Mohon tunggu...
Raymond Liauw
Raymond Liauw Mohon Tunggu... -

Anak rantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Kamu dan Aku

18 Desember 2014   14:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:04 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuan David dan Nyonya Anna adalah pasangan suami istri terpandang bukan hanya dihormati di kotanya tetapi juga di seluruh pelosok provinsi. Mulai dari Gubernur, Jaksa, Kepala Polisi, Pejabat Daerah, hingga buruh rendahan mengenalnya sebagai pengusaha yang baik serta memihak kepada rakyat. Kesejahteraan keluarga para buruh pabrik dan perkebunan selalu diperhatikan.

Pernah sekali waktu Tuan David disarankan untuk terjun ke dunia politik namun ditolaknya dan lebih memilih untuk tetap menjadi seorang pengusaha juga sebagai donatur untuk kesejahteraan masyarakat di provinsinya.

Dua tahun lalu, Nyonya Anna ditemukan tewas secara mengenaskan dengan luka luka hantaman kapak di bagian kepalanya. Hingga kini mystery pembunuhan itu masih belum terungkap.

Sejak tidak ada Nyonya Anna, prilaku Tuan David banyak berubah. Sifatnya yang dulu ramah dan sabar, kini menjadi pemarah dan kasar. Beliau juga merasa sangat terpukul dengan kehilangan sang istri sehingga memilih untuk tidak menikah lagi.

Dari hasil perkawinannya dengan Nyonya Anna, Tuan David memiliki dua orang putri cantik bernama Susan dan Rosa.

Susan adalah seorang wanita pendiam berusia 28 tahun. Pekerjaan sehari harinya membantu Tuan David mengerjakan pembukuan keuangan dan mengawasi keluar masuknya aliran dana perusahaan.

Sedangkan Rosa adalah putri bungsu berusia 22 tahun yang lebih suka mengatur kegiatan karyawan termasuk bersosialisasi dengan para pejabat dan petinggi di pemerintahan. Di samping itu, Rosa juga senang keluar malam bersama teman temannya.

Kedua putri cantik ini sangatlah disukai oleh semua orang. Banyak pria gagah dan kaya raya telah mencoba mendekati tapi mereka masih belum menentukan pilihan pria mana yang akan menjadi suaminya. Sedangkan Tuan David ingin sekali cepat cepat punya menantu mengingat usianya yang sudah 68 tahun. Selain itu, beliau juga sering mendengar pergunjingan para tetangga mengenai usia Susan yang semakin mendekati kepala 3 tetapi masih lajang.

Keluarga ini menempati sebuah rumah besar yang disekelilingnya pohon rindang dan taman bunga. Dari ruang tamu dapat terlihat gunung dan saljunya di musim dingin. Keapikan dan kebersihan rumah menjadi tanggung jawab Gladys - Kepala Pembantu Rumah Tangga. Kebiasaan keluarga ini selalu memulai makan malamnya jam 6 sore dengan hidangan lezat masakan Linda - Kepala Koki Rumah Tangga.

Gladys dan Linda adalah saudara kembar yang sudah bekerja lebih dari 40 tahun untuk keluarga Tuan Davis. Mereka berdua sangat loyal dan sudah dianggap menjadi bagian dari anggota keluarga. Mereja juga selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada majikan mereka terutama kepada si bungsu Rosa.

Tuan David sering melakukan pertemuan dengan beberapa pengusaha di ruang kerjanya. Tidak ketinggalan Susan dan Rosa juga hadir dalam pertemuan tersebut. Ada seorang pengusaha muda bernama Jeff yang ayahnya adalah seorang bangsawan sahabat Tuan David ketika mereka masih kuliah.

Jeff memang berwajah tampan namun kebiasaannya menyukai banyak wanita cantik alias playboy menyebabkan banyak wanita yang enggan untuk menjadi kekasihnya. Diam diam Jeff menyukai Susan tapi tidak pernah mendapat tanggapan dari Susan sehingga Jeff mencoba melakukan pendekatan melalui Tuan David.

Di suatu makan malam telah tersedia hidangan lezat yang sangat menggoda.

Susan, tadi ayah bertemu dengan Jeff dan dia ada titip salam untukmu” kata Tuan David memulai pembicaraan.

Oh, ya” jawab Susan singkat disamping karena sifatnya yang memang pendiam dia juga tidak suka dengan Jeff.

Ayah yakin Jeff anak baik dan kamu jangan terlalu mendengarkan gossip orang. Ayah juga yakin kalau kamu akan cocok menjadi istrinya” sambung Tuan David sambil memulir mulir dan menyantap spaghetti.

Biar Susan sendiri yang memilih jodohnya, ayah” sela Rosa yang membela kakaknya.

Iya, tapi sampai kapan ? apakah kamu mau kakakmu menjadi perawan tua atau kamu juga mau menjadi perawan tua ?” “betapa nikmat hidangan di atas meja malam ini tapi tidak akan nikmat lagi bila kalian menyantapnya esok malam. Semua akan basi menjadi sampah” nada keras Tuan David membuat mereka yang ada di ruang makan termasuk Gladys dan Linda terhentak kaget, terlebih Susan yang langsung meninggalkan meja makan menuju kamar tidurnya. Begitupun Rosa yang mengikuti kakaknya. Suasana menikmati hidangan malampun menjadi buyar.

Aku tidak habis pikir kenapa ayah memaksaku menikah dengan Jeff” tanya Susan sambil terisak memeluk bantal kepalanya.

Aku juga tidak tau, kak. Waktu dulu aku yang selalu bertengkar dengan almarhum ibu karena beliau selalu menganggapku seperti anak kecil yang tidak tau apa apa” “Kini ayah yang selalu marah kepada kita” jawab Rosa yang memainkan jemarinya mengusap usap kepala Susan.

Ros, kamu adalah satu satunya orang yang dapat mengerti perasaanku dan aku yakin kamu adalah adik yang terbaik di dunia ini”. Merekapun saling berangkulan dan menangis.

Walaupun usia Susan dan Rosa terpaut 6 tahun, tetapi hubungan mereka sangatlah dekat. Mereka berdua sangat saling mencintai seperti takkan pernah terpisahkan.

Pada suatu hari Minggu ketika Linda sedang mempersiapkan makan pagi di dapur, tiba tiba Linda merasa ada sosok bayangan melintas di depan pintu dapur. Saat ditengok tidak ada siapa siapa, mungkin hanya perasaan saja pikirnya yang saat itu memang dia sedang kurang enak badan.

Sejak Nyonya Anna meninggal banyak sekali kejadian aneh di dalam rumah, seperti seklebat bayangan berjalan atau suara derap kaki di ruangan tamu di malam hari.

Susan baru saja keluar rumah untuk berolah raga pagi sedangkan Tuan David sepertinya masih terbaring di kamar karena semalam pulang agak telat dan pintu kamarnya terlihat tidak terkunci rapat.

Linda, nona Rosa menunggumu di kandang kuda mungkin ada sesuatu yang diperlukannya” kata Gladys kepada Linda yang baru siap menyiapkan hidangan pagi untuk para majikannya.

Setibanya di kandang kuda, Linda tidak menemukan Rosa.

hey Gladys, nona Rosa tidak ada di kandang kuda” kata Linda yang berpapasan dengan Gladys ketika akan kembali menuju rumah.

Oh.......tadi dia yang menyuruhku memanggilmu” jawab Gladys.

Belum lagi Linda melangkah masuk ke dalam rumah terdengar jeritan Rosa.

Aaaaaaaa............Aaaaaaa...........”

Bergegas Linda dan Gladys naik ke lantai atas mengarah sumbernya suara dan mereka berduapun serentak menjerit ketika melihat ke atas ranjang Tuan David.

Gladys langsung meraih gagang telephone dan menghubungi Polisi untuk segera datang. Tidak berapa lama kemudian Susan juga kembali ke rumah dan begitu terhantam jiwanya setelah mengetahui apa yang telah terjadi.

Tangis pilu kedua kakak beradik beserta para pembantu rumah tangga memenuhi seluruh ruang dan tetanggapun berdatangan.

Hari itu Tuan David ditemukan tewas mengenaskan dengan kepala terpisah dari tubuhnya.

Polisi dikerahkan untuk melakukan penyelidikan yang dimulai dengan menginterogasi seluruh pelayan satu per satu. Setiap orang yang memiliki akses masuk ke rumah menjadi tersangka, tanpa terkecuali termasuk Susan dan Rosa, apalagi setelah Polisi mendengar kesaksian Gladys dan Linda mengenai perdebatan antara Tuan David dengan kedua putrinya itu dua hari lalu di meja makan.

Para tim penyelidik kepolisian menelusuri dengan teliti keterlibatan empat orang yang sangat dicurigai.

1. Linda, selalu bangun paling pagi sebelum para majikan dan pembantu lainnya bangun

2. Gladys, menyuruh Linda menemui Rosa di kandang kuda tapi Linda tidak menemukannya

3. Susan, meninggalkan rumah untuk berolah raga pagi pada hari Tuan David tewas

4. Dimanakah Rosa saat Linda tidak menjumpainya di kandang kuda ?

5. Bayangan siapakah yang melintas saat Linda sedang berada di dapur ?

Berhari, berminggu bahkan berbulan bulan semua teori kemungkinan dipakai untuk mengungkap kejadian brutal ini. Namun, hanya kebuntuan dan tidak cukup bukti untuk memenjarakan para tersangka.

Hingga pada akhirnya Polisi-pun menyerah dan menyimpulkan adanya penyusup masuk ke rumah lalu membunuh Tuan David.

Kasus ditutup. Susan dan Rosa menjadi ahli waris.

Semenjak Tuan David tidak ada, usaha perkebunan terbengkalai dan pabrikpun mengalami kemunduran. Kedua kakak beradik Susan dan Rosa menjual seluruh asset perusahaan berikut para karyawannya kepada salah seorang pengusaha yang sedang menanjak daun, dengan total keseluruhan mendekati Rp. 800 Milyard.

Karena usianya yang sudah tua dan sering sakit sakitan, Gladys dan Linda mengundurkan diri lalu pulang kembali ke kampung halamannya hingga kemudian mereka meninggal dunia.

Kebiasaan Rosa keluar malam mabuk bersama teman temannya semakin menjadi dan selalu memberikan alasan untuk menghilangkan tekanan hidup.

Berulang kali Susan menegur adiknya mulai dari kata kata halus sampai kata kata kasar tapi Rosa menganggapnya hanya angin lalu. Hingga suatu saat Susan tidak dapat lagi menahan emosinya.

Rosa, aku sangat berharap ayah dan ibu masih ada karena hanya mereka lah yang bisa melarangmu untuk keluar malam” “apakah kamu ingin terus keluar malam seperti perempuan jalang ?” “kini hanya kamu dan aku, jadi kamu harus sadar dan memperbaiki cara hidupmu” bentak Susan kepada Rosa yang siang itu baru bangun tidur.

Susan.......Susan.......Susan..... aku yakin kamu adalah kakak terbaik yang pernah ada di dunia ini. Namun banyak hal yang tidak pernah kamu lihat dengan hati dan pikiranmu, atau mungkin kamu terlalu bodoh untuk mengerti” ujar Rosa yang beranjak bangun dari pembaringan dengan liukan tubuh sexy-nya di balik piyama sutra tipis berwarna jingga muda.

Rosa berjalan gemulai menuju jendela kamar lalu memandangi gunung yang ada di hadapannya. “Aku sangat merindukan Gladys dan Linda. Mereka banyak membantuku saat pengadilan mencecar mereka dengan sejuta pertanyaan. Namun, mereka terlalu lugu untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi pada keluarga kita ini” lanjut Rosa yang kemudian memalingkan wajahnya ke arah Susan.

kamu tidak pernah tau betapa nikmatnya melihat seorang ibu yang kepalanya hancur kena hantaman kapak, atau menatap seorang ayah yang kepalanya terpisah dari badannya dimana darah memuncar membasahi sekujur tubuhnya, apalagi bila mereka adalah orang tua kandung kita”.

Seperti yang baru saja kamu katakan, kini hanya kamu dan aku” sambung Rosa sambil tersenyum iblis kepada Susan yang sejak tadi menyimak ocehannya.

Seketika saja Susan merasakan darahnya mengalir sangat cepat, kepalanya terasa berat dengan mata berkunang kunang setelah mendengar pengakuan langsung dari bibir adik kandungnya yang sangat dicintainya.

Hari itu juga Susan meninggalkan rumah dan sejak saat itu kedua wanita cantik kakak beradik ini tidak pernah lagi bertemu. Merekapun juga tidak berharap untuk bertemu kelak di akhirat.

Tamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun