Mohon tunggu...
ErmaQiz
ErmaQiz Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Bebas

Cerpen, Puisi dan Quote

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Labbaik Allahumma Labbaik...

30 Juli 2020   09:07 Diperbarui: 30 Juli 2020   12:28 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau saya batalkan proses pembelian dibagian marketing kemarin, berarti uang DP saya hangus 10 juta dong," Farhan mulai cemas dengan berbagai info seluk beluk pembelian rumah disitu .

"Itu lebih baik Pak, daripada bapak nanti akan kehilangan lebih banyak lag!" begitu penjelasan teman Pak Iwan.

"Nanti saya akan pikirkan lagi, Pak," begitu keputusan Farhan dan istrinya sore itu.

Seminggu Farhan dan istrinya memikirkan hal tersebut hingga akhirnya mereka mencoba menemui pemilik rumah yang hendak dijual itu. Dan benar saja rumah yang diceritakan Pak Iwan harganya lebih miring dibandingkan rumah baru yang ditawarkan marketing perumahan itu. 

Hanya yang jadi kendala cukup pelik, keduanya jadi serba khawatir untuk melaksanakan kesepakatan, karena tidak adanya penengah yang menjembatani untuk proses pembelian rumah itu. Pertemuan dan pembicaraan  diantara penjual dan pembeli itu berlarut-larut hingga beberapa minggu dan belum juga menemukan kesepakatan.

"Sudahlah Pa, gimana kalau Papa berangkat ke Tanah Suci dulu untuk menenangkan hati dan memohon petunjuk kepadaNya?" kata istri Farhan suatu malam saat suasana terasa cukup pelik.

"Kita telah kehilangan uang 10 juta rupiah Mah, dan itu tidak sedikit ," Farhan mengingatkan istrinya.

"Iya aku tahu Pa, tapi percuma saja kalau selanjutnya kita tidak melakukan apa-apa. Hanya menyesali dan mau melanjutkan proses pembelian rumah pun masih ragu," timpal istrinya.

"Trus apa idemu?"tanya Farhan pada istrinya.

"Tenangkan pikiran Papa dulu, fokuskan pada rencana sebelum ini, hendak berangkat umroh bersama ibu,' begitu nasehat istrinya," Kita ikhlaskan yang sudah hilang, kalau memang rejeki kita insya Allah akan Kembali dengan cara lain yang sudah diatur olehNya, sekarang lupakan dulu semuanya fokuskan untuk mempersiapkan diri berangkat ke tanah Suci memenuhi panggilanNya,"lanjut istrinya dengan penuh keikhlasan.

"Benar juga, kemarin kita panik dan khawatir hingga terlalu berambisi untuk mendapatkan keuntungan  saja, sampai-sampai melupakan rencana untuk beribadah dan lebih memfokuskan urusan dunia," kata Farhan penuh sesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun