohon tunggu...
Rudi I
Rudi I Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang belajar sastra Inggris 🇬🇧
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selamat datang di blog yang membahas tentang kebarat-baratan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sistem Pergerakan Demokratisasi Zaman Dulu

30 Juni 2021   07:47 Diperbarui: 30 Juni 2021   07:50 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: britannica.com

Demokrasi dan Korupsi

Seiring berjalannya demokrasi di suatu negara. Hal tersebut menyebabkan pula munculnya korupsi. Jonathan Morgan mengkategorikan beberapa negara transisi yang sekaligus menuju masif korupsi ialah Korea Selatan dan Filipina, transisi dari bekas negara komunis ialah Uni Soviet dan Eropa, negara dekolonisasi ialah Kep. Karibia, dan negara baru seperti Timor-Timor. Di saat memasuki transisi demokrasi, negara-negara tersebut memperlihatkan gejala yang sama, yaitu negara yang keadaan lemah, proses demokrasi yang gagal, dan leberalisasi politik. Demokrasi tidak bisa dijadikan alasan munculnya korupsi karena korupsi muncul diakibatkan pemerintahannya tersebut.

Prospek Demokrasi

Kubu skeptis sejak awal sudah mengingatkan betapa terjal jalan yang akan dilalui demokrasi. Dikatakan bahwa demokrasi tidak mudah berkembang dalam realitas politik aktual. Demokrasi baru disemaikan jika tersedia lahan yang memang kondusif, dan masyarakat induvidualis yang kompetitif dan berorientasi pada pasar. Sebaliknya kubu optimistik berpendapat bahwa pasca perang dingin, orang mulai melihat perang sebagai sesuatu yang usang. Mereka optimis bahwa sisa penghalang di jalan liberalisme akan dapat disingkirkan dengan lembaga-lembaga internasional, seperti PBB, IMF, dll. Model demokrasi ini akan mengusahakan terciptanya legislatif dan eksekutif trans-internasional yang efektif pada tingkat regional dan global, yang terikat dan dan beroperasi dengan syarat-syarat hukum demokratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun