5. Pembimbing dan Motivator
Guru transformatif selalu berusaha melibatkan diri dan berkomitmen dalam proses pengembangan pengetahuan dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan peserta didik, rekan kerja, guru di sekolah lain, dan orang lain. Ia juga berusaha memastikan munculnya sikap-sikap positif (softskill) dari pihak-pihak yang diajar, dibimbing, dan dilatihnya  yang dapat membantu dan menunjang keberhasilan mereka di masa depan. Guru berusaha mengidentifikasi kebutuhan peserta didik untuk persiapan atau mencari peluang baru dan menyelaraskannya dengan tujuan yang diharapkan. Guru berusaha menjelaskan pentingnya tujuan yang diharapkan tersebut bagi peserta didik, rekan kerja, guru sekolah lain, dan orang lain. Guru juga menjelaskan dampak pembelajaran dengan memberi contoh-contoh spesifik dan data yang relevan. Guru berusaha menghargai  setiap kemajuan dan kontribusi peserta didik, rekan kerja, guru sekolah lain, dan orang lain. Guru juga menawarkan dukungan kepada peserta didik, rekan kerja, guru sekolah lain, dan orang lain, dan berusaha mendapatkan komitmen mereka. Upaya-upaya guru dalam melakukan hal-hal di atas dirangkum dalam rencana pembelajaran yang spesifik, termasuk menetapkan akuntabilitas, jadwal waktu, langkah-langkah kemajuan yang jelas, dan tanggal tindak lanjut.
6. Pembelajar Sepanjang Hayat
Guru transformatif adalah pembelajar sepanjang hayat. Ia menyadari area kekuatan yang dapat dimanfaatkannya dan area kelemahan yang harus ia perbaiki. Oleh karena itu, ia secara proaktif berusaha untuk aktif mencari  dan menggunakan beragam informasi untuk menemukan area pengembangan dan perbaikan diri secara terus menerus. Selanjutnya, ia berusaha secara maksimal berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pengembangan dan perbaikan diri yang tepat, baik melalui kegiatan mandiri maupun kegiatan yang dilakukan pihak lain. Guru menggunakan informasi, pemahaman atau keterampilan baru hasil pengembangan dan perbaikan dirinya dalam mendukung tugas-tugasnya sebagai pengajar. Dalam melakukan pengembangan dan perbaikan diri serta penerapan hasilnya, kadang-kadang guru harus menghadapi risiko tertentu, tantangan, atau situasi yang tak lazim. Guru harus teguh dan tabah dalam menghadapi risiko, tantangan, atau situasi tersebut.
7. Pantang Menyerah Menghadapi Beragam Tantangan
Sejak awal selalu ditekankan bahwa guru tranformatif adalah guru yang teguh, berkeyakinan kuat, dan tabah. Sifat-sifat tersebut harus melekat pada diri guru transformatif. Tantangan tidak membuatnya menyerah. Situasi yang tak lazim tidak menjadikannya surut melangkah. Guru transformatif berusaha untuk terus berupaya, fokus, dan positif saat mencapai tujuan yang ingin dicapai, serta bangkit kembali saat menghadapi kegagalan mencapai tujuan. Guru tranformatif harus memiliki daya lenting tinggi. Kegagalan disikapinya dengan berupaya kembali, mengatur fokus, mengubah strategi atau pendekatan lain, atau bahkan meminta bantuan pihak yang tepat untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Ia berusaha membuat prioritats-prioritas yang dapat dicapai dan mengalihkan energi ke tujuan-tujuan yang dapat dicapai. Bagaimanapun kegagalan yang terjadi, penolakan yang dihadapi, atau kekecewaan yang muncul selalu disikapinya secara positif. Guru transformatif selalu berpikir positif dalam menghadapai semua bentuk situasi dan tantangan.
8. Berpikiran Matang, Beretika, dan Berintegritas
Secara psikologis, guru transformatif menunjukkan kematangan emosi dalam bekerja. Ia tidak segan membagi informasi tentang diri sendiri pada orang lain. Guru transformatif mau mengakui kekurangan diri. Ia juga secara terbuka berani menyatakan prinsip, nilai, motif dan niat yang teguh dalam bekerja. Ia berusaha untuk menjadi diri sendiri dan berani menghadapi tekanan. Guru transformatif berusaha menjaga keselarasan antara ucapan, keyakinan, dan perilaku dengan nilai-nilai moral, spiritual, nilai, etika profesi, dan kebijakan yang berlaku. Tindakan guru transformatif juga mencerminkan prinsip dan keyakinan religius yang ia percayai.
F. Kesimpulan
Peserta didik harus tumbuh dan berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Guru harus memiliki kompetensi sesuai zamannya agar dapat mengantarkan peserta didik tumbuh dan berkembang di masa sekarang dan menghadapi masa depan. Guru harus memahami tantangan RI 4.0 yang ditandai oleh 4 faktor, yakni: 1) meningkatnya volume data, daya komputasi, dan konektivitas, 2) munculnya analisis, kapabilitas, dan kecerdasan bisnis, 3) terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dan mesin, dan 4) perbaikan dalam instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan pencetakan 3D. Era ini juga ditandai dengan perubahan yang sangat cepat sehingga menimbulkan situasi disruptif.
Bidang pendidikan juga tidak luput dari pengaruh RI 4.0 hingga memunculkan istilah Pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 memuat 9 kecenderungan yang meliputi metode pembelajaran, karakteristik peserta didik, gaya belajar, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran langsung di lapangan, kemampuan bernalar, asesmen berdiferensiasi, kurikulum, dan kemandirian belajar. Guru harus mampu mengakomodasi kecenderungan-kecenderungan tersebut. Lebih dari itu, guru harus mampu menginisiasi perubahan-perubahan yang diperlukan untuk kemajuan belajar peserta didik. Guru transformatif adalah guru yang terbuka terhadap perubahan zaman dan menjadi inisiator kebaruan dan kemajuan bagi komunitasnya.Â