Mohon tunggu...
Rayyan Yasser
Rayyan Yasser Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah - Manusia Biasa-Biasa Saja

Sedikit berbagi tulisan atau cerita yang semoga saja bisa memberikan manfaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budi Utomo: Gerbang Awal Kebangkitan Nasional

5 November 2024   16:10 Diperbarui: 6 November 2024   22:58 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Wahidin Sosrohusodo - Sumber : biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/Muhamad Nurdin Fathurrohman

Budi Utomo: Gerbang Awal Kebangkitan Nasional 

Budi Utomo adalah sebuah organisasi modern pertama kali di Indonesia. Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh dr Sutomo. Menurut beberapa sarjana, perkataan Budi Utomo berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi berarti keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal, atau pengadilan, yang juga berarti "daya manusia untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum". Adapun perkataan utomo berasal dari uttama, yang dalam bahasa Sansekerta berarti "tingkat pertama" atau "sangat baik".

Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan pembangkit semangat Budi Utomo, beliau adalah lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (pasca tahun 1900 dinamai STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya. 

Pada tahun 1901, Ia menjadi redaktur majalah Retnodhoemillah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang dikhususkan pada kalangan priyai. Hal yang demikian mencerminkan besarnya perhatian seorang priyayi atas masalah-masalah dan status golongan priyai itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat jawa melalui pendidikan Barat.

Pendirian Budi Utomo nyatanya tidak didukung semua golongan priyai. Kaum birokrasi dan ningratan menyebutkan bahwa gerakan ini mengancam kedudukannya. Kaum aristokrasi lebih menginginkan situasi status quo, yaitu keadaan yang dapat menjamin keinginan mereka. gerakan kaum terpelajar tersebut akan memberikan perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum intelektual akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan elit birokrasi.

Budi Utomo juga di kenal salah satu organisasi yang terpanjang usianya sampai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Memang Budi Utomo, memiliki arti yang penting meskipun apabila diakumulasikan keluruhan anggota resminya hanya 10.000 orang, masih kalah secara kuantitas dari SI yang berjumlah 360.000. 

Pergerakan Budi Utomo menimbulkan efek perubahan-perubahan politik sehingga terjadi integrasi nasional, dan ini menjadi sebab kelahirannya organisasi Budi Utomo disebut hari kebangkitan nasional. Fase ini menunjukkan pada etno-nasionalisme dan proses penyandaran diri terhadap identitas bangsa Jawa (Indonesia).

Pancaran eksistensi Budi Utomo dibuktikan dengan diadakannya kongres pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908, dalam kongres tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:

1. tidak mengadakan kegiatan politik;

2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan;

3. Terbatas pada wilayah Jawa dan Madura;

4. dan mengangkat Raden Adipati Tirtokusumo (Bupati Karanganyar) sebagai ketua Budi Utomo.

Adapun tujuan organisasi Budi Utomo yang ditetapkan dalam kongres pertamanya di Yogyakarta;

1. Usaha mendirikan dalam arti seluas-luasnya;

2. Peningkatan pertanian, peternakan, dan perdagangan;

3. Kemajuan teknik dan kerajinan;

4. Menghidupkan kembali kesenian dan tradisi pribumi;

5. Menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan;

6. Hal-hal lain yang bisa membantu kesejahteraan bangsa.

Kongres kedua diadakan di Yogyakarta tepatnya di Gedung Mataram pada tanggal 10-11 Oktober 1909 yang dihadiri oleh 9 cabang. Dalam kongres yang kedua ini terjadi nuansa yang berbeda dimana pada kongres ini berlangsung tanpa banyak yang berarti oleh karena menurunnya semangat organisasi yang mencolok. Dalam kongres yang kedua ini sedikit hanya memberikan hierarki baru, lebih terorganisasi tetapi kurang bergairah.

Perkembangan Budi Utomo ternyata tidak memuaskan anggotanya dan hal ini terbutkti pada tahun 1910, Badan Pengurus memutuskan untuk menyelenggarakan kongres ketiga yang awalnya diadakan bulan Oktober karena alasan organisasi rapat lokal akan diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus dan akan berlangsung semarak dengan hadirnya wakil-wakil dari perhimpunan calon pegawai pribumi, siswa STOVIA dan siswa sekolah hukum Batavia. 

Dalam persidangan, permasalahan yang dibahas adalah perlunya peningkatan mutu sekolah dasar pribumi, agar murid dapat melanjutkan pendidikan menengahnya pada lembaga-lembaga di mana bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar. Selain itu, pembahasan juga terkait dengan masalah desa organ baru organisasi, tetapi suasana rapat mencerminkan kelesuan Budi Utomo.

Budi Utomo pada hakikatnya memiliki nama lengkap het jong Javaasch Verbond Boedi Oetomo (Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo). Setahun pasca-berdiriny, Budi Utomo memang makin terlihat tidak aspiratif kepada ajaran Islam, hal yang demikianlah yang membuat Kyai Ahmad Dahlan mundur dari organisasi ini dan akhirnya mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912. 

Budi Utomo juga memandang Islam sebagai agama yang kurang memberikan respek terhadap ajaran dan kebudayaan di Indonesia, dalam Islam bakat-bakat orang sebagai bangsa tidak mungkin diungkapkan sepenuhnya, begitulah perkataan anggota Budi Utomo yang menganut Jawaisme.

Sistem keanggotan Budi Utomo yang terbatas pada wilayah Jawa dan Madura perlahan mulai menjadi boomerang bagi oorganisasi itu sendiri.  Hingga sebelum tahun 1940-an, Budi Utomo melebur bersama organisasi pergerakan lainnya untuk kemudian membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra).

Referensi

Fajruddin Muttaqin dan Wahyu Iryana. (2015). Sejarah Pergerakan Nasional. Bandung: Humaniora.

Sartono Kartodirjo. (1993). Sejarah Pergerakan Nasional Jilid 2. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Suhartono. (1994). Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun