Pertama mencintaimu, ada sedikit keraguan
mampukah aku memahami duniamu
mampukah aku sepenuh hati mencintaimu
mampukah aku menjaga hatiku
Masih teringat jelas
saat kamu meminta maaf
karena tlah membawaku memasuki duniamu
dan kujawab tak apa
aku tahu resiko yang harus kutanggung
aku berani hadapi itu
karena aku bersamamu
Kini kita melewati banyak hal
saat-saat tertawa karena tingkah kita
saat-saat mesra tanpa banyak kata
saat-saat sedih akibat banyak duka
Kuakui sejak rehat pertama aku berubah
menjadi lebih mudah terbakar cemburu buta
lebih mudah marah saat kamu tak ada kabar
lebih mudah menangis bila terlalu penat
Tapi kuakui pula, ini pertama
bagiku mencinta hingga nyaris membuta
serahkan hati sepenuhnya pada seorang pria
sandarkan seluruh lemah lelah di bahu orang tercinta
Dan kini kau putuskan sendiri
menata hidup tuk meraih mimpi
berjalan meniti hidupmu kembali
tanpa mau aku di sisimu lagi
Aku tak tahu harus bagaimana
duniaku runtuh seketika itu juga
cinta dan kecewa membara dalam dada
hanguskan setiap akal dan logika
Di sini, Sayangku
aku seorang diri terpaku di kota rantauku
bila tak kuat, sesekali aku bersembunyi tersedu
adukan pilu hati pada Tuhanku
Aku hanya ingin ada di sisimu
mendengar cerita tentang bagaimana kau lalui harimu
menjadi saksi tiap suka dan dukamu
menjadi tempatmu pertama berbagi tawa dan pilu
Aku masih ingat janjiku, Sayang
aku berani terima resiko itu
aku berani hadapi dunia yang berliku
karena aku bersamamu
Dan karena aku kini sendiri
mau apa lagi aku kini?
bahkan kamu tak inginkan aku lagi
jadi relakanlah kamu punya hati
bila suatu saat kau dengar ku tlah pergi
tinggalkan dunia busuk ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H