Mohon tunggu...
Raymond Y. Patty
Raymond Y. Patty Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku mungkin tampan, tapi yang jelas aku tidak narsis. | El Condor Times http://t.co/Npropwo3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan, Kebudayaan dan Ideologi: Intrepretasi Ulang-Alik Hubungan Kekuasaan dan Pendidikan dalam Naskah Lakon Mastodon dan Burung Kondor

27 Mei 2012   09:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mastodon dan Burung Kondor Bicara Soal Pendidikan

Si Yuan, yang di dalam ceritanya adalah seorang aktivis kampus, nih menganggap kalo apa yang udah diajarin di bangku sekolah ‘n di bangku kuliah itu bukan pendidikan yang sebener-benernya pendidikan. Melainkan cuma sekedar upacara menghafalkan dan meng-iya-kan pengetahuan yang udah ditetapkan dan nggak boleh dipertanyakan.

Intinya si Yuan pengen bilang kalo pengetahuan yang diajarin di institusi-institusi di dalam sistem pendidikan yang dienyamnya itu sebenernya hanyalah alat buat melanggengkan kekuasaan pihak-pihak yang sedang berkuasa. Jangan gampang ngambil kesimpulan lho, kalo kalo pihak penguasa disini itu maksudnya cuma terbatas ama urusan politik praktis aja lho (baca: pemerintahan dan partai-partai politik gitu deh—red). Karena ternyata anatomi kekuasaan di dalam pendidikan itu ternyata rada-rada ruwet juga lho…

Fungsi Pendidikan Untuk ngebongkar keruwetannya, mari kita mulai pembahasan kita dengan doa. Berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing dimulai… selesai. Ok, setelah itu, mari kita mulai dengan sok-sok kritis menanyakan kembali; apa sih fungsinya pendidikan itu? Kalo kata Paulo Freire nih, seorang ahli pendidikan dari Brazil, ada dua fungsi dari pendidikan. Pertama, sebagai alat supaya generasi muda mau menerima dan melestarikan sistem nilai di masyarakat. Yang kedua adalah sebagai praktek pembebasan dimana manusia dapat berinteraksi dengan kritis dan kreatif menghadapi realitas, sehingga dapat berpartisipasi dalam mengubah dunia ke arah yang lebih baik (Freire, 1991).

Maksudnya Freire berarti kalo pendidikan itu bisa menjadi penghambat kemajuan kalo sistem nilai yang diperkokohnya malah justru ngebuat manusia menindas kemanusiaan dan juga menjadikan manusia nggak lagi kritis dan kreatif. Sebaliknya, pendidikan juga bisa jadi sarana pembebasan kalo ngebuat manusia bisa ngehargain kemanusiaan dan ngejalanin hidup secara kritis dan kreatif. Wah… pendidikan erat banget kaitannya sama sistem nilai yah…

Pendidikan dan Kebudayaan

Kalo urusannya udah sama sistem nilai nih, berarti kita nggak bisa lagi mendasari pemahaman kita tentang hubungan pendidikan dan kekuasaan tuh sebatas dalam wujudnya di lembaga-lembaga pendidikan; semisal di sekolah-sekolah, dinas pendidikan nasional, kementrian pendidikan, UNESCO, etc. Kalo udah kayak gini berarti kita musti ngeliat soal pendidikan ini dari sudut pandang yang lebih luas lagi, yang bisa ngeliat peran kekuasaan dalam mempengaruhi sistem nilai yang dianut sama masyarakat; yaitu dari sudut pandang kebudayaan!

Well, mau gimana lagi, posisi pendidikan dalam studi-studi budaya emang istimewa juga sih, sebab banyak transformasi sosial dalam sejarah kebudayaan modern bisa jalan karena peran pendidikan juga.[1]  Maka dari itu, masalah pendidikan, kekuasaan, dan studi kebudayaan mempunyai bidang garapan yang sama (Tilaar 2009: 126). Tapi sebaliknya, gimana posisi kebudayaan dalam dunia pendidikan sendiri? Dan gimana kita bisa ngeliat aspek kekuasaan didalemnya?

Praktek-praktek Pendidikan dan Ideologi Dominan yang Masuk Sa'udele Dewe

Jadi gini nih, bro ‘n sis; om ‘n tante, ncang dan ncing, enyak, babeh... Dalam prakteknya, pendidikan kan bisa kita bagi jadi tiga, yaitu: pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal berarti pendidikan yang dilembagakan secara formal; misalnya di sekolah dan kampus. Trus, pendidikan non-formal berarti pendidikan yang dilaksanakan dalam lembaga-lembaga di luar struktur persekolahan formal; contohnya les, bimbel, pelatihan, workshop, etc. Yang terakhir, pendidikan informal, yaitu proses pendidikan yang berkenaan sama seluruh aspek kebudayaan yang mempengaruhi perkembangan seseorang; misalnya pendidikan yang kita dapet dari pengalaman, keluarga, bacaan, pergaulan, dll.

Di sisi yang lebih luas di dalam dunia modern kita ini, disadari atau tidak, tiap masyarakat kan juga punya ideologi yang menjadi panutan untuk ngebimbing arah perkembangan masyarakatnya. Ada ideologi liberal, neo-liberal, religius, fasis, nasionalis, anarkis; terus juga ada multikultural, lokal, demokrasi, sosialis, komunis (eh, masih ada lho… bahkan di Indonesia juga masih ada), dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun