Mohon tunggu...
Dwi Ratna Sari
Dwi Ratna Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gadis dengan kelahiran 14 September, senang membaca buku fiksi dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Sebuah Memoar di Balik Bangku Sekolah

19 Desember 2024   04:52 Diperbarui: 19 Desember 2024   05:47 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku juga masih setia menyisihkan uang jajanku untuk kemudian ditabung. Sebenarnya ingin mendapatkan apa sampai menabung banyak begini? Sebuah handphone. Sebetulnya aku sangat iri ketika teman-teman SMP ku mendapatkan benda tersebut secara gratis dari orang tuanya. Namun, aku justru memilih bersabar sembari menunggu uangku cukup terkumpul membelinya. Sampai akhirnya, keinginan tersebut terwujud. Aku berhasil menabung dengan jumlah total dua juta rupiah dari uang sakuku selama sekolah. Kalau dipikir-pikir aku juga tak bisa mempercayai jika aku memegang uang sebanyak itu, memang benar kata orang, jika menabung hari ini adalah investasi untuk impian besok. Ingin mendapatkan sesuatu perlu adanya perencanaan dan pengorbanan melalui disiplin kecil, dan disiplin itu dimulai dengan menyisihkan sedikit demi sedikit yang kamu simpan setiap hari.

Beragam lomba sekolah pun tak lepas dari kendaliku. Atas bujukan dan rayuan dari guru, aku bersedia mengikuti beberapa lomba yang diadakan di tingkat SMA. Mulai dari mengikuti olimpiade bahasa Inggris, karya tulis ilmiah, esai, dan membuat cerpen yang nantinya dipublikasikan di web sekolah. Bersama guru Sejarah favoritku, aku belajar banyak dari beliau mengenai kepenulisan. Beliau juga adalah orang yang tak henti-hentinya menyemangati, memotivasi, serta memberikan nasihat ketika aku merasa putus asa dan tak percaya pada diri sendiri. Walaupun dari beragam lomba yang ku ikuti tidak memperoleh kemenangan, namun aku senang bisa berpartisipasi untuk lebih mengembangkan minatku, sebab dari lomba-lomba tersebut, aku jadi mengetahui kemampuanku seperti apa.

Pada saat acara kelulusan tiba, aku berhasil meraih peringkat pertama lulusan terbaik dari jurusan IPS. Ingin sekali rasanya menangis ketika nama bapakku dan namaku disebutkan oleh pembawa acara. Kami diminta untuk naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan berupa piala dan piagam penghargaan. Ini menjadi momen yang jauh lebih mendebarkan karena ditonton ratusan wali murid beserta jajaran guru yang hadir di siang itu. Teman-temanku tak henti-hentinya mengucapkan selamat atas pencapaianku. Hari itu senangku bertambah dua kali lipat, satu per satu yang aku harapkan selalu terwujud, semuanya tak akan pernah terjadi jika bukan karena orang-orang terdekatku yang selalu mendukungku, terutama keluargaku yang menjadi sumber motivasi dan semangatku.

Perjalananku tak berhenti di situ saja, aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebelumnya ada rasa kekhawatiran yang muncul dari kedua orang tuaku ketika aku memutuskan untuk kuliah di luar daerah. Namun aku meyakinkan mereka bahwa nanti aku akan baik-baik saja jika nantinya aku diterima pada kota yang menjadi tempat kampusku nanti. Perihal biaya, aku sudah memutuskan untuk mencari beasiswa guna meringankan beban kuliah.

Setelah dinyatakan tidak lulus jalur SNMPTN dan SPAN-PTKIN semangat belajarku untuk mencoba jalur tes merosot, aku gagal dan memilih harus merelakan kampus impianku itu, banyak sedih sebenarnya. Tapi ya sudah, mau bagaimana lagi mungkin itu bukan jalanku. Kemudian aku mencoba jalur SBMPTN dengan tekad yang penuh, aku berangkat sendirian ke Surabaya menaiki kereta api. Itu menjadi hal yang pertama kalinya aku pergi ke kota besar tanpa didampingi orang terdekatku. Jujur, sedikit takut. Tapi aku menenangkan diriku supaya lebih berani dan tidak harus melulu merepotkan orang lain.

Di SBMPTN, aku gagal lagi. Ya, aku gagal untuk untuk ketiga kalinya. Namun, aku tidak menyerah begitu saja. Masih ada jalur UMPTKIN satu-satunya harapanku, jika sampai tidak lulus, mungkin aku akan menunda kuliahku selama setahun. Tapi Qadarullah, aku dinyatakan lulus di salah satu Perguruan Tinggi  yang terletak di Surakarta. Puji syukur Alhamdulillah tak lupa selalu ku panjatkan dalam doaku. Aku menerima dengan lapang dada, mungkin ini cara Allah untuk menempatkan hambanya pada posisi yang terbaik, karena manusia hanya bisa berusaha selebihnya Allah yang mengatur sebaik-baiknya rencana bagi hambanya.

Aku berangkat ke Surakarta tentu tidak sendiri, bersama bapak menggunakan motornya aku diantarkan ke kos dengan selamat. Sungguh, perjuangan bapak yang luar biasa mengantarkan putrinya selama 6 jam perjalanan. Aku masih ingat hari itu merupakan pertama kalinya aku jauh dari rumah. Tidak ada lagi harum masakan ibu, tidak ada lagi canda tawa dari Bapak yang meramaikan seisi rumah. Hari demi hari aku merasakan apa itu dunia perkuliahan, senang berkenalan dengan banyak orang, terlebih dosen di kampus pun juga ramah. Walaupun begitu, aku masih sangat merindukan rumah, ingin rasanya berkumpul bersama bapak-ibu lagi.

Tiba saat liburan semester awal, aku pulang dengan senangnya. Namun, ada sesuatu hal yang tak enak hadir di indera pendengaranku. Bapak berkata bahwa, "Nanti kalau kamu berhenti kuliah apa nggak papa, nak?" Aku tau, aku paham kondisi perekonomian keluargaku sedang tak baik-baik saja. Sedari awal memang aku yang merengek kuliah, tanpa melihat situasi ke belakang. Jika sudah begini, aku pasrah, kalau memang jalanku berhenti, maka aku akan bekerja untuk membantu keluarga, pikirku kala itu. Namun entah uang darimana, bapak memberiku sejumlah uang untuk membayar semester berikutnya. Artinya, aku masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikanku. Ada rasa perasaan bersalah yang menjalar dalam diriku tatkala menerima uang itu.

Aku tidak tinggal diam, berbagai macam beasiswa sudah banyak ku ajukan sampai harus melalui tahap yang panjang. Hingga suatu hari, aku dinyatakan lolos beasiswa dari pemerintah kabupaten. Keluargaku sangat senang mendengar kabar ini, aku pun sama senangnya. Perasaan syukur dan lega campur jadi satu. Lagi dan lagi, Allah mempermudah jalanku kembali.

Aku masih bertahan menjalani kehidupanku sebagai seorang mahasiswa hingga sekarang, aku mengerjakan tulisan ini ditemani tugas yang sedang banyak-banyaknya di semester 5. Kegiatanku sebagai mahasiswa tidak terbatas hadir di perkuliahan saja, melainkan aku juga turut aktif di organisasi fakultas seperti DEMA Fakultas dan juga Himpunan Mahasiswa. Ikut beberapa organisasi mengajarkanku banyak hal yang menjadikan pengalamanku kian bertambah, relasi yang membangun, juga mengasah soft skill untuk mengembangkan kualitas mahasiswa. Aku juga aktif mengikuti lomba-lomba kepenulisan yang banyak tersebar di media sosial. Tulisanku pernah termuat di web dan beberapa lainnya seperti cerpen juga diterbitkan.

Lalu terakhir, aku ingin mengingatkan kepada orang di luaran sana bahwa jika kita lahir dari latar belakang yang sederhana bukan berarti itu menjadi penghalang untuk memiliki impian yang tinggi. Justru, ini menjadi dorongan untuk berusaha lebih giat, sebab keberhasilan sejati adalah bahwa impian besar bukan hanya milik mereka yang kaya, tetapi juga milik mereka yang kaya akan semangat. Jadikan keterbatasan sebagai landasan untuk mencapai lebih tinggi, bukan alasan untuk menyerah. Semoga adanya tulisan ini menjadi suatu hal yang memotivasi untuk mencapai harapan dan mimpi. Kita penuhi hari ini dan seterusnya dengan semangat dan usaha yang tanpa henti, karena setiap hari merupakan peluang baru untuk mengejar impian. Dan di tengah kesibukan kita sebagai manusia, jangan lupakan untuk selalu bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun