Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa Kandidat Terbaik Pilkada DKI Versi Netizen?

23 Juli 2016   15:16 Diperbarui: 23 Juli 2016   15:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Volume Pencarian Bulanan di Google Terhadap 11 Kandidat Pilkada DKI. Sumber : Dokumen Pribadi (Diolah dari Statistik Google).

Oleh karenanya, kecenderungan informasi yang muncul di Google, dapat mempengaruhi proses validasi netizen yang dilakukan via Google. Maka itu, Google memegang peranan penting dalam menentukan hasil akhir Actitude netizen. Berikut ini data statistik Google terhadap 11 kandidat Pilkada DKI pada periode Juli 2015 s/d Juni 2016 :

Data Volume Pencarian Bulanan di Google terhadap 11 Kandidat Pilkada DKI. Sumber : Dokumen Pribadi (diolah dari statistik Google.Com)
Data Volume Pencarian Bulanan di Google terhadap 11 Kandidat Pilkada DKI. Sumber : Dokumen Pribadi (diolah dari statistik Google.Com)
Data di atas menunjukkan bahwa 5 besar kandidat yang paling dicari netizen di Google adalah Ahok, Ridwan Kamil, Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno dan Risma. Ahok menguasai 85% pencarian Netizen, sisanya 10 kandidat menguasai 15% saja. Berikut data statistik pencarian Google berdasarkan penggunaan Gadget pada periode Juli 2015 s/d Juni 2016 :

Data Penggunaan Gadget Dalam Pencarian Informasi 11 Kandidat Pilkada DKI di Google. Sumber : Dokumen Pribadi (diolah dari Statistik Google.Com)
Data Penggunaan Gadget Dalam Pencarian Informasi 11 Kandidat Pilkada DKI di Google. Sumber : Dokumen Pribadi (diolah dari Statistik Google.Com)
Dari segi penggunaan Gadget, pencarian informasi mengenai masing-masing 11 kandidat Pilkada DKI dominan menggunakan Smartphone. Secara sederhana, pengguna Smartphone mewakili kecenderungan arah generasi muda (pemilih baru) dari segala kelas social. Pengguna Desktop PC mewakili kecenderungan arah generasi tua dan birokrat. Sementara pengguna Tablet mewakili kecenderungan arah kelas atas di lintas generasi.

Dari 1 juta pencarian informasi seputar Pilkada DKI tiap bulannya, sebanyak 73% menggunakan Smartphone, yang berarti generasi muda DKI menyoroti, menelaah dan mengambil keputusan serius mengenai siapa yang layak pimpin DKI 2017 – 2022.

Kandidat yang penguasaan netizen pengguna Smartphone-nya di atas 70%, memiliki modal kuat untuk menjadi Cagub dan memenangkan pertarungan. Tampaknya, sejauh ini hanya Ahok dan Agus Yudhoyono yang cukup serius menggaet pemilih baru melalui digital. Sisanya, perlu meningkatkan kampanye digital, jika ingin menjadi kandidat Cagub.

Berikut data pertumbuhan statistik Google Juli 2014 s/d Juni 2015 versus Juli 2015 s/d Juni 2016 :

Komparasi Volume Pencarian Bulanan di Google (Jul 2014 s/d Jun 2015 versus Jul 2015 s/d Jun 2016). Sumber : Dokumen Pribadi (Diolah dari Statistik Google.Com)
Komparasi Volume Pencarian Bulanan di Google (Jul 2014 s/d Jun 2015 versus Jul 2015 s/d Jun 2016). Sumber : Dokumen Pribadi (Diolah dari Statistik Google.Com)
Ini tabel pertumbuhan masing-masing kandidat Pilkada DKI berdasarkan statistik Google :

Data Pertumbuhan Volume Pencarian Bulanan di Google (Jul 2014 s/d Jun 2015 versus Jul 2015 s/d Jun 2016). Sumber : Dokumen Pribadi (Diolah dari Statistik Google.Com)
Data Pertumbuhan Volume Pencarian Bulanan di Google (Jul 2014 s/d Jun 2015 versus Jul 2015 s/d Jun 2016). Sumber : Dokumen Pribadi (Diolah dari Statistik Google.Com)
Lihat baik-baik bagian Djarot dan Boy. Data Google menunjukkan, jelang Pilkada DKI jumlah orang yang melakukan pencarian pada nama Djarot dan Boy malah menurun signifikan. Sementara 9 kandidat lainnya tumbuh melesat, dua kandidat PDIP yang dijagokan untuk Pilkada DKI malah merosot. Jadi agak bodoh kalau PDIP tetap memasukkan Djarot dan Boy dalam bursa utama kandidat Pilkada DKI.

Kalau PDIP tetap melanjutkan perkawinan dengan Ahok, mengacu pada data Google, sudah tentu pasangan terbaiknya : Ahok – Risma. Namun mengawinkan dua Gubernur menjabat akan menjadi persoalan sulit, faktor ego masing-masing kandidat akan menjadi persoalan serius.

Dari data Google itu, sudah tentu jalan terbaik bagi PDIP adalah menyatukan kembali PDIP dan Gerindra seperti di 2012. Jika tiket Gerindra jatuh pada Sandiaga Uno sesuai janji Prabowo, maka pasangannya adalah Risma – Sandi.

Kalau PDIP bersama Gerindra usung Risma – Sandi, maka Ahok pasangan sama siapa? Kalau lihat dari urutan di atas, bisa saja : Ahok – Kamil, Ahok – Yusril atau Ahok – Agus Yudhoyono. Tapi Kamil dan Yusril kelihatannya sulit berpasangan dengan Ahok. Ridwan Kamil akan kehilangan tiket kalau Gerindra sudah ke Sandiaga Uno. Kecuali, PKS yang juga dekat dengan Ridwan Kamil mau memasangkan dengan Ahok. Tapi kelihatannya, PKS sangat anti-Ahok, sehingga sulit merealisasikan Ahok – Kamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun