Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Love

Ibu, 1000 Tulisan Takkan Mampu Mendeskripsikan Kebaikanmu

22 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   04:59 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu ku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah
Penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...

Begitulah sedikit lirik lagu yang berjudul ibu milik iwan fals.

Dalam artikel ini penulis tidak sedang membahas lagu ataupun penyanyinya. Lagian iwan fals itu terlalu senior buat saya yang baru menjalani kehidupan kurang dari seperempat abad di dunia.

Namun lirik lagunya yang sangat sarat makna mendeskripsikan kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah luntur di makan waktu

Malaikat tak bersayap yang selalu mendampingi dalam keadaan apapun diri ini. Ia tidak akan pernah pergi walaupun dalam titik terendah hidupku dan tetap menjadi motivator yang tidak memiliki kompatitor.

Mungkin manusia lain diluar sana bisa dengan mudahnya kita kalkulasikan kesetiaanya.

Namun khusus untuk ibu tidak ada satupun manusia yang sebanding dengannya

Ibuku/Dokpri
Ibuku/Dokpri

Disaat ku masih belum mengerti makna cinta, mungkin rasa cerewetnya membuatku sedikit merasa terganggu karna keegoisanku.

Namun seiring berjalannya waktu akupun jadi tau bahwa tidak ada kasih sayang yang tulus melebihi kasih sayang seorang ibu

Kau bisa saja memberikan respon buruk terhadap kepedulian yang ia tunjukkan, namun pada akhirnya engkau akan sadar bahwa pengorbaan darinya tidak ada duanya didunia.

Walaupun aku menciptakan ribuan tulisan untuk mendeskripsikan tentang dirinya namun tetap tidak akan menjelaskan semua kebaikannya.

Wahai ibu, sekarang aku pun telah tumbuh dewasa dan dunia sudah memberiku banyak pelajaran berharga. Namun engkau tetaplah lebih berharga dari apapun yang kudapatkan selama didunia.

Kini engkau sudah semakin menua,namun apa yang apa yang kau lakukan untuk keluarga masih tetap saja sama seperti di kala engkau masih muda.

Engkau memang seorang yang sangat gigih berjuang, dan jiwa pantang menyerahmu sudah ada sejak kau masih muda dan belum berkeluarga.

Apalagi saat ibuku telah menikah dan jadi seorang ibu maka semakin banyak hal yang dilakukannya untuk keluarga. Bukti nyata bahwa wanita bukanlah kaum lemah seperti banyak label di luar sana.

Penulis tidak mengatakan bahwa derajat laki-laki sama dengan wanita, karna memang laki-laki derajatnya jauh lebih tinggi dibandingkan wanita.

Dan itu sudah terpatri dalam kitab suci sehingga tidak ada satupun yang bisa mengubah ketetapan itu dengan sesuka hati.

Akan tetapi, wanita dan seorang ibu itu sangatlah istimewa. Kenapa?

Karna seorang ibu bisa melakukan peran ganda. Ia bisa menggantikan peran seorang ayah, namun sangat jarang seorang ayah bisa menggantikan peran seorang ibu.

Bagiku seorang ibu adalah wanita yang tahan banting dan tidak cengeng dengan segala keadaan.

Harus diakui memang yang namanya wanita itu cenderung manja, apalagi jika wanita itu berstatus anak bungsu. Namun jiwa manja tidak serta merta membuat mereka tidak berbuat apa-apa untuk orang-orang yang dicintainya.

Ya jiwa manja ibuku masih ada sampai saat ini karna beliau anak bungsu serta tidak memiliki kakak wanita, manja dalam artian selalu ingin diperhatikan oleh anak-anaknya. Ingin selalu bisa bencengkerama setiap harinya bahkan cerita-cerita recehku selalu ingin didengarkan oleh ibuku.

Maka tidak heran ibuku adalah orang yang paling mengerti keadaaanku bahkan disaat aku tidak ingin menceritakan masalahku. Ini naluriah karna perjalanan kehidupan seorang anak berawal dari dekapan hangat rahim seorang ibu.

Rahim ibu, tempat yang sangat sempit namun bisa memberikan perlindungan yang fleksibel, mulai terciptakan ikatan batin semenjak dalam kandungan dan berlanjut sampai masa menyusui hingga kini kedekatan itu tidak berubah sama sekali.

Tak bisa dipungkiri ibu kini sudah menua, keriput pun mulai tampak di raut wajahnya karna lelah menghadapi beban dunia yang setiap hari menemani hidupnya.

Namun tetap saja senyuman yang tidak pernah hilang dari raut wajahnya seakan mengisyaratkan pesan bahwa "sekeras apapun kehidupan yang kamu jalani nak, jangan sampai membuatmu menyerah dan kalah. Kalaupun kamu tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan maka setidaknya kamu tidak berhenti berjuang".

Selamat hari ibu untuk seluruh ibu, dan teristimewa untuk ibuku yang luar biasanya tidak pernah ada duanya di dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun