"Apa aku sudah mati?"
Mata Ed, samar-samar terbuka ketika melihat sekilas cahaya kuning di ujung jalannya.
Bukan  cahaya ke alam lain, namun terang dan hangat.
"Kau sudah sadar Ed?"
"Thomas, Rudi? Itu kalian?"
"Iya, maaf  lama karena kami tadi harus kucing-kucingan dengan beberapa tikus kumal"
Kedua kawannya telah kembali. Begitu pula dengan Boni yang sibuk  menjilati kaki Ed.
"Maaf Ed, Boni tadi  mencarikanmu kayu bakar. Sesampai di sini, kamu sudah  tidak sadar dengan kayu bakar dan Boni disampingmu. Karena kondisimu, pasti itu bukan ulahmu benarkan?"
Kali ini Rudi yang berbicara.
"Benar sekali"
"Augh-augh" Si Boni pun ikut unjuk suara yang disambut gelak tawa semuanya. Malam itu, walaupun tidak ada rembulan, bintang dan angin sekalipun. Mereka tetap senantiasa bersama, bernyanyi dirangkul hangatnya api unggun yang saat paginya pasti hilang tanpa jejak yang sama.