Mohon tunggu...
RATU BILKIS
RATU BILKIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

Nama : Ratu Bilkis Nim : 43221010120 Nama Dosen : Apollo, Prof. Dr, M. Si. Ak -S1 Akuntansi- Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

A-301_Quiz 1_Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Pemikiran Mahatma Gandhi

6 April 2023   12:46 Diperbarui: 6 April 2023   13:05 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Ratu Bilkis

Nim : 43221010120

Matkul : Sistem Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Universitas Mercu Buana

Gandhi dilahirkan di Porbandar, yang juga dikenal Sudamapuri daerah Kathiawad negara bagian Gujarat India Barat pada 2 Oktober 1869. Gandhi lahir dalam keluarga yang cukup terpandang, sekaligus penganut Hindu yang saleh. Ayahnya bernama Karamchand Gandhi atau yang lebih dikenal dengan Kaba Gandhi, berasal dari kasta Modh Bania adalah seorang anggota Pengadilan Rajasthanik yang disegani dan sangat berpengaruh dalam menyelesaikan perselisihan antara para pemuka dengan kaum kerabatnya pada saat itu, bahkan pernah menjabat sebagai Perdana Menteri untuk negara bagian kebangsawanan kecil Porbandar.

Gandhi adalah seorang lulusan Fakultas Hukum University College London dan salah satu dari sedikit warga India yang beruntung dapat mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri. Setelah menjadi Sarjana Hukum, Gandhi kembali ke India dan membuka praktik sebagai pengacara di Bombay, namun kurang berhasil. Ia lantas berangkat ke Durban Afrika Selatan bekerja dalam biro hukum India.

Dalam perjalanannya menuju Afrika Selatan, dia mengalami diskriminasi ras untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil. Dikarenakan salah satu kejadian itu, dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut.

Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak-adilan tanpa melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidakadilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya.

Setelah puluhan tahun di Afrika, Gandhi memutuskan untuk kembali ke India. Desas-desus tentang perang yang diterima Gandhi akhirnya memaksa Gandhi untuk pulang ke India. Perang adalah salah satu hal yang ditentang oleh Gandhi. Kepulangan Gandhi juga merupakan saran dan intruksi dari Gokhale, seorang politisi dari India. Kedatangan Gandhi disambut dengan riuh bagaikan seorang pahlawan di India, karena apa yang dilakukannya di Afrika Selatan sudah tersebar ke dunia Internasional dan menjadi pondasi awal kesohoran ajaran Gandhi. Gandhi ingin menerapkan perjuangan di Afrika Selatan itu dalam perjuangan India meraih kemerdekaan dan kebebasan dari belenggu penjajahan Inggris.

Sementara Pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencariannya akan kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya Satyagraha - Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak sanggup bertahan menentang tekanan dari aksi masa yang terus terjadi di India dan dengan adanya perang dunia ke dua membawa suatu keadaan yang buruk juga bagi pemerintahan Inggris. Akhirnya Inggris menerima tuntutan India dan juga tuntutan kaum muslim di India untuk menciptakan negara Muslim dan memisahkan diri menjadi Pakistan Barat dan Pakistan timur (sekarang Bangladesh). India mendapatkan kemerdekaannya setelah perjuangan yang sangat lama. Pada tanggal 15 Agustus 1947 akhirnya India diberikan oleh Inggris, sebuah akhir dari perjuangan meraih impian dan cita-cita yang selama ini dirancang oleh Gandhi sebagai hasil dari anti kekerasan. Namun pada saat kemerdekaan, India juga pecah menjadi dua negara, yaitu India dan Pakistan, yang mana hal ini tidak disetujui oleh Gandhi.

Pada tanggal 30 Januari 1948, Gandhi ditembak oleh Nathuram Godse ketika Gandhi hendak beribadah. Sesuai dengan tradisi Hindu, Gandhi dikremasi di Rajghat, Delhi. Abu Gandhi ditebar di banyak tempat sebagai memoriam; sangam at Allahabad, Sungai Nil di Uganda, Taman pemakaman memorial, Istana Aga Khan dimana Gandhi di penjara pada 1942 hingga 1944, dan Self-Realization Fellowship Lake Shrine di Los Angeles.

Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata teknologi mengandung arti metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara etimologi, teknologi berasal dari kata technologia (bahasa Yunani), "techno", yang artinya keahlian dan "logia", artinya pengetahuan. Sementara secara umum, pengertian teknologi adalah penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis dalam kehidupan manusia atau pada perubahan dan manipulasi lingkungan manusia. Saat ini banyak manusia sangat bergantung pada tekonologi, bahkan teknologi bisa menjadi kebutuhan dasar bagi setiap orang. Contohnya adalah penggunaan teknologi Sitem Informasi Akuntansi pada perusahaan yang berguna untuk mendukung perencanaan dan pengendalian perusahaan.

Adapun definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Raflis (2013) adalah suatu sistem yang melaksanakan berbagai operasi dalam rangka menghasilkan informasi yang relevan, diantaranya mencatat data ekonomi, memproses dan menganalisa data serta menyajikan informasi kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan. Perusahaan-perusahan pada saat sekarang sudah mulai meninggalkan sistem manual, mereka mulai beralih ke Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berbasis komputer (computer based system).

Perkembangan era teknologi merupakan era yang telah merubah pola pikir manusia untuk mengembangkan ide-ide kreatif mereka dan memulai untuk melakukan banyak penemuan salah satunya di bidang teknologi informasi. Penemuan tersebut telah membantu manusia untuk mendapatkan berbagai sumber informasi yang berasal dari media cetak, elektronik, komunikasi, dan hingga sekarang munculnya internet yang menghilangkan tembok pembatas komunikasi antar individu hingga antar negara. Oleh karena itu, apabila terjadi pemahaman yang tidak tepat atau bahkan saling tumpang tindih (overlap) dalam penggunaan teknologi system informasi dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman posisi dan upaya pengembangan system informasi dan teknologi yang direncanakan.

Pada dasarnya, pemakaian system teknologi informasi adalah untuk memudahkan, mempercepat (drive up), dan efisiensi (low cost) pekerjaan yang dilakukan secara manual oleh tenaga manusia, serta mengurangi kesalahan manusiawi (human error) yang muncul. Namun, pemanfaatan dan pengembangan teknologi atas system kerja yang berjalan dalam suatu entitas harus tepat dan sesuai dengan tujuan serta mempertimbangkan juga sisi kemanusiaannya. Karena jika tidak, akan sangat mungkin terjadi penggantian semua peran manusia kedalam suatu teknologi dimasa depan. Sebagaimana contoh yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perusahaan saat ini mulai menggantikan peranan akuntan menjadi suatu system informasi akuntansi berbasis computer.

Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Mahatma Gandhi yang memberikan pandangannya mengenai kritik teknologi pada suatu wawancara, dimana ia berkata “Tubuhku ini tidak lain adalah sebentuk mesin yang rumit, bagaimana aku bisa anti mesin? Alat pitalku, bahkan tusuk gigi ini, misalnya adalah juga mesin. Aku tidak membenci mesin, namun benci rasa suka berlebihan kepada mesin. Aku tidak suka mesin yang melemahkan kekuatan manusia. Ada yang membicarakan tentang mesin mampu menghemat kerja manusia, sementara ribuan orang tercampak ke pinggiran jalan tanpa pekerjaan. Ya, aku ingin tenaga dan waktu manusia dapat dihemat, namun bukan hanya untuk sekelompok orang, namun untuk semua manusia. Aku ingin kekayaan tidak hanya terakumulasi di tangan beberapa orang, namun juga untuk semua orang.”

Adapun maksud dari pernyataan mahatma Gandhi ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan teknologi harusnya mempertimbangkan juga situasi kemanusiaan, tidak hanya terus berjalan dengan menguntungkan satu atau dua orang saja. Diperlukan kesadaran pengembangan teknologi yang manusiawi.

Mahatma Gandhi merupakan seorang pemimpin ideologis dari India, dia sering kali disebut sebagai orang yang mengawali adanya pendekatan teknologi tepat guna. Meski pada masa Gandhi konsep teknologi tepat guna belum diberi nama, Gandhi sudah mulai mengusahakan penggunaan teknologi sederhana berbasis kondisi lokal, dan sebagian besar berupa teknologi berbasis pedesaan untuk membantu desa-desa di India agar menjadi mandiri. Gandhi tidak setuju dengan ide mengenai teknologi yang menguntungkan hanya sebagian kecil orang dengan mengorbankan sebagian besar yang lain, termasuk penerapan teknologi yang menyebabkan banyak pengurangan tenaga kerja demi meningkatkan keuntungan (profit).

Teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.

Teknologi tepat guna adalah yang teknologi cocok dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan pada saat rentang waktu tertentu. Teknologi tepat guna, biasanya dipakai sebagai istilah untuk teknologi yang terkait dengan budaya local. Teknologi tepat guna merupakan salah satu jalur penting untuk mencapai tujuan yang mendasar, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Teknologi Tepat Guna berarti teknologi yang sesuai dengan kondisi budaya, dan kondisi ekonomi serta penggunaannya harus ramah lingkungan.  

Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang berbasiskan pada manusia sebagai penggunanya. Hal ini sejalan dengan penggunaan teknologi system informasi akuntansi, dimana pemakaian sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan dilihat dari seorang pengguna komputer meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan komputer, dengan demikian semakin mahir pemakai maka akan semakin efektif penerapan sistem informasi akuntansi di suatu perusahaan yang akan mengakibatkan meningkatnya kinerja individual yang bersangkutan.

Perkembangan system Informasi Akuntansi yang semakin maju sejalan dengan ragam informasi bisnis yang semakin banyak. Lim (2013) mengidentifikasi terdapat beragam manfaat (positive impact) dari perkembangan Teknologi informasi bagi suatu entitas/perusahaan, utamanya bagi depeartemen akuntansi, diantaranya:

1. Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)

Pemanfaatan sumber daya teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk menjaga keunggulan kompetitif mereka terhadap pesaingnya. Teknologi informasi dapat digunakan untuk membuat atau mengembangkan produk lebih dari pasar yang ada saat ini. Biaya produksi dan pemrosesan informasi dapat dikurangi dengan pemakaian teknologi informasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Teknologi informasi juga dapat membantu merancang bisnis yang menjadikan produk menjadi unik sehingga para pelanggan tetap loyal karena mereka tidak menemukan produknya diperusahaan lain.

2. Efisiensi Ekonomi

Sumber daya teknologi informasi dapat mengurangi biaya akuntansi secara siginifikan. Efisiensi ekonomi dapat dicapai dengan memindahkan fungsi-fungsi yang mahal (high-cost) kedalam lingkungan online. Misalnya, perusahaan dapat memakai e-mail atau software aplikasi pada gadget dan fan page untuk berkomunikasi dengan pelanggan atas beragam informasi produk atau bahkan keluhan sehingga dapat mengurangi biaya dibandingkan apabila memakai telepon konvensional.

3. Cepat

Salah satu ciri utama teknologi adalah kecepatan dalam pengelolaan pekerjaan. Dengan pemakaian beragam teknologi, dapat dimungkinkan menyelesaikan beragam jenis transaksi lebih cepat dalam waktu bersamaan. Namun demikian, akan lebih baik lagi apabila beragam jenis teknologi tersebut diintegrasikan dalam satu-kesatuan sehingga kebutuhan data dapat dibagi, ragam informasi dapat diakses, dan lebih hemat.

4. Keamanan

Teknologi informasi dignakan secara luas dalam keamanan akuntansi. Pemakaian teknologi informasi untuk keamanan, misalnya adanya identitas (username) dan kata kunci (passwords) apabila ingin mengakses informasi rahasia terkait suatu hal atas perusahaan atau bagian perusahaan. Dibanding hanya sekedar menaruh dan mengikat dokumen tersebut dalam binder, keamanan dokumen dapat ditingkatkan dengan computer yang sesuai. Selain lebih aman, juga akan memudahkan dalam pelacakan dokumen dan data yang dibutuhkan.

5. Akurasi

Pekerjaan akuntansi yang cukup banyak dan menuntut ketelitian, dapat dipermudah, dan dijaga akurasinya menggunakan teknologi. Terutama dalam aspek perhitungan matematis, proses yang panjang dan berulang, serta jenis akun dan transaksi yang banyak. Semua itu dapat dikerjakan oleh teknologi dengan lebih akurat dibanding apabila dikerjakan secara manual yang sering kali mengalami kesalahan.

Selain memiliki manfaat dalam perkembangannya, Mahatma Gandhi juga melihat beberapa efek negative yang perlu dihindari dikarenakan dengan hadirnya teknologi. Adapun efek negative tersebut diantaranya adalah:

1. Mengganti sepenuhnya “Human Labor” dengan teknologi, dan tidak hanya “Unneccessary Labour” saja. Arti dari pernyataan ini adalah jangan sampai teknologi menggantikan semua posisi manusia, karena apabila hal itu terjadi maka efek baliknya akan dirasakan kembali oleh manusia sendiri, yang pada akhirnya manusia bukan yang mengendalikan dan memanfaatkan teknologi, tetapi sebaliknya manusia yang akan dikendalikan oleh teknologi.

2. Materialist Anti-Human. Dalam hal ini, yang dikalkulasikan hanya keuntungan materinya saja. Artinya, walaupun perkembangan teknologi akan memiliki beberapa keuntungan secara waktu, biaya maupun tenaga, tetapi teknologi tetap tidak boleh menyingkirkan manusia, karena manusia membuat teknologi hanya untuk mempermudah pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Economic Exploitation. Artinya dengan lahirnya teknologi canggih, jangan sampai membuat ekonomi menjadi terekploitasi. Maksud dari ekonomi eksploitasi disini adalah misalnya pemilik modal memanfaatkan teknologi dengan berlebihan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi sendiri, sedangkan orang lain menjadi tersulitkan dan tersisih. Hal ini akan mengakibatkan ketenggangan sosial yang tinggi karena terjadinya ekonomi eksploitasi.

4. Sosial disintegration. Artinya, dengan adanya teknologi jangan sampai ekonomi dieksploitasi, dimana posisi manusia tergantikan oleh teknologi, sehingga mengakibatkan banyak orang menjadi tersingkirkan, bahkan tercampakkan. Orang-orang yang tersingkirkan inilah akan memberontak dan mengakibatkan terjadinya disintegrasi sosial.

5. Individual Greed. Artinya jangan sampai teknologi menimbulkan keserakahan pada manusia. Teknologi yang harusnya meningkatkan dan menjamin hidup manusia jangan sampai justru menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri.

dokpri
dokpri

Pemanfaatan teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan efektivitas sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat dikatakan efektif apabila sistem mampu menghasilkan informasi yang dapat diterima dan memenuhi harapan secara tepat, dimana dalam mewujudkannya dibutuhkan pemanfaatan teknologi informasi yang memadai dan maksimal. Jika teknologi dapat dimanfaatkan dengan baik maka dapat menghasilkan informasi yang cepat dan tepat pula.

Sebagaimana yang telah dikatakan sebelumnya, dalam pengembangan sistem terutama penentu kesuksesan Sistem Informasi Akuntansi, faktor manusia merupakan hal yang sangat berperan sebagai user dan brainware. Semakin banyak pengalaman, seseorang akan memiliki penguasaan dan pemahaman pekerjaan yang dimiliki. Karena adanya pengalaman kerja, maka pengguna memiliki pengetahuan akan sistem informasi yang akan membantu memaksimalkan kinerja sistem informasi akuntansi.

Adapun 5 prinsip pemanfaatan teknologi menurut mahatma Gandhi, yang diantaranya adalah:

1. Tidak menyingkirkan nilai-nilai tradisional seperti kebaikan, kebenaran, dan keindahan yang sampai saat ini sudah kita yakini sebagai dasar hidup.

2. Pengelolaan, dan pemanfaatan teknologi yang membantu manusia untuk tetap hidup seimbang. Dimana fisik, mental dan spiritualnya berkembang. Selain itu, teknologi juga dapat membantu manusia dalam menjalankan hidup yang mutidimensi, dimana kehidupan sosial, politik dan budayanya juga berkembang.

3. Adanya nilai moral dalam kehidupan manusia yang sejalan dengan hadirnya teknologi. 

4. Memperhatikan aspek jangka panjang dalam pemanfaatan teknologi.

5. Memperhatikan keuntungan teknologi yang tidak hanya bermanfaat untuk sekelompok orang saja, tapi juga untuk semua orang. Artinya Jangan sampai perkembangan teknologi akan melahirkan perbudakan baru, karena hanya menguntungkan sekelompok orang saja.

Selain itu, Mahatma Gandhi juga menyarankan untuk menghindari teknologi yang memiliki karakter sebagai berikut:

  • Hanya menyenangkan mu saja, hanya mementingkan kepentingan mu saja. Tapi mungkin mengorbankan kepentingan orang lain, bencana bagi orang lain, dan mungkin musibah bagi orang lain.
  • Membuat diri tidak dapat beraktivitas. Artinya teknologi yang membuat diri tidak dapat beraktivitas sama sekali, dan juga membuat manusia menjadi malas hanya karena mengandalkan teknologi saja.
  • Mempengaruhi perilaku psikologi. Artinya teknologi yang membangun orientasi hidup yang positif menjadi negative.
  • Menuntun kedalam kegelapan. Artinya teknologi dapat menuntun manusia untuk berbuat keburukan.
  • Mengubah citra dan identitas diri ditengah masyarakat. Misalnya orang-orang yang memandang anak yang tadinya sopan, ramah, sekarang berubah menjadi anak yang cuek, ingin nyaman dan enak sendiri.

Teknologi sistem informasi dikatakan sukses apabila sistem tersebut dapat dijalankan dengan baik, mudah digunakan, dan sesuai dengan teknologi yang ada. Keberhasilan suatu sistem informasi dapat diukur dari kepuasan pengguna. Puas tidaknya pengguna pada suatu sistem informasi tidak dilihat pada kualitas sistem secara teknik, namun dilihat dari cara pemakai memandang sistem informasi tersebut secara nyata.

Pemakaian sistem informasi akuntansi sangat berpengaruh dengan kinerja perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang efektif didefinisikan sebagai suatu sistem yang dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan. Nilai tambah perusahaan diperoleh apabila perilaku pemakai yang profesional. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi yang efektif harus bisa memberikan pengaruh yang positif kepada perilaku pemakainya. Semakin efektif sistem informasi akuntansi, maka akan menyebabkan semakin tinggi pula kinerja individual.

Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi akuntansi yang berlandaskan prinsip Mahatma Gandhi, teknologi informasi dapat menjadi senjata strategis untuk mendukung objek dan strategi organisasi. Pemakaian teknologi sistem informasi akuntansi yang dilandasi dengan prinsip, mampu memotivasi pemakai sistem untuk bertindak sesuai dengan (comply) dan sesuai (conform) keyakinannya atas pentingnya teknologi sistem informasi tersebut, tanpa meruntuhkan konstribusi manusia sampai unit terakhir.

Citasi :

  • Apollo. (2023, Februari 4). Filsafat Teknologi Mahatma Gandhi.
  • Chanel, MJS. (2021). Ngaji Filsafat 303: Mahatma Gandhi - Humanistic Technology [Recorded by M. A. Dr. Fahruddin Faiz]. Yogyakarta, Indonesia.
  • Lestiana, L., Isjoni, I., & Kamaruddin, K. Role of Mahatma Gandhi in the Pursuit of Values Based Human Satyagraha (Doctoral dissertation, Riau University).

  • Joyo, P. R. (2019). Mengenal Mahatma Gandhi Dan Ajarannya. Dharma Duta, 17(1).

  • Zamzami, F., Nusa, N. D., & Faiz, I. A. (2021). Sistem Informasi Akuntansi. Ugm Press.

  • Paranoan, N., Tandirerung, C. J., & Paranoan, A. (2019). Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi sumber daya manusia terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif, 2(1), 181-196.

  • Antasari, K. C., Sukartha, P. D. Y. Y., & D'yan, P. (2015). Pengaruh efektivitas sistem informasi akuntansi dan penggunaan teknologi informasi pada kinerja individual dengan kepuasan kerja sebagai variabel pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 10(2), 354-369.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun