Mohon tunggu...
raul pandiangan
raul pandiangan Mohon Tunggu... Animator - bekerja diladang TUHAN

asal dari batam,,,,,, stay healty

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resensi Buku Sosiologi Agama

28 November 2019   22:37 Diperbarui: 28 November 2019   23:08 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sosiologi terdiri dari dua kata, yakni socius dan logos. Socius mempunyai arti masyarakat, sosial, dan logos mempunyai arti ilmu. Sosiologi pun tidak dapat hanya dimaknai dari satu arah. Bagaimana cara seseorang mendefinisikan sosiologi, dapat menjelaskan kecenderungannya berada pada paradigma mana ia saat itu.

Sosiologi mempunyai tiga paradigma besar yang paling sering digunakan. Paradigma ini berasal dari penggolongan yang dilakukan oleh George Ritzer dalam bukunya Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, meliputi paradigma fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Paradigma fakta sosial cenderung memandang segala fenomena berasal dari luar diri individu.

Mereka mengutamakan adanya aturan, norma, nilai, dan menyukai keteraturan. Jika paradigma ini memberi makna pada sosiologi, maka sosiologi akan menjadi ilmu yang mempelajari pola hubungan dan berbagai interaksi sosial dalam masyarakat yang melibatkan nilai, norma, dan peraturan dalam rangka membentuk dan mempertahankan keteraturan sosial (order).

Agama dapat dimaknai berbeda oleh setiap orang. Agama cenderung bersifat subjektif. Ada dua macam pendapat mengenai agama, yakni perspektif reduksionis dan nonreduksionis. Dalam reduksionis, Agama sbeagai tindakan irrasional dan nonreduksionis agama ada agama yang salah.

Adapun agama dalam arti sempit dimaknai sebagai segala hal yang berhubungan dengan keyakinan religius. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, tentu akan terlibat dengan agama karena seperti kata Durkheim,"sumber agama adalah masyarakat itu sendiri".

Agama juga menjadi penting dalam keilmuan sosiologi. Bahkan terdapat satu konsentrasi khusus, yakni sosiologi agama. Sosiologi menempatkan agama sebagai salah satu bagian dari fenomena sosial yang hadir dalam masyarakat. Entah itu di luar individu, sebagai bagian dari struktur, atau dari dalam individu itu sendiri.

Objek kajian dalam sosiologi agama ada dua, yakni objek material dan objek formal. Objek material meliputi manusia sebagai mahluk sosial bagian dari masyarakat dan agama sebagai salah satu unsur penting dalam membentuk realitas sosial. Sedangkan, objek formalnya berisi epistemologi sosiologi agama itu sendiri.

Objek formal dalam sosiologi agama ditentukan dari paradigma yang digunakan. Sebenarnya. Setiap agama atau mungkin penganut tentu akan berlomba mengklaim bahwa ajarannya lah yang paling benar. Hal in berkenan dengan kekuatan legitimasinha dalam sebuah tatanan masyarakat.

Kekuatan inilah yang nantinya sering dimafaatkan untuk kepentingan kekuasaan. Bahkan manuver politik bekerja untuk mendapat dukungan dengan memanipulasi skenario mempertahankan tempat ibadah politikus Ariel Sharon (Kimball, 2003: 204).

Ajaran Agama yang menuntun umatnya menuju kebahagaian gagal dan justru digunakan untuk membuat orang lain menderita adalah menjadi paradoks atau mungkin ironi yang harus diakui.

Berlanjut pada Bab II kita akan diajak memahami sejarah  sosiologi Agama. Dalam sejarah sosiologi, peristiwa besar yang menjadi perhatian di awal perkembangnya ialah revolusi politik (diawali revolusi Prancis). Selain revolusi politi ada juga yang revolusi yang menjadikan berkembangnya sosiologi, yakni revolusi industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun