Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berakhirnya Generasi Emas Belgia, Tersingkirnya Timnas Jerman, dan Pelajaran atas Sikap Arogan

2 Desember 2022   16:05 Diperbarui: 2 Desember 2022   16:09 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Belgia tampak lesu/Reuteurs

Memang dari masa ke masa Jerman bukanlah sebuah negara yang terlalu menonjolkan bakat individu. Seluruh dunia juga tau jika timnas Jerman selalu memainkan permainan kolektif.

Kerjasama tim berada diatas segalanya. Sehingga biarpun mereka tidak punya pemain seperti Messi dan Ronaldo, akan tetapi mereka bisa berbicara lebih banyak di kancah dunia.

Isu rasisme terhadap Ozil seakan menjadi awal kehancuran dari der panzer. Bersamaan dengan keputusan pemain berdarah Turki tersebut untuk pensiun dari timnas. Jerman pun seolah kehilagan tajinya sebagai salah satu raksasa sepakbola eropa.

Inkonsistensi menjadi milik Jerman. setelah tidak mampu melangkah jauh di Euro 2020, bukannya memperbaiki keadaan Jerman malah terjungkal dari piala dunia lebih awal.

Kehancuran pada piala dunia Qatar di mulai ketika kalah di laga pertama menghadapi Jepang sehingga hasil imbang dan kemenangan di laga selanjutnya menjadi tidak berarti.

Memang sedikit mengherankan ketika Muller cs harus takluk dari tim samurai padahal level Jerman sangat jauh diatas Jepang. Mungkin banyak yang akan mengatakan kalau bola itu bundar sehingga wajar saja akan ada banyak kejutan di lapangan

Aksi tutup timnas Jerman/Skor.id
Aksi tutup timnas Jerman/Skor.id
Itu tidak salah memang, hanya saja yang lebih tepat kenapa itu terjadi karna Jerman adalah tim yang arogan dan tidak pernah mau belajar dari kesalahan. Dan yang paling parah lagi mereka selalu merasa dirinya paling benar.

Bukankah di piala dunia 2018 mereka kalah dari Korea Selatan yang tak lain adalah wakil Asia? Dan sekarang mereka kembali dikalahkan wakil Asia lainnya.

Ini jelas menunjukkan bahwa Jerman tidak pernah mau belajar dari kesalahan sehingga mereka jatuh kelubang yang sama dengan cara yang hampir sama.

Sama-sama gagal bedanya hanya sedikit saja. Sama-sama dikalahkan oleh wakil Asia yang beda cuma negara yang mengalahkannya.

Kenapa penulis bilang mereka arogan dan merasa diri paling benar? Itu terlihat dengan apa yang mereka tampakkan di laga perdana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun