Mohon tunggu...
Raymond Liauw
Raymond Liauw Mohon Tunggu... -

Anak rantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Kamu dan Aku

18 Desember 2014   14:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:04 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari Minggu ketika Linda sedang mempersiapkan makan pagi di dapur, tiba tiba Linda merasa ada sosok bayangan melintas di depan pintu dapur. Saat ditengok tidak ada siapa siapa, mungkin hanya perasaan saja pikirnya yang saat itu memang dia sedang kurang enak badan.

Sejak Nyonya Anna meninggal banyak sekali kejadian aneh di dalam rumah, seperti seklebat bayangan berjalan atau suara derap kaki di ruangan tamu di malam hari.

Susan baru saja keluar rumah untuk berolah raga pagi sedangkan Tuan David sepertinya masih terbaring di kamar karena semalam pulang agak telat dan pintu kamarnya terlihat tidak terkunci rapat.

Linda, nona Rosa menunggumu di kandang kuda mungkin ada sesuatu yang diperlukannya” kata Gladys kepada Linda yang baru siap menyiapkan hidangan pagi untuk para majikannya.

Setibanya di kandang kuda, Linda tidak menemukan Rosa.

hey Gladys, nona Rosa tidak ada di kandang kuda” kata Linda yang berpapasan dengan Gladys ketika akan kembali menuju rumah.

Oh.......tadi dia yang menyuruhku memanggilmu” jawab Gladys.

Belum lagi Linda melangkah masuk ke dalam rumah terdengar jeritan Rosa.

Aaaaaaaa............Aaaaaaa...........”

Bergegas Linda dan Gladys naik ke lantai atas mengarah sumbernya suara dan mereka berduapun serentak menjerit ketika melihat ke atas ranjang Tuan David.

Gladys langsung meraih gagang telephone dan menghubungi Polisi untuk segera datang. Tidak berapa lama kemudian Susan juga kembali ke rumah dan begitu terhantam jiwanya setelah mengetahui apa yang telah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun