Mohon tunggu...
Prayogo Kusumaryoko
Prayogo Kusumaryoko Mohon Tunggu... Penulis - Semua tentang tulis-menulis, diklat guru, penerjemahan, bahasa asing, musik, dan IT,

moderat, rasional, objektif, mencerahkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Globalisasi dan Jaringan Internasional

25 April 2022   11:30 Diperbarui: 25 April 2022   11:35 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

C. Definisi Jaringan Internasional

Ada dua pengertian jaringan. Pertama, jaringan diartikan sebagai seperangkat hubungan, yang di dalamnya terjadi pertukaran, antara dua pihak atau lebih (Anderson et al., 1994; Axelsson & Johanson, 1992 dalam Sundermeier, 2013). Kedua, jaringan menggambarkan pelaku-pelaku usaha seperti pelanggan, penyuplai, pesaing, distributor, dan pemerintah (Axelsson & Johanson, 1992). Sepakat dengan Axelsson & Johanson (1992) dan Sundermeier (2013). 

Dalam tulisan ini jaringan lebih dimaknai sebagai hubungan pertukaran antara dua pihak atau lebih yang terkoneksi. Internasional menunjukkan lingkup yang lebih dari sekedar seluas negara. Jaringan internasional adalah konektivitas berbagai hal dan pihak secara lintas negara. Jaringan internasional  tidak melulu mengacu ke penggunaan teknologi internet sebagai alat transaksi dan komunikasi. Jaringan internasional juga bermakna kerjasama internasional.  

Dalam konteks hubungan antarnegara (nation relation), tiap negara dianggap sebagai satu titik atau pihak yang terkoneksi dengan titik atau pihak lainnya. Bentuk-bentuk konektivitas itu beragam. Jaringan internasional dapat berujud perdagangan, migrasi, aliansi, infrastruktur fisik, diplomasi, kesejahteraan, pariwisata, eksploitasi kolonial, perjanjian perdagangan bebas, investasi asing, atau pertukaran budaya (Nordlund, 2012).

Jaringan kerjasama internasional ini memungkinkan tiap negara terhubung dengan negara lainnya, menjalin kerjasama, dan mendapatkan berbagai akses ke negara lain, termasuk aspek keuntungan atau devisa negara. 

Dalam konteks bisnis, titik-titik konektivitas itu justeru lebih banyak lagi dan kompleks. Konektivitas itu bukan lagi antarnegara melainkan antarperusahaan atau antarpengusaha secara lintas negara meskipun regulasi yang berkaitan dengan bisnis internasional itu tetap diatur oleh negara masing-masing. 

Dengan memiliki jaringan internasional, perusahaan akan memperoleh kemudahan untuk memasarkan produk-produknya, sekaligus memperoleh bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan dengan biaya yang lebih efisien daripada perusahaan-perusahaan pesaing. Sebuah perusahaan tidak harus berada di wilayah atau negara tempat perusahaan itu memasarkan produknya. 

Perusahaan tersebut mungkin saja berada di negara lain dan hanya mengelola bisnisnya melalui internet tanpa harus membangun infrastruktur industri sendiri. Melalui jaringan internasional, berbagai riset pun dapat dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai peneliti di seluruh dunia dan dipublikasikan secara luas.

D. Hubungan Globalisasi dan Jaringan Internasional

Jaringan internasional berperan besar dalam mendorong terjadinya globalisasi. Informasi, kemajuan, dan inovasi disebarkan dari satu titik ke titik lainnya secara terkoneksi. Konektivitas inilah yang menyebabkan proses globalisasi dapat berjalan dengan cepat dan berpengaruh kuat. Tanpa adanya jaringan internasional, proses distribusi informasi dan barang dari satu titik ke titik lainnya menjadi terputus dan tidak ada kesinambungan. 

Globalisasi itu ibarat rumah besar dengan jaringan internasional sebagai salah satu struktur penyangga rumah tersebut. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang semakin canggih semakin mempercepat dan menguatkan dampak perubahan itu secara global. Pada awalnya memang jaringan internasional merupakan tiang penyangga globalisasi. Namun, pada tahap berikutnya globalisasi dan jaringan internasional saling menguatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun