Mohon tunggu...
Rayhan diff
Rayhan diff Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berpikir Sinkronik dan Diakronik (Pengertian, Contoh, Ciri-ciri, dan Tujuannya)

29 Maret 2019   21:54 Diperbarui: 2 Juli 2021   21:35 172390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpikir Sinkronik dan Diakronik (Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay)

Dalam mempelajari sejarah tentu kita harus dapat berpikir secara sinkronik dan diakronik.

Dengan berpikir seperti itu kita dapat mengetahui sejarah dari segala aspeknya dan kitapun bisa mengetahui urutan kapan peristiwa tersebut terjadi dan apa sangkut pautnya dengan peristiwa yang lain.

Tapi sebenarnya apasih maksudnya berpikir secara sinkronik dan diakronik?

Yuk, baca ulasan dibawah ini

1. BERPIKIR SINKRONIK

Sinkronik aslinya berasal dari bahasa Yunani yaitu "syn" yang artinya Dengan dan "khronos" yang artinya Waktu/Masa.

Tapi Sinkronik artinya Meluas dalam ruang tetapi sempit dalam waktu. Jadi berpikir secara sinkronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa pada intinya saja, tidak menganalisa suatu suatu peristiwa dari awal.

Baca juga : Betapa Indahnya Jika Semua Berpikir Begini

Contohnya menjelaskan tentang suasana pada saat tragedi pemberontakan G30S/PKI.

Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita dapat mempelajari peristiwa bersejarah secara mendetail.

Adapula ciri-ciri berpikir sinkronik:

1. Bersifat horizontal. (tidak menjelaskan suatu peristiwa dari awal dan hanya pada intinya saja)

2. Cakupan kajian yang lebih sempit.

3. Cenderung lebih sulit dan serius.

4. Kajiannya lebih terstruktur.

5. Mengkaji masa tertentu.

6. Tidak terdapat konsep perbandingan.

Baca juga : Berpikir di Luar Kotak Tapi Bertahan di Zona Nyaman, Kok Bisa?

2. BERPIKIR DIAKRONIK

Berbeda dengan Sinkronik, Diakronik aslinya berasal dari bahasa latin yaitu "Dia" yang artinya Melalui/Melampaui dan "Chronicus" yang artinya Waktu.

Tapi Diakronik artinya Memanjang dalam waktu tetapi menyempit dalam ruang.

Berpikir diakronik disebut juga berpikir kronologis.

Berbeda dengan berpikir sinkronik, berpikir diakronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa dari awal mula peristiwa itu terjadi hingga akhir dari peristiwa itu.

Contohnya menjelaskan tentang pertempuran 5 hari disemarang mulai dari awal mula kenapa peristiwa itu terjadi sampai akhir.

Atau, menceritakan tentang kisah hidup seseorang sejak dilahirkan hingga saat ini.

Jadi dengan berpikir secara diakronik/kronologis kita dapat mempelajari proses dari suatu peristiwa bersejarah.

Baca juga : Berpikir Epistemik untuk Hadapi Pandemi

Adapula ciri-ciri berpikir Diakronik :

1. Bersifat vertikal (menjelaskan prroses suatu peristiwa dari awal hingga akhir)

2. Cakupan kajian jauh lebih luas.

3. Terdapat konsep perbandingan.

4. Memiliki sifat historis/komparatif.

5. Mengkaji masa yang satu dan yang lain.

***

Ya, tadi itulah pengertian, contoh, dan tujuan (yang diakhir sebelum ciri-ciri berpikir yang "jadi dengan berpikir secara sinkronik/diakronik......dst).

Dan ciri-ciri dari berpikir sinkronik dan diakronik yang dapat saya sampaikan mohon maaf apabila ada salah kata dalam penulisan.

Semoga para pembaca bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari ulasan ini. Sampai jumpa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun