Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ruang Publik dan Ruang Seolah-olah Publik: Tantangan Pengetahuan

30 September 2015   11:43 Diperbarui: 1 Oktober 2015   14:45 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Have a vision

Bagian penting lainnya dari ruang publik adalah ide tentang merencanakan aktivitas atau kegiatan yang melibatkan semua orang, nyaman untuk semua, dan menjadi tempat utama yang selalu dicari orang.

4. Start with the Petunias: Lighter, Quicker, Cheaper

Kompleksitas dan keberagaman di dalam ruang publik dirasakan ketika kita sendiri tidak punya ekspektasi tentang kegiatan apa yang akan kita lakukan disana. Fitur-fitur fisik yang dibuat tidak harus permanen, bisa dibuat sistem konstruksi temporer sehingga setiap tiga bulan sekali fitur fisik (bangku taman, ornamen, patung kreas, warna trotoar) menampilkan desain baru.

5. Triangulate

Desain fitur fisik didesain berdekat-dekatan dengan fungsi kegiatan yang lain, misalnya taman baca anak-anak sebaiknya berdekatan dengan playground sehingga ada proses trianggulasi (kegiatan ganda yang saling berkaitan) di dalamnya. Contoh lain misalnya, di dekat bangku taman terdapat stand pembuat kopi dengan kursi dan meja terbuka tidak diberi sekat-sekat ruang.

Bagaimana Pemerintah Kota Menginisiasi Ruang Publik

Banyak cara bisa dilakukan pemerintah kota untuk mengembangkan ruang publik kota tanpa menghabiskan anggaran besar yang biasanya habis digunakan untuk membangun desain mahal. Fitur fisik di ruang publik tidak perlu kaku karena keberagaman kegiatan di dalamnya. Banyak contoh yang bisa kita lihat tentang ruang publik yang sudah di desain bagus ternyata tidak ramai dikunjungi orang, dan tidak menjadi ikon kota. Sebaliknya, kawasan publik yang minim fitur-fitur desain futuristik justru lebih dipilih orang-orang. Hakekatnya ruang publik berarti ada banyak tipe orang di sana. Kita tidak bisa mengatur fitur apa yang paling tepat untuk mengakomodasi kebutuhan semua orang, karena akan membatasi ruang gerak dan interaksi diantara pengunjungnya.

Pemerintah kota kita juga harus menjamin ketika membangun ruang publik, pemerintah benar-benar menjamin ruang tersebut sebagai ruang publik yakni bebas dari privatisasi iklan. Sadar atau tidak, jika diperhatikan terkadang di dalam ruang publik ada fitur-fitur bangunan yang disusupi iklan sponsor tertentu. Jika pun fasilitas publik bersponsor sah-sah saja sebagai solusi kerja sama antar elemen, unsur di suatu daerah menghubungkan bisnis dengan kepentingan masyarakat, hendaknya dipasang tidak terlalu mencolok apalagi sampai mengganggu kenyamanan orang-orang yang mencari ketenangan dari keriuhan kota. Karena sejatinya, ruang publik bisa terasa sangat personal bagi seseorang, atau menjadi tempat “pelarian” ketika orang menyingkir sejenak dari semua dinamika dan kesibukan kota yang terus tumbuh.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun