Mohon tunggu...
Rayhan Rahadi Putra
Rayhan Rahadi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pribadi yang baik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perjalanan Hidup Merantau Mengikuti Jejak Orang Tua Demi Sebuah Impian dan Usaha

7 Desember 2024   12:18 Diperbarui: 7 Desember 2024   13:01 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setiap kali mereka pulang, hanya sekitar satu minggu yang bisa kami habiskan dan nikmati bersama. Setelah itu, mereka akan kembali ke Bandung, meninggalkan beliau beserta kakak dan adiknya dengan harapan dan doa yang tertinggal. 

Kehidupan itu mengajarkan beliau tentang arti dari kerinduan dan tanggung jawab pada usia yang sangat muda. Dalam kurun waktu tiga hingga enam bulan sekali, orang tua beliau kembali, membawa cerita tentang perjuangan hidup mereka di kota besar, sembari tetap memberikan kasih sayang yang tulus meski dengan waktu yang terbatas. 

Namun, kebahagiaan itu selalu diiringi dengan perasaan sedih ketika mereka harus kembali ke Bandung. Meski berat, situasi ini mengajarkan ia tentang arti pengorbanan dan kerja keras. Ia tahu bahwa orang tuanya merantau demi masa depan mereka, dan ia bertekad untuk menghargai setiap jerih payah mereka.

Setelah memiliki cukup waktu dan umur, pada tahun 2004 akhirnya beliau memututuskan keputusan besar dalam hidupnya yaitu, beliau merencanakan menyusul kedua orang tuanya ke Bandung. Perjalanan ini tidak hanya perpindaha fisik dari desa ke kota saja, akan tetapi juga perubahan besar dalam kehdupannya. Ia tahu hidup dikota besar akan sangat berbeda dengan kehidupan di desa yang tenang. Namun, ia merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk belajar dan lebih banyak tau tetnang arti kehidupan, terutama tentang bagaimana cara orang tuanya berjuang untuk keluarga mereka.

Saat tiba di Bandung, ia terkejut dengan melihat betapa sibuknya kehidupan di kota. Jalan-jalan dipenuhi dengan kendaraan, suara klakson, dan hiruk-pikuk orang-orang yang berlalu lalagng. Kota itu terasa sangat begitu besar dan penuh dinamika. Ia menyadari bahwa kehidupan dikota ini akan sangat sulit dan ia membayangkan betapa luar baisanya orang tuanya bisa bertahan dikondisi yang sepert ini. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya, yang saat itu menjalankan usaha kecil sebagai pedagang bakso.

Disanalah beliau menyaksikan sendiri perjuangan mereka, berjualan bakso demi memenuhi kebutuhan keluarga. Setiap hari, mereka berjuang tanpa kenal Lelah, bangun pagi-pagi sekali, mempersiapkan segala sesautunya, hingga larut malam melayani pelanggan dengan senyuman. Melihat itu semua, beliau belajar arti dari kerja keras dan dedikasi yang sejati.

Melihat ketekunan orang tuanya, ia belajar tentang arti dari kerja keras. Kehidupan di Bandung tidaklah mudah, tetapi kedua orang tuanya tidak pernah menyerah. Mereka mengajarkan bahwa sukses tidak datang begitu saja, melainkan pentingnya tanggung jawab dan bagaimana setiap pilihan yang diambil memiliki konsekuensi yang harus dijalani.

Berbekal semangat dan inspirasi dari orang tuanya, ia memutuskan untuk mengikuti jejak mereka, dengan keberanian yang besar, akhirnya ia memutuskan untuk memulai bisnis usahanya sendiri para tahun 2011 dengan bisnis usaha yang sama seperti orang tuanya yaitu berjualan bakso dan mie ayam, ia mengontrak tempat untuk usahanya, ia menjalankan bisnis ini dengan harapan ingin seperti kedua orang tuanya, ia ingin mewujudkan cita-cita dirinya jika ia bisa sukses dengan pilihan ia sendiri.

Hari-hari awal menjalankan usaha dipenuhi dengan kerja keras. Setiap hari, ia bangun lebih awal untuk mempersiapkan segala sesuati. Ia terjuan langsung dalam setiap proses, mulai dari memilih bahan-bahan segar, meracik bumbu, hingga melayani pelanggan. 

Tidak jarang ia menghabiskan malam untuk mencoba resep baru atau memperbaiki resep yang sudah ada demi mendapatkan rasa yang sempurna. Baginya, usaha ini bukan sekedar mata pencaharian, tetapi juga bentuk dedikasinya dan mimpi yang ingin ia wujudkan.

Hari diaman ia tersadar bahwa tantangan terbesar dalam perjalanan ini adalah bagaimana ia harus bertahan di tengah persaingan yang ketat. Ada saat-saat di mana pelanggan sepi, dan ia harus mencari cara untuk menarik mereka kembali. Dalam situasi ini, ia tidak menyerah, ia terus berinovasi menambahkan menu baru, memberikan diskon, dan bahkan menghias kedainya agar terlihat lebih mernarik. Baginya setiap masalah adalah peluang untuk belajar dan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun