Mohon tunggu...
Ratna Dee
Ratna Dee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Ibu rumah tangga yang juga mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir di STAI Tasikmalaya, mempunyai hobi bersepeda dan juga menulis, menulis apa yang ingin ditulis...trip, pendidikan, sosial budaya, karya sastra, dll.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lembayung di Senja Ungu

14 Maret 2023   15:16 Diperbarui: 14 Maret 2023   15:18 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu berganti waktu, jam menunjukan pukul delapan malam, namun Jamal belum muncul juga. Telpon demi telpon namun tidak diangkatnya. Perasaan cemas bergelayut dalam hatinya. Jamal bukan orang yang suka mempermainkan seseorang, dan tak ada pikiran buruk yang menghantui pikirannya. 

Danur dan ayahnya masih menunggu, namun waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam dan ayahnya menyuruh Danur untuk beristirahat dan menelponnya lagi keesokan harinya. 

Dengan perasaan antara cemas, kecewa dan kalut. Danur duduk di bukit tempat biasa dia bertemu Jamal. Dia habiskan sehari penuh di tempat itu. Tidak ada yang dilakukan hanya memandang indahnya pemandangan senja yang masih sama seperti waktu lainnya. Dia duduk sampai dia merasa bosan dan berlalu. Saat di perjalanan. Ada seorang laki-laki yang menghampiri Danur dan dia adalah teman kerjanya Jamal. Dia mengabarkan bahwa Jamal sedang kritis di rumah sakit sewaktu dalam perjalanan menjemput ibunya. Danur sekuat tenaga berlari sambil terisak-isak menangis.

Dilihatnya seorang ibu yang sedang duduk menangis. Danur datang bersama kedua orangtuanya. Ibu itu mengahampiri Danur dan mengelus pipinya. Lalu pelukan hangat mengantarkan keharuan. Tak banyak berbincang-bincang, karena situasi yang tegang saat itu. Tak berhenti Danur mondar mandir menunggu dokter keluar dari ruang operasi. Kecelakaan itu terjadi karena rem mobil yang dikendarai Jamal blong dan menghindari pejalan kaki sehingga masuk ke dalam saluran air. Kepalanya terbentur cukup keras sehingga butuh operasi, karena lukanya yang cukup dalam.

Dokter keluar ruangan dengan wajah yang suram. Ingin saat itu Danar menutup telinganya dan pura-pura tidak mendengar apa yang dokter ucapkan.

"Mohon maaf, kami tidak bisa berbuat banyak". Ucap dokter itu sambil berlalu begitu saja. Suasana tangis memekik dan Danur hanyut dalam tangis dan lukanya yang dalam. 

Lembayung di senja ungu yang indah, ternyata tidak seindah dibalik kisahnya. Keindahan yang Hakiki, tak bisa dipungkiri, menyentuh jiwa siapapun yang memandangnya. Dia akan terpesona dengan keindahan senja. Di sana tertumpu harapan, di sana tersimpan kenangan. Lembayung di senja ungu yang akan tetap sama setiap harinya. Indah...dan menawan. Yang tidak sama adalah Aku yang tidak bersamanya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun