Kebudayaan Bugis  sendiri merupakan salah satu kebudayaan tua  di Nusantara. Pengaruh kebudayaan Bugis tidak saja hanya dapat ditemukan pada suku- suku bangsa yang hidup sebangsa dan setanah air
namun menyebar hingga lintas negara, seperti Malaysia, Brunai Darusallam, Singapura, serta Filipina Selatan dan Patani di Thailand.
Salah satu aspek kebudayaan Bugis yang hingga kini masih kuat mengakar dalam kehidupan masyarakat adalah perlakuan dan penghayatan atas senjata pusaka.
Para remaja dan lelaki bugis jaman now mungkin perlu tahu kebudayaan badik dari tanah leluhur kalian. Jangan sampai semakin modern makin lupa mengenai asal usul darah tanah bugis kita. Budaya pop korea dan barat  jangan sampai mendominasi ruh-ruh jiwa petarung dan penjelajah bangsa Bugis.Â
Dalam tuturan masyarakat Bugis dikenal ungkapan "bukan laki-laki jika tidak berbadik". Norma ini tumbuh dari nilai kebudayaan yang melihat keberanian, kejantanan, dan kepahlawanan sebagai sesuatu yang baik dan layak dihormati.
Nilai-nilai budaya itu pulalah yang kemudian melandasi lahirnya kebiasaan membawa atau memiliki polo bessi.
Tidak heran jika dahulu jaman old  hingga jaman now masih banyak laki-laki Bugis yang menyenangi, memiliki, dan membawa badik atau keris sebagai simbol social utamanya saat pesta pernikahan
Sebab hal ini menjadi penegasan kultural untuk menjadi lelaki (hero). Hingga hari ini, dalam masyarakat Bugis, nilai-nilai kesatriaandan keberanian masih dipandang sebagai kehormatan dan harga diri yang harus dijunjung tinggi dan selalu ditegakkan.
Berdasarkan pengetahuan dan kepercayaan tradisional orang-orang Bugis, sebilah keris, badik
ataupun pedang, tidak hanya berdimensi fungsional, tetapi juga untuk mempertahankan diri ataupun menyerang.
Namun, melalui pamor, visualisasi motif, dan  letaknya pada badik atau keris, sebilah keris. badik, ataupun pedang mempunyai nilai simbolis dan filosofis yang tinggi mendalam bagi kehidupan  seseorang.
Badik, keris, pedang, maupun bentuk lain dari polo bessi, merupakan benda kebudayaan. Ukuran dan perbandingan, jenis ragam ukiran hulu dan sarungnya, serta motifmotif tertentu pada pamor,
Semua benda pusaka itu mencerminkan nilai-nilai kebudayaan dan sistem sosial tertentu bagi pemiliknya.
Pamor, motif, letak, dan ukurannya tidak hanya dimaksudkan sebagai hiasan yang memperindah, tetapi sebagai media komunikasi yang sifatnya tidak tertulis dan nonverbal
Inti makna pamor bertautan sekurang-kurangnya pada tiga nilai utama yakni: kedigdayaan, kekayaan kebesaran atau kemuliaan. Namun, sebagai pendamping jiwa, polo bessi, baik keris, badik, ataupun
 pedang, tidak akan bermakna sama sekali tanpa hidup  (were) dari Tuhan Yang Maha Kuasa
Konsep were dalam kebudayaan masyarakat Bugis  merupakan prinsip bahwa hanya dengan bekerja keras tanpa bosan, seseorang dapat mengubah nasibnya.
Dalam sebuah naskah kuno yang tertulis dalam daun lontar (Lontara) demikian: resopa na tinulu na temmangingngi, malomo naletel pammase Dewata. Artinya, hanya karena bekerja keras dengan ketekunan dan tanpa bosan maka dengan mudah diperoleh dewata (yang maha kuasa)
Bisa disimpulkan bahwa di zaman setelah masuknya Islam, batas kedewasaan seseorang lelaki Bugis bukan setelah dia dikhitan (disunat). Namun, mereka dianggap dewasa secara adat manakala mereka secara resmi telah disandangi sebilah keris, Â badik, ataupun pedang di pinggangnya. Tradisi
 Laki laki menyandang badik, keris, atau pedang menjadi salah satu faktor mengapa pada umumnya laki laki dewasa memiliki persediaan polo bessi.  Dengan siklus "kehidupan dan kematian", maka selalu ada dan banyak senjata pusaka milik seseorang yang diwariskan kepada anaknya dan diteruskan kepada generasi berikutnya secara turun temurun.
Karenanya, setiap keluarga dimungkinkan memiliki senjata pusaka pendamping (tappi) martabat dan harga diri sendiri dan keluarga. Dengan demikian, keris, badik, ataupun pedang memiliki lambang sebagai benda pusaka, lambang kesatuan harga diri dan kehormatan (asiddisiriseng)Â bagi kelompok keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H