2. Formulasi Hipotesis Dinamis:Â
Langkah ini melibatkan pembentukan hipotesis berdasarkan teori perilaku terhadap masalah yang sedang dipelajari. Hal ini dilakukan dengan membangun peta struktur kausal yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang relevan dalam sistem. Model mental, yang merupakan asumsi yang dalam melekat dalam cara kita memahami dunia, juga dijelaskan dan digambarkan untuk membantu memahami interaksi dalam sistem.Â
3. Formulasi Model Simulasi:
Proses selanjutnya adalah merancang model simulasi dengan membuat spesifikasi struktur, aturan keputusan, estimasi parameter, dan menguji konsistensi dari model tersebut sesuai dengan tujuan dan batasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah ini melibatkan konstruksi model yang lebih rinci berdasarkan pada hipotesis dan peta struktur kausal yang telah dibuat sebelumnya.Â
4. Pengujian:Â
Tahap pengujian melibatkan serangkaian uji coba yang meliputi pembandingan dengan referensi, pengujian kehandalan (robustness), dan uji sensitivitas. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa model yang telah dibuat dapat menggambarkan perilaku sistem dengan baik, serta mampu memberikan hasil yang konsisten dalam berbagai kondisi dan skenario.Â
5. Evaluasi dan Perancangan Kebijakan:
 Tahapan terakhir ini melibatkan evaluasi hasil simulasi untuk merancang kebijakan yang dapat mengatasi masalah yang diidentifikasi. Perancangan kebijakan ini mempertimbangkan dampak dari skenario yang diujicobakan, kehandalan model dalam situasi yang berbeda, serta keterkaitan antar kebijakan untuk mencapai sinergi dalam solusi yang diusulkan. Hal ini memungkinkan untuk membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan analisis dan pemahaman yang mendalam terhadap sistem yang dipelajari.Â
Tahapan-tahapan pemodelan :Â
1. Mendefinisikan Masalah dan Tujuan Model:Â
Identifikasi dan jelasnya definisi masalah yang ingin dipecahkan oleh model. Tujuan model juga harus jelas, apakah itu untuk memprediksi, mengoptimalkan, atau menjelaskan perilaku suatu sistem.Â