Mohon tunggu...
Ratu Devi Azizah
Ratu Devi Azizah Mohon Tunggu... -

i like photography, cenimatography, and design grafis | studied public administration at University of Padjajaran

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hello-Hello Trans Metro Bandung

8 Januari 2014   15:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

749,757

Belanja Modal

1,444,629

Berdasarkan uraian di atas, identifikasi masalahnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Sumber dana Trans Metro Bandung (TMB) merupakan sumbangan patungan Pemerintah Kota Bandung, Sumbangan dari PERUM DAMRI, dan alokasi dari dana APBD kota Bandung yang terklasifikasi dalam rincian Belanja Modal.

b. Perencanaan Trans Metro Bandung (TMB), dimulai pada tahun 2009 hingga sekarang belum ada progress dan berjalan tidak efektif sesuai dengan perencanaan dan tujuan pemenuhan transportasi publik di Kota Bandung.

c. Berdasarkan sumber yang telah dibaca,  pembangunan TMB tidak berjalan dengan lancar, hal ini disebabkan tidak konsistennya pihak ketiga dalam menjalankan pembangunan ini,  dalam arti pemenang tender/lelang yaitu  PT. Horizon, yang dinilai tidak serius.

Dari sekian banyak permasalahan di atas, pemerintah membiarkan begitu saja program kerja yang direncanakan sampai sekarang, belum ada impact langsung kebijakan yang dirasakan dengan perencanaan sebelumnya, mengingat perencanaan yang dirancang pada tahun 2009. Kemudian selain pemerintah, masyarakat pun harus turut andil dalam mengawasi kinerja pemerintah, karena masyarakat sebagai receiver mengenai isu-isu program pemerintah yang akan dijalankan. Oleh karena itu, akar dari permasalahan tersebut menurut pendapat kami dapat diantisipasi berdasarkan solusi berikut:

a. Menuntut PT. Horizon sebagai pihak ketiga atas dasar inkonsisten terhadap perjanjian yang telah disepakati. Jika sampai waktu yang ditentukan tidak ada progress, maka tender/lelang diganti dengan pihak lain.

b. Sebagai penerima dan yang merasakan langsung kebijakan pemkot Bandung, masyarakat dituntut turut andil dalam pembangunan, terutama dalam mengawasi kinerja pemerintah Kota Bandung.

c. Walikota melakukan pendekatan persuasif terhadap masyarakat, karena seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat pun mulai mempertanyakan program pemkot Bandung, terutama dalam penggunaan anggaran yang selama ini sudah dialokasikan untuk TMB.

d. Pemkot Bandung beserta dinas perhubungan membuat peta jalur koridor terkoordinasi antara TMB, DAMRI, dan angkot agar jalur transportasi publik lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan utama yaitu meningkatkan penggunaan transportasi publik tanpa adanya penumpukan di transportasi publik di beberapa jalur. Sebagai contoh Angkot berada di green zone yaitu beroperasi menghubungkan antar perumahan-perumahan, kelurahan, dan kecamatan; TMB berada di red zone yaitu beroperasi di jalan-jalan protokol Bandung seperti jl. Soekarno-hatta; dan DAMRI berada di blue zone yaitu beroperasi menghubungkan Kota Bandung dengan daerah perry-perry seperti Jatinangor.

e. Pemkot Bandung berkoordinasi dan bersinergis dengan pihak swasta, dinas, maupun lembaga masyarakat untuk dapat mengintegrasikan tansportasi publik dengan tempat-tempat keramaian seperti bandara, stasiun, pusat-pusat pendidikan, sampai pusat perbelanjaan sehingga dapat meningkatkan animo masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.

f. Diaktifkan kembali dengan seutuhnya secara tertib, bersih, aman, dan nyaman setiap terminal yang terdapat di Bandung serta menghapuskan atau menonaktifkan terminal-terminal bayangan. Dimana terminal ini bisa benar-benar menjadi pusat transportasi publik yang sesungguhnya. Penghapusan terminal bayangan ini bisa dialihfungsikan menjadi ruang hijau terbuka yang minimalis. Serta mengaktifkan kembali fungsi halte yang mati suri sebagai tempat pemberhentian.

g. Pemerintah membuat perda, serta juklak, dan juknis terkait dengan pelaksanaan transportasi publik di Kota Bandung secara rijit kemudian diimplemantasikan secara disiplin, sistematis, dan tertib.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa adanya penyediaan transportasi publik di Kota Bandung yaitu dengan adanya bus Trans Metro Bandung yang dananya berasal dari kucuran APBD, ternyata tidak berjalan sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada faktanya, pengeluaran pemerintah daerah Kota Bandung yang alokasikan untuk belanja modal dalam rangka mendanai TMB tersebut dapat dinilai tidak efektif dan tidak efisien.

Referensi:

Nur Afifah, Nunuy. 2009. Akuntansi Pemerintahan :Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta: Kencana

Yani, Ahmad. 2004. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

http://www.inilahkoran.com/read/detail/1953219/tuntaskan-tmb-pemkot-bandung-siapkan-rp5-miliar

http://www.pelita.or.id/cetakartikel.php?id=61496

Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Perda No. 18 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung dalam lampiran ketiga ayat 9 mengenai Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang  Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun