Mohon tunggu...
Ratna Sari Dewi
Ratna Sari Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karakter Introvert Dalam Pandangan Siroh Nabawiyyah dan Stigmanya di Masyarakat

18 Mei 2024   19:23 Diperbarui: 18 Mei 2024   19:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi penelitian Karakter Introvert 

Pengklasifikasian karakter yang terbiasa di telinga masyarakat membuat stigma Introvert semakin menjustifikasi keintrovert-an dirinya, sehingga menghalanginya untuk melangkah maju dan tidak mempunyai kepercayaan diri. Bagaimanapun, ketika konsep ini terus disandingkan dengan konsep yang Nabi ajarkan tentu tidak akan sebanding karena konsep yang Nabi ajarkan sudahlah sempurna berdasarkan QS. AL Anbiya ayat 107 ;

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

Kesimpulannya bahwa ajaran yang pertama yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu A'laihi Wassallam adalah melepaskan diri dari hasad, dengki, iri dan curang, hampa dan selanjutnya mengisi jiwa dengan sifat -- sifat dan akhlak baik. Introvert merupakan satu bagian dari sekian banyak sifat yang hanya bisa disentuh dengan Tazkiyatun Nafs. Tujuan utama pembersihan jiwa dalam kaitan ini adalah mampu mengimplementasikan nilai -- nilai tazkiyatun nafs dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu keluar dari stigma Introvert yang membelenggu.

Ketika jiwa dibebaskan dari belenggu sifat hasad, dengki, luka masa lalu dan trauma, maka pada saat yang bersamaan akan tumbuh akhlak -- akhlak baik, lapang dada, Ikhlas, dan yang paling utama adalah bertambah ketakwaan terhadap Allah Subhanahu Wataa'la. Ajaran-ajaran murni ini kemudian berkorelasi dengan al Qur'an sehingga menjadi pedoman bagi umat manusia secara keseluruhan.

Peristiwa belah dada nabi yang merupakan esensi pembersihan diri merupakan pengantar menuju Islam. Tanpa melakukan tazkiyatun nafs, Islam hanya akan menjadi sekedar nama dan tidak dapat memperoleh kebaikan - kebaikan yang dijanjikan dalam al Qur'an baik di dunia maupun di akhirat.

Sumber ; 

  • Muhammaad H Kamil. Al Mausu'ah Al Quraniyyah. Tematik -- Akhlak jilid III.(PT. Kharisma Ilmu -- Jakarta, 2006), h 10.
  • Cane Susan. Quiet 'The Power Of Introverts In A World That Can't Stop Talking' (New York -- 2012)
  • Ibnu Rajab Al-Hambali. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Imam Al-Ghazali. Tazkiyatun Nafs. Konsep Penyucian Jiwa Menurut Ulama Salafushshalih. (Dar Qalam -- Solo, 2021),

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun