Para peserta didampingi oleh guru-guru pendamping dan suporter yang setia mendukung mereka. Dalam ruang yang penuh semangat ini, para pelajar ini berkesempatan untuk berbicara di depan publik dengan penuh percaya diri dan menyuarakan ide-ide mereka tentang bagaimana cara-cara sederhana, jika dilakukan bersama-sama, bisa memberikan dampak yang luar biasa dalam menjaga bumi.
Tema lomba “Standar Lingkungan Hidup dan Kehutanan = Solusi Sederhana Dampak Luar Biasa” memberikan ruang bagi peserta untuk berpikir lebih dalam mengenai langkah-langkah praktis yang bisa diambil untuk mengatasi masalah lingkungan yang semakin pelik. Walaupun tampaknya sederhana, solusi yang ditawarkan dalam lomba ini memiliki dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan lingkungan.
Beberapa peserta mengangkat isu sampah plastik yang telah menjadi salah satu masalah terbesar di dunia. Sachi Charissa Irmawan, misalnya, dalam pidatonya mengajak semua pihak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan beralih ke barang-barang yang dapat dipakai ulang seperti tas belanja dan sedotan plastik yang bisa digunakan kembali.
Menurutnya, perubahan kebiasaan ini mungkin terdengar kecil, tetapi jika dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, dampaknya akan sangat besar bagi mengurangi pencemaran lingkungan.
Rifqi Nizar Ramadhan, juara pertama lomba, mengangkat isu pengelolaan sampah yang buruk sebagai masalah utama yang menyebabkan krisis iklim. Ia menekankan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik.
Rifqi juga mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap kelestarian alam dengan berperan aktif di dunia maya, menyuarakan pentingnya isu-isu lingkungan, serta bergabung dalam berbagai gerakan, seperti Pandawara, yang berfokus pada upaya pelestarian lingkungan.
Allysa Nataneila, peraih juara kedua, berbicara tentang bagaimana sampah plastik yang semakin menumpuk menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan bumi. Ia mengusulkan agar setiap individu mulai mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja sendiri dan memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan. Allysa juga mengajak pemerintah dan masyarakat untuk mendukung program reboisasi dan penggunaan kendaraan listrik yang dapat mengurangi jejak karbon.
Melalui pidato-pidato mereka, para peserta memberikan gambaran tentang bagaimana aksi kecil bisa menjadi kunci dalam mengatasi masalah besar yang dihadapi bumi. Peserta mengajak audiens untuk tidak melihat masalah lingkungan sebagai sesuatu yang terlalu rumit, tetapi sebagai tantangan yang bisa dipecahkan dengan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang lebih ramah lingkungan.
Pemikiran Kreatif dan Inovasi untuk Mengatasi Masalah Lingkungan
Beberapa pidato lainnya juga menunjukkan bagaimana kreativitas dan inovasi bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Salah satu ide menarik datang dari Dzikra Arrahmandika Haerullah, juara harapan 1, yang mengusulkan pentingnya daur ulang kertas sebagai langkah sederhana untuk mengurangi penebangan pohon.
Menurutnya, pengurangan penggunaan kertas tidak hanya dapat menghemat sumber daya alam, tetapi juga membantu mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh proses produksi kertas.