Mohon tunggu...
Rayhan Rahadi Putra
Rayhan Rahadi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pribadi yang baik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perjalanan Hidup Merantau Mengikuti Jejak Orang Tua Demi Sebuah Impian dan Usaha

7 Desember 2024   12:18 Diperbarui: 7 Desember 2024   13:01 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seiring waktu usahanya mulai berkembang. Ia tidak hanya berhasil menarik lebih banyak pelanggan, tetapi juga meningkatkan kualitas kedainya. Dari sebuah tempat yang sederhana, kedai itu berubah menjadi lebih baik, dengan fasilitas yang lebih nyaman dan menu yang lebih beragam. Ia bahkan memperkenalkan inovsi-inovasi baru, seperti menu special setiap bulan dan ada paket hemat untuk keluarga dan sering kali juga memberikan promo kepada pelanggannya agar senantiasa sering berkunjung ke kedai miliknya. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggannya.

Setelah satu tahun menjalankan usahanya, ia mengambil keputusan besar untuk membeli tempat usaha sendiri. Dengan bantuan bank, ia mulai mencicil pembelian tempat tersebut. 

Meski keputusan ini penuh dengan resiko, ia meyakini bahwa keberanian untuk mengambil langkah besar adalah bagian penting dari proses menuju keberhasilan dan ini adalah langkah investasi yang penting untuk masa depan. Cicilan yang harus ia bayar selama lima tahun kedepan menjadi komitmen besar yang membutuhkan kerja keras dan disiplin.

Namun, perjalanan tidaklah selalunya mulus. Tuhan memberikan cobaan kepada hambanya agar senantiasa kuat meghadapi masalah yang mungkin dihadapi di masa depan kelak, dan Tuhan tidak pernah memberikan cobaan kepada hambanya melebihi kemampuan dari ciptaannya. Tahun pertama mencicil tempatusaha menjadi masa yang penuh tantangan. 

Tahun-tahun awal setelah mengambil pinjaman adalah masa yang penuh dengan tekanan, setiap kali tiba waktunya membayar cicilan, ia sering kali menghadapi kekeurangan dana. 

Dalam situasi sulit itu, ia harus meminjam uang dari teman untuk menutupi kekurangan pembayaran. Beban finansial yang berate tidak membuatnya menyerah. Sebaliknya, ia semakin gigih berjuang agar usahanya tetap beratahan.

Dalam menjalankan usaha ini, ia menyadari bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah. Waktu, tenaga, bahkan pikirannya ia curahkan sepenuhnya untuk membangun bisnis ini. Ia terus belajar dan mencari cara utnuk mengembangkan usahanya. Ia menyadari pentingnya inovasi, terutama dalam dunia yang terus berkembang.

 Ia mulai mencari cara-cara baru untuk menarik pelanggan, meningkatkan kualitas produknya, dan memastikan bahwa isahanya tetap relevan di tengah persaingan yang semain ketat.

Baginya mengikuti perkembangan zaman adalaah keharusan. Ia memahami bahwa dunia bisnis selalu berubah, dan mereka yang tidak mampu beradaptasi akan tertinggal. Oleh karena itu, ia terus belajar dan mencari inspirasi dari berbagai sumber untuk meningkatkan kualitas usahanya.

Ia mencoba berbagai cara macam produk baru dalam setiap dagangannya seperti menambahkan tempat jual beli jus buah dan juga pentol, seiring berjalannya waktu ia akhirnya memperjualbelikan bakso buatannya sendiri yang dibekukan kedalam freezer. Ia meracik sendiri bakso yang akan dia jual dengan penuh cinta kasih dan juga kepercayaan bahwa bahan makana yang ia buat itu akan laku dan diborong oleh para pelanggannya. Kemudian memanfaatkan teknologi seperti berbalanja via online menggunakan Shoopefood, untuk meraih pelanggan yang lebih luas.

Harapannya untuk usaha ini sangat sederhana tetapi bermakna dalam. Ia ingin bisnis bakso dan mie ayam ini memberikan keuntungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Lebih jauh lagi, ia bermimpi untuk membuka cabang di berbagai tempat sehingga usahanya bisa menjangkau lebih banyak pelanggan dan memberikan dampak positif yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun