Mengusung tagline, "Macet itu Berat, Biar Kita Cari Solusinya Bersama", Academia Politica UNPAD menekankan pentingnya kolaborasi antar-stakeholder untuk mewujudkan transportasi ideal bagi Kota Bandung. Setelah sesi materi, peserta dibagi ke dalam lima peran. Diantaranya adalah; pemerintah, legislatif, akademisi, korporasi dan NGO (Non-Govermental Organization). Nah, di sini mereka akan mengusulkan poin kebijakan sesuai dengan peran yang mereka dapatkan.
Poin-poin kebijakan tadi selanjutnya akan dipresentasikan oleh tiga orang perwakilan di setiap perannya. Setelah kelima peran telah selesai menyampaikan usulan, maka tiap orang yang tergabung dalam satu peran berhak mengkritisi poin kebijakan yang diusulkan oleh peran lain. Inilah sesi paling dinantikan, karena peserta akan saling melemparkan opini dan kritik satu sama lain hingga timbul perdebatan sengit. Baik pemerintah, legislatif, akademisi, korporasi serta NGO saling mengglorifikasi usulan masing-masing.
Kadang ketika pendapat dan usulan poin antar-stakeholder sama, mereka akan bersekutu untuk memperkuat argumen agar poin yang diusulkan bisa disetujui. Begitu pun sebaliknya, saat terjadi konflik kepentingan yang mengakibatkan poin dari masing-masing peran bersebrangan maka akan terjadi sawala argumentasi satu sama lain. Hal ini terjadi seterusnya hingga menemui titik temu dan moderator kemudian akan memandu jejak pendapat di antara seluruh peserta untuk memilih poin terbaik.
Kemudian, setelah poin terbaik ditemukan dan disetujui semua pihak, maka akan bertemu dengan sesi terakhir. Para fasilitator acara dan moderator akan menuangkannya dalam Policy Brief yang tersedia. Policy Brief merupakan dokumen singkat berupa rekomendasi sebuah kebijakan terhadap suatu permasalahan yang ada. Dalam konteks ini, isu pemantik yang diangkat adalah penolakan sopir angkot Kota Bandung yang enggan beralih ke microbus. Poin-poin dari berbagai stakeholder tadi kemudiam diintegrasikan dalam satu Policy Brief untuk kemudian diusulkan pada Pemkot Bandung sebagai rekomendasi kebijakan.
Diikuti oleh siswa/i SMA dan mahasiswa/i dari berbagai Perguruan Tinggi di sekitar Kota Bandung, Academia Politica UNPAD mengedukasi pemuda tentang bagaimana proses dibuatnya suatu kebijakan. Di sini, peserta bisa saling bertukar ide dan gagasan dari berbagai sudut pandang. Sehingga, kebijakan publik yang akan dibuat akan bersifat bottom up dari masyarakatnya sendiri, bukan hanya dari kacamata pemerintah saja.
Academia Politica UNPAD menggandeng Kawula17 sebagai mitra kegiatan. Kawula17 menyediakan Voting Advice Application (VAA) yang dirancang untuk membantu peserta memahami prefensi politiknya masing-masing. Dengan begitu, mereka dapat mengikuti kegiatan sesuai dengan perannya masing-masing.
Setelah terlaksananya kegiatan ini, diharapkan para pemuda lebih aktif lagi berkontribusi dalam kehidupan berpolitik sedini mungkin. Anak muda sebagai generasi penerus bangsa harus lebih bermakna dalam partisipasinya sebagai warga negara. Sebab, kebijakan politik akan berpengaruh secara langsung bagi kehidupan. Sehingga dibutuhkan kacamata vertikal dalam merumuskan suatu kebijakan publik agar sesuai dengaan apa yang dibutuhkan.
Terlepas dari itu, Generasi Melek Politik tentunya berharap Policy Brief yang telah disusun dapat diterima dan diimplementasikan Pemkot Bandung dalam sebuah kebijakan. Karena, sudah saatnya Bandung memiliki transportasi publik yang memadai. Dengan begitu, kemacetan akan teratasi. Terlalu lama Pemkot Bandung hanya menggunakan Solusi jangka pendek seperti membangun flyover atau underpass yang tidak menyelesaikan masalah ini secara konkrit.Â