"Bu...sudah saatnya Ainun menggantung cita-cita Ainun sebagai penari balet". Kata Ainun kepada ibunya. Ibunya kaget, karena Ainun bicara dengan tiba-tiba. Ibunya hanya menyimak, menunggu apalagi yang akan dikatakan Ainun.
"Ainun ingat, ayah pernah memberikan Ainun kamera kesayangannya sebagai hadiah ulang tahun Ainun tahun lalu, ayah tahu bahwa Ainun punya bakat dalam bidang fotografi seperti ayah, betul kan bu..?" Sahut Ainun menunggu jawaban dari ibunya.
"Iya nak, ibu masih ingat...sedari kecil kamu suka main foto-foto bersama ayahmu, lakukanlah nak...gantilah cita-citamu...ibu yakin kamu bisa nak...".Sahut ibunya sambil memeluk Ainun.
Dari potret ini, kehidupan tidak selalu berpihak pada si gadis yang memegang sendok emas. Dia dengan segala kelebihan yang dimilikinya, selalu ada takdir yang menyertai. Namun cita-cita tidak harus dari apa yang selalu kita impikan, namun cita-cita bisa tumbuh dari ketidakberdayaan dan kasih sayang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H