Mohon tunggu...
RAUF NURYAMA
RAUF NURYAMA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Masalah Media, Sosial, Ekonomi dan Politik.

Sekjen Forum UMKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI); Volunteer Kampung UKM Digital Indonesia; Redaktur : tinewss.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjawab Tantangan AFTA 2015, Indonesia Bisa!

2 Maret 2014   08:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilihat dari kacatama lain, tentang kesiapan Indonesia:


  1. Kita pemilih jumlah penduduk yang paling tinggi di ASEAN, yakni lebih dr 240 Juta. Dan ini jika kita ekspor baik sebagai tenaga kerja terdidik maupun tidak, akan menjadi momok yang sangat menakutkan bangsa-bangsa di ASEAN. Kiranya kita perlu belajar kepada China. Dimana semua sektor ekonomi Indonesia, hampir semuanya dipegang oleh Etnis China. China, sudah sangat berhasil mengekspor penduduknya ke hampir belahan wilayah di Indonesia, maka ke depan Indonesia harus berhasil menguasai perdagangan dengan orangnya dulu, bukan dagangannya saja.
  2. Dalam hal IPM, kita memang masih lebih rendah dibandingkan dengan SIngapura dan Bruinei. Indonesia harus siap mengalahkan negara tersebut, walaupun jika dibandingka denga luas wilayah da jumlah penduduknya. Indonesia masih juara dibandingkan negara asean lainnya.
  3. Perdagangan bebas, masih akan menjadi bantu ganjalan tatkala TIDAK ADA BAHASA PENGHUBUNG yang menjadi acuan bersama. Sebagaimana diketahui, kita bahasa Indonesia, Vietnam berbahasa Vietnam, Kamboja berbahasa Kamboja. Yang masih bisa diajak komunikasi standar adalah  melayu, seperti Brunei dan Malaysia. Untuk negara lainnya Inggris pun masih harus sama-sama belajar. Oleh karena itu, sebaiknya dijadian sebagai bahan kesepakatan untuk menjadikan Bahasa "...." sebagai pengantar.
  4. Nilai mata uang Rupiah yang sangat rendah, harus dijadikan momentum untuk berpikir ulang tentang pemberlakuan mata uang yang sama di region ASEAN. Seperti halnya EURO.


Terima kasih.

Cirebon, 2 Maret 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun