Gelombang Demokratisasi III (1974-1990)
Fase ini muncul karenak kejadian di Spanyol, Portugal, dan Yunani, yang seolah-olah menjungkirbalikkan teori bahwa demokrasi tidak dapat hidup di negara-negara berkembang. Kemudian disusul runtuhnya rezim otoriter di beberapa negara-negara Amerika Latin dan negara Filipina. Setelah itu muncul fenomena efek bola salju yang menybabkan negara-negara Uni Soviet juga ikut runtuh.
Gelombang Demokratisasi Balik III (1991-selesai)
Tanda-tanda munculnya gelombang ini adalah adanya perubahan di negara Sudan, Suriname, dan Nigeria, naiknya Jendral Pervez Mucharraf di Pakistan, serta munculnya yunta militer Myanmar.
Isu-Isu Kritis dalam Demokratisasi
Demokrasi dan Pembangunan
Antara demokrasi dan pembangunan, keduanya sering dipertentangkan oleh para elit dalam menentukan kebijakan dalam pembangunan nasional. Pertentangan semakin tajam di negara-negara yang menuju transisi ke demokrasi. Contoh, apabila Eropa dan Amerika Utara berhasil memadukan demokrasi dan pembangunan, makanya dampak negatifnya adalah negara-negara berkembang akan mengalami keterlambatan di berbagai bidang.
Demokrasi dan Radikalisme Agama
Sebelum munculnya demokrasi sudah ada radikalisme, dan semenjak munculnya demokrasi menambah dampak radikalisme agama ini. Isu yang sering muncul adalah negara-negara yang tidak menjalankan sistem demokrasi merupakan negara yang banyak sumber radikalisme karena terlalu bebas.
Demokrasi dan Konflik
Jika konflik dihubungkan dengan demokrasi dapat diibaratkan sebagai pedang bermata dua, di satu sisi membawa berkah, di sisi lain membawa petaka. Demokrasi juga berarah ke konflik SARA. Saat ini negara-negara yang menikmati berkah adalah Inggris, Perancis, Jerman, dan AS. Sedangkan yang sedang menuju keberkahan adalah Afrika Selatan, Jepang, dan Eks Komunis. Demokrasi dapat menjadi petaka apabila dilaksanakan secara tanggung-tanggung.